Tanya.
Dear, Mas Agus.
Perkenalkan, nama saya Riska. Saya salah satu pembaca Mojok sejak jaman tulisannya Almarhum Cak Rusdi. Saya sudah berkali-kali punya keinginan untuk mengirim curhatan saya, namun baru kali ini kesampaian.
Jadi begini, Gus. Saya ini punya gebetan, namanya Gilang. Kami bertemu di sebuah acara bedah buku yang diselenggarakan oleh sebuah komunitas baca di kota saya.
Sejak pertemuan tersebut, kami jadi intens berhubungan. Semakin lama semakin saya sadar bahwa saya tertarik pada Gilang. Hubungan kami makin lama makin dekat. Kami sudah sering jalan bareng, nonton bareng, bikin project bareng, dan sebagainya.
Kebersamaan tersebut benar-benar membikin saya bahagia. Saya benar-benar nyaman bersama Gilang.
Nah, yang jadi permasalahan adalah, sampai sekarang, Gilang belum juga mengungkapkan perasaannya pada saya. Dia belum juga menembak saya. Padahal saya hakul yakin, kami sudah saling suka.
Memang sih saya sudah nyaman sama dia tanpa harus perlu ditembak. Namun saya merasa hubungan kami ini butuh semacam validasi pengikat sebagai penegas.
Nah, menurutmu, apa yang harus saya lakukan ya, Gus, agar Gilang bisa peka dan segera mengungkapkan perasaannya pada saya. Apakah saya perlu memancingnya?
Begitu, Gus. Mohon sarannya, ya.
~Riska Andriana
Jawab.
Dear Riska.
Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih karena sudah bersedia menjadi pembaca Mojok sejak lama. Karena keberadaan orang-orang sepeti Andalah saya dan kawan-kawan saya di Mojok bisa gajian.
Saya turut berbahagia dengan hubungan menyenangkan antar Anda dan Gilang. Sungguh, bisa menjalani hari-hari menyenangkan bersama seseorang yang dicintai adalah sebuah kemewahan tersendiri yang tidak semua orang bisa merasakannya.
Riska yang sedang berbahagia, saya ingin sekali menjawab pertanyaan Anda dengan mengajukan pertanyaan lain kepada Anda. Sejak kapan ada aturan bahwa dalam sebuah hubungan percintaan harus lelaki yang menembak perempuan?
Tidak ada aturannya, bukan? Kalau dalam pernikahan memang lelaki yang melamar, namun kalau dalam pacaran, tidak ada aturannya.
Nah, dalam hubungan Anda dengan Gilang, kalau Anda merasa yakin bahwa kalian sudah saling suka, kenapa Anda masih harus menunggu Gilang untuk menembak Anda? Bukankah itu bisa Anda lakukan sendiri?
Dalam pacaran, tidak perlu lelaki yang menembak perempuaan. Bisa kok sebaliknya. Saya punya banyak kawan yang pacaran karena proses penembakan dari pihak perempuan, bukan sebaliknya. Dan saya pikir, di jaman sekarang, itu sudah menjadi sebuah kewajaran belaka.
Barangkali Gilang belum menembak Anda karena ia takut nanti ditolak, padahal ia juga sama seperti Anda, sudah sama-sama yakin saling mencintai.
Saran saya, ketimbang Anda gelisah menunggu kapn Gilang menembak, lebih baik Anda menembak Gilang duluan. Toh itu juga sama saja. Dan lagi, itu juga bisa meringankan beban Gilang yang mungkin sekarang sedang sangat ingin menembak tapi masih takut ditolak.
Nggak usah dan nggak perlu mancing-mancing Gilang. Ia bukan ikan.
Langsung tembak saja, nggak usah nunggu. Biar sama-sama lega.
Kalau nanti ternyata ditolak gimana? Ya nggak papa. Memang itu risikonya. Dan itu jelas bukan urusan saya.
Selamat mencoba ya, Riska.
~Agus Mulyadi