Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Komen Versus

Apakah Fiksi Adalah Sastra dan Sastra Adalah Fiksi?

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
19 April 2018
A A
Fiksi-dan-Sastra-MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Bicara soal fiksi berarti tak jauh-jauh juga dari bicara soal sastra. Tapi sebenarnya, apa hubungan antara sastra dan fiksi? Apakah sastra adalah bagian mutlak dari fiksi? Atau sebaliknya?

Setelah ramai kata fiksi berlalu-lalang di banyak media, tingkat kepo masyarakat soal fiksi seolah meningkat. Hal ini diperkuat dengan berita dari Prabowo Subianto yang—mengutip novel Ghost Fleet—menyebutkan bahwa Indonesia akan bubar pada tahun 2030 serta pernyataan Rocky Gerung, pengamat politik yang dikabarkan sebagai (mantan) dosen Filsafat UI, yang menyebutkan bahwa kitab suci adalah fiksi.

Kemunculan berita ini cukup menyentuh hati kami, Mojok Institute cabang Language Center (uopppooo iki!), untuk turut menganalisis makna sesungguhnya dari kata fiksi. Tertarik? Baik, ayo dimulai. Anda sudah siap? Zidan siap? Pak Haji siap?

*tekan Enter*

Kata fiksi berasal dari bahasa Latin, yaitu fictio, yang berarti “membangun” atau “membuat”. Selanjutnya, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memuat arti fiksi dalam 3 definisi, yaitu:

  1. cerita rekaan (roman, novel, dan sebagainya),
  2. rekaan; khayalan; tidak berdasarkan kenyataan,
  3. pernyataan yang hanya berdasarkan khayalan atau pikiran

Singkatnya, fiksi sering diingat atas sifatnya yang menghibur sekaligus bertentangan dengan cerita nyata. Dengan demikian, setelah kita mengetahui bahwa fiksi adalah hal yang ditulis berdasarkan khayalan saja, tentu ia tidak bisa disamakan dengan curhatan teman yang baru putus, lalu nangis-nangis, kan?

Gagasan ini diperkuat pula dengan pernyataan Welleck dan Warren, penulis Theory of Literature, yang menyebutkan bahwa peristiwa dalam karya fiksi adalah ilusi dari kenyataan. Artinya, karya fiksi bukanlah apa yang sebenarnya terjadi sehari-hari.

Sampai di sini paham, ya? Ya? Ya?

Bicara soal fiksi berarti tak jauh-jauh juga dari bicara soal sastra. Jangankan ngomongin sastra dari definisinya, wong kalau ada orang kuliah di Jurusan Sastra aja kita biasanya merasa ia bisa menulis fiksi. Iya atau nggak?

Kata sastra sendiri disebut-sebut berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu shastra, yang maknanya adalah “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”. Tapi sebenarnya, apa hubungan antara sastra dan fiksi? Apakah sastra adalah bagian mutlak dari fiksi? Pada batas apa sastra bersifat fiksi alias fiktif, atau (mungkin saja) tidak fiktif?

Berdasarkan hasil riset Mojok Institute sambil mengingat-ingat pelajaran Bahasa Indonesia sekian tahun yang lalu, karya sastra memang dibagi menjadi dua, yaitu karya sastra fiksi dan karya sastra nonfiksi. Jadi, kalau diibaratkan, sastra adalah seorang suami yang berpoligami dengan dua istri, bernama Mbak Fiksi dan Mbak Nonfiksi. Kenapa harus poligami banget contohnya? Ya nggak papa, ini soalnya saya nulis sambil baca berita orang poligami, jadi sekalian aja :(((

Karena dari atas sampai paragraf ini tulisan kita sudah agak-agak serius, kita lanjutin aja dengan nuansa yang sama sembari mendata contoh-contoh karya sastra berdasarkan gambaran hubungan antara sastra dan fiksi:

Karya Sastra Fiksi

  1. Puisi
  2. Prosa
  3. Drama

Karya Sastra Nonfiksi

Iklan
  1. Biografi
  2. Otobiografi
  3. Esai
  4. Resensi

Gimana, gimana? Udah ngangguk-ngangguk?

Tapi ngomong-ngomong, kenapa puisi, prosa, biografi, esai, dan lain-lainnya itu masuk ke dalam daftar tulisan sastra? Apa kriteria dari sastra itu sendiri?

Untuk menjawab pertanyaan ini, bisalah kita sekali lagi mendefinisikan sastra (yang memayungi tulisan fiksi maupun nonfiksi) menurut KBBI, yaitu:

  1. bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari),
  2. kesusastraan,
  3. kitab suci Hindu; kitab ilmu pengetahuan,
  4. pustaka; primbon (berisi ramalan, hitungan, dan sebagainya),
  5. tulisan; huruf

Well, dari salah satu definisi di atas, Anda mungkin terkesiap melihat makna nomor 3: kitab suci Hindu. Wow! Bisa-bisa, Anda teringat pada pernyataan Rocky Gerung yang disinggung pada paragraf pertama tulisan ini~

Jangan-jangan, yang benar ialah “kitab suci adalah sastra”, alih-alih “kitab suci adalah fiksi”??? Hmm???

Tapi yaaa, sudahlah, ya. Mengutip Ivan Lanin, setiap kata itu sifat aslinya netral, Teman-Teman. Tafsir manusialah yang membuatnya memihak.

Aseeeek~

Terakhir diperbarui pada 2 Mei 2018 oleh

Tags: fiktifGhost Fleetindonesia bubar 2030kitab suci adalah fiksiPrabowo Subiantorocky gerungSastra
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
JILF 2025 Mojok.co
Kilas

JILF 2025 Angkat Isu Sastra dan Kemanusiaan

15 November 2025
kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Prabowo-Gibran.MOJOK.CO
Aktual

7 Alasan Mengapa Satu Tahun Masa Kepemimpinan Prabowo-Gibran Layak Diberi Nilai 3/10

20 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.