Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Cerbung Berbalas Fiksi

Surat Pembaca

Dea Anugrah oleh Dea Anugrah
5 November 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Baca cerita sebelumnya di sini.

Ketika membacanya untuk kali kedua, dia merasa kalimat pertama cerita itu semestinya ditulis “Tidak Ada Kejutan, buat Dea Anugrah”, bukan “Tidak ada kejutan buat Dea Anugrah.” Dia mengoceh dan mengoceh di kolom komentar dan mengakhirinya dengan sebuah pernyataan beracun: “Apa sih editor itu kalau bukan seseorang yang selalu membaca dengan cepat tapi keliru?” Komentar itu hanya tayang 15 menit. Dia mengetik ulang pendapatnya, plus sisipan-sisipan yang lebih mematikan, dan versi itu tayang 3 menit saja.

Kemudian ia mengirimi saya pesan lewat Facebook Messenger. “Mojok.co itu fasis, Bung,” katanya. “Kenapa sih kau dan Sabda masih mau menulis di sana?”

“Bodo amat,” jawab saya.

“Cerita itu sedih, sedih sekali,” katanya lagi. “Aku tahu itu balasan langsung untuk cerita pertamamu dalam seri Berbalas Fiksi, ‘Narator Tahu, tetapi Dia Menunggu,’ yang versi awalnya berjudul ‘Kucing dan Manusia’, dan hampir sama sedihnya. Dari perspektif tertentu, ‘Tidak Ada Kejutan’ bahkan lebih sedih,” katanya.

“Aku tidak kenal kau dan perbuatanmu ini menjengkelkan,” kata saya.

Kedua cerita itu, katanya, berbicara tentang ketakutan terbesarnya. “Dan itu wajar sebab aku pembacamu. Kita terhubung. Akulah pembaca yang selalu kau bayangkan. Pembaca deluxe, kan, istilahmu? Kita berjumpa dalam keadaan terbenam setinggi dada di rawa-rawa kesusastraan,” katanya.

Saya mengetik “Apa-apaan, Anjing?” tetapi menunda mengirimkannya.

“Maafkan kelancanganku, tapi biar kuingatkan, kalian sudah mengambil jalur yang berbahaya. Mungkin, sangat mungkin, tak ada jalan kembali. Hemingway, Rigaut, Celan… kau tahulah maksudku. Kalian tak menulis, kalian menjerit. Kalian butuh bantuan, seperti aku butuh bantuan, tapi memangnya siapa sih yang bisa membantu kita? Hehehe.”

Saya menghapus “Anjing” dan memutuskan untuk menunggu

“Coba beri tahu aku hal paling menyedihkan dalam hidupmu,” katanya, “Jangan takut. Aku bisa membantu. Tapi yang benar-benar terjadi, lho.”

Saya mengingat-ingat masa kecil saya.

Saya berpikir tentang hari-hari di Jogja ketika saya sering kelaparan dan ketakutan akan berakhir seperti gondrong-gondrong kapiran di Taman Budaya Yogyakarta atau Taman Ismail Marzuki.

Saya terkenang saat saya melihat seorang tunawisma ditabrak mobil di Mexico City. Botol yang dibawanya terpelanting jauh sekali. Saya memungut botol itu dan meletakkannya, tegak, di atas trotoar, tepat di samping mayatnya yang sudah ditutupi seseorang dengan sehelai koran.

Iklan

Saya merenung-renungkan kembali beberapa hal yang takkan saya katakan di sini.

“Yang PALING menyedihkan,” katanya.

“Cukup, Anjing,” kata saya.

Saya menutup peramban dan mematikan komputer, lalu berbaring. Mata saya terasa berat. Sebelum jatuh terlelap, saya berpikir tentang seekor gorila yang tadi pagi didapati gantung diri di Ragunan, dan seterusnya, dan seterusnya.

Ponsel saya berbunyi.

Saya memutuskan untuk mengabaikannya.

Saya tak habis pikir kenapa ada penulis-penulis yang berharap mendapatkan pembaca baru sebanyak-banyaknya.

Baca cerita berikutnya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 November 2018 oleh

Tags: Dea Anugraheditorpenulissabda armandiosurat pembaca
Dea Anugrah

Dea Anugrah

Artikel Terkait

Tak Berniat Jadi Penulis, Tapi Hidup Berubah Karena Menulis | Semenjana Eps. 16
Video

Tak Berniat Jadi Penulis, Tapi Hidup Berubah Karena Menulis | Semenjana Eps. 16

10 Juni 2025
Hairus Salim: Mengkritik Karya Pram dan Tiga Kata Kunci Mengenal Karya Pram
Video

Hairus Salim: Mengkritik Karya Pram dan Tiga Kata Kunci Mengenal Karya Pram

18 Maret 2025
Menjadi penulis jika ingin sejahtera maka jangan hanya fokus menulis MOJOK.CO
Ragam

Panduan untuk Calon Penulis agar Hidup Sejahtera, Karena Tak Cukup kalau Andalkan Royalti Saja

19 Januari 2025
Seperempat Abad Puthut EA Berkarya, Percaya Jadi Penulis Hidupnya Bisa Sejahtera
Video

Seperempat Abad Puthut EA Berkarya, Percaya Jadi Penulis Hidupnya Bisa Sejahtera

4 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.