MOJOK.CO – Buronan Mukesh Kumar sukses sembunyi dari endusan polisi India selama dua dekade. Salah satu kiat sukses persembunyiannya adalah jadi anggota kepolisian.
Inspektur Vijay—harus diakui—punya tempat khusus di hati penggemar film India di Indonesia. Terutama buat penonton Indonesia era program Gebyar Tahapan BCA. Sayangnya, stigma soal Inspektur Vijay selalu negatif. Salah satunya: suka telat kalau mau nangkap penjahat.
Setelah jagoannya mati-matian mengatasi penjahat, polisi India ini baru datang. Ealah, keburu kredit title pilemnya muncul, Pak.
Gara-gara penggambaran Inspektur Vijay (yang bertahun-tahun pangkatnya cuma inspektur) ini, stigma polisi India begitu buruk. Istilah “polisi India” bahkan dipakai kalau ada aparat yang nggak beres kerjaannya di negeri ini.
Masih ingat kan dengan istilah “Polisi India” dan “Polisi Taliban” di KPK akhir tahun kemarin?
Persoalannya, polisi di India jelas tidak bisa menggunakan istilah itu karena memang mereka sendiri adalah institusi yang buruk. Hal ini semakin ditegaskan dengan muncul kabar dari Vice Indonesia soal ditangkapnya Mukesh Kumar oleh aparat setempat.
Selidik punya selidik, Kumar ternyata merupakan buronan pelaku pembunuhan 23 tahun lalu di Uttar Pradesh. Selama itu pula, Kumar tak berhasil diendus polisi bukan dengan kabur ke negara lain, pindah ke hutan, bermukim di Puncak Himalaya, atau melakukan operasi plastik, namun kiat sukses Kumar bisa sukses sembunyi ada dua.
Pertama, mengganti alamat rumahnya. Yang membuatnya lolos selama 4 tahun.
Kedua, mendaftar jadi anggota kepolisian.
(((MENDAFTAR JADI ANGGOTA KEPOLISIAN)))
Mukegile.
Hebatnya, tak cuma asal mendaftar, Kumar ternyata masuk seleksi dan diangkat jadi polisi India betulan. Dan dengan totalitas tanpa batas, Kumar ternyata sukses berkarier jadi polisi beneran sejak tahun 2001.
Artinya Kumar sebagai buronan pembunuhan ini telah sukses jadi polisi selama 19 tahun!
Ebuset.
Sekaligus—tentu saja—berhasil menutupi kejahatannya di masa lalu dari polisi India.
Uniknya, di tengah-tengah aktivitas menyamar tersebut, Kumar betul-betul mengerjakan tugas-tugas polisi. Bahkan Kumar yang merupakan anggota Kepolisian Uttarakhand merupakan polisi yang kerap menangkap perusuh dan penjahat besar di daerah tersebut.
Ibarat pepatah, setelat-telatnya polisi India beraksi akhirnya datang juga sebelum kredit titel pilem, aksi Kumar pada 1997 silam akhirnya terbongkar juga.
Masa lalunya yang buruk ketahuan setelah polisi tak mengira buronan yang mereka kejar adalah anggota mereka sendiri. Orang yang polisi India cari selama 23 tahun itu, ternyata 19 tahun terakhir berada tepat di bawah hidung mereka.
Wajar kemudian kalau Kumar pun tak cuma dijatuhi pasal-pasal kejahatannya di masa lalu, melainkan juga pasal penipuan dan kecurangan dalam pendaftaran kepolisian. Yah, bisa dimaklumi sih kalau aparat setempat geregetannya udah sampai level makrifat.
Mengenai polisi gadungan seperti Kumar yang akhirnya bisa tertangkap, ada baiknya pelaku kejahatan kayak Kumar gini belajar dulu sama penjahat-penjahat di Indonesia.
Soalnya di sini tukang tilep duit, copet, tukang peras, dan gali terminal banyak yang sukses nggak ketahuan karena nggak nyamar jadi polisi, melainkan nyamar jadi politisi.
BACA JUGA Cara Densus 88 Menyamar Vs Cara Teroris Menyamar atau tulisan rubrik POJOKAN lainnya.