Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Setelah Il Grande Partita Milan-Roma

Kardono Setyorakhmadi oleh Kardono Setyorakhmadi
11 Mei 2015
A A
Setelah Il Grande Partita Milan-Roma

Setelah Il Grande Partita Milan-Roma

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

AC Milan menang 2-1 atas AS Roma, tapi wajah allenatore Filippo “Pippo” Inzaghi terlihat datar dan biasa-biasa saja. Ini agak mengherankan, sebab kemenangan tersebut penting artinya bagi Milan yang sedang merangkak naik dari papan tengah Serie A.

Seorang wartawan yang penasaran mewawancarai Pippo, berikut kutipannya.

Kok kelihatan biasa-biasa saja, Mas Pippo?

Emang harus loncat-loncat terus bilang wow, gitu?

Ya, ya, saya tahu ini guyonan jadul, tapi apa hebatnya menang lawan Roma? Tak ada yang perlu dirayakan. Yang benar ya seperti ini. Biasa saja.

Mengalahkan Roma itu biasa, tapi kalah dari Roma itu malu. Ya, memang ada seorang pria yang cukup serigala di sana, yakni Francesco Totti. Tapi selebihnya, mereka lebih tepat disebut Ganteng-Ganteng Serigala. Kelihatan ganas, tapi spiritnya melempem kayak generasi muda ngehek zaman sekarang.

Bukankah Roma disebut-sebut sebagai satu-satunya musuh alami Juve tiga musim terakhir?

Terus, apalagi? Serigala paling ganas Italia?

Saya beritahu satu hal. Di Indonesia sana, bahkan ada penggemarnya yang bilang klub itu merupakan purwarupa terbaik bentuk komunis yang diinginkan Karl Marx. Boleh jadi mereka benar, tapi di lapangan hijau, tempat pria-pria bertanding dan kadang mati di lapangan, purwarupa terbaik kesebelasan itu adalah kami. AC Milan. Bukan Muenchen, Madrid, MU, atau Barca. Apalagi Roma. Apalagi Inter. Bahkan konon, kami adalah satu-satunya jalan yang benar dari 73 aliran seperti yang diucapkan Muhammad saat haji terakhirnya.

Wuih, piye kuwi?

Kalian lihat, kami punya kekuatan yang tak bisa dibayangkan. Ada sekelompok pria tangguh, ada sebongkah jiwa yang kuat, ada sebuah ikatan persaudaraan khas Italia, dan sebuah lifestyle hebat. Semuanya bergabung menjadi satu entitas. AC Milan.

Dan perlu dicatat, jumlah trofi Liga Champions seorang Paolo Maldini MASIH LEBIH BANYAK dari Barcelona, MU, Munchen, Ajax, APALAGI Inter. Dan hebatnya, Maldini meraih semua trofi tersebut bersama 1 klub saja: AC.MILAN. Statistik bicara, Bro.

Klub hebat terlihat dari siapa penggemarnya. Lihat Eddward S Kennedy, Abhisam DM, Kardono Setyorakhmadi. Mereka selalu punya karakter yang kuat. Filosofi kami sejalan dengan para manusia yang berani. Jika mereka suka sepak bola, pria dengan karakter seperti ini pasti Milanisti.

Lalu mengapa sekarang terpuruk di papan tengah?

Iklan

Pertanyaan bagus, Boy.

Kami terpuruk karena kami menginginkannya. Kalau kalian mau melihat sejarah, sudah berapa kali kami terpuruk. Beberapa kali, bahkan dua kali kami diturunkan ke Serie B. Tapi, itu memang karena kami menginginkannya.

Bayangkan, jika ada sebuah kesebelasan yang begitu dominan dan selalu nyaris menang. Itu bukan hal yang baik. Psikolog kami berkata, bahwa dominasi terus-menerus itu tidak baik bagi kejiwaan kami. Kami akan menjadi sombong, dan tak tahu kelemahan diri. Itulah bahayanya sering menang.

Seperti hidup, kami memang perlu berada di bawah. Sehingga kami tahu psikologi orang kalah. Kami di sini untuk mendidik pemain kami menjadi seorang pria yang lebih baik. Bukan mengejar trofi saja.

Sepertinya itu alasan untuk membenarkan diri ketika terpuruk?

Silakan jika berpendapat seperti itu.

Tapi kami sengaja menerpurukkan diri agar klub lain juga berkembang. Seperti Liga Inggris, yang jadi liga dengan five horse race. Lihat, Chelsea juara setelah melalui banyak pertarungan sengit dan menarik. (tentu saja ini pesan untuk Pimred Mojok agar tulisan ini dimuat). Bukan seperti Bundesliga yang hanya Bayern Muenchen saja. Sangat membosankan.

Selain bagus untuk psikologi kami, juga bagus untuk bisnis Serie A. Seorang fans bola Indonesia, Puthut EA, bilang bahwa ini liga para Don. Saya setuju dengannya meski sayangnya dia ngefans Roma. Kami terbiasa berpikir dari perspektif yang lebih luas. Kami siap untuk terpuruk demi kepentingan yang lebih besar. Itu saja.

Ada pesan untuk pembaca Mojok, terutama yang  gila bola?

Rajin-rajinlah ibadah dan membantu orang tua. Setelah itu, nanti kalian pasti akan paham bahwa AC Milan sebenarnya adalah sebuah puisi hidup para pria keren yang rajin sembahyang dan berbakti kepada orang tua.

Terakhir diperbarui pada 11 Agustus 2021 oleh

Tags: AC MilanAS RomaFilippo InzaghiFracesco Totti
Kardono Setyorakhmadi

Kardono Setyorakhmadi

Jurnalis spesialis aksi terorisme. Tinggal di Surabaya.

Artikel Terkait

Silvio Berlusconi Abadi Bersama Angka 3 di Universe AC Milan MOJOK.CO
Esai

Silvio Berlusconi Abadi Bersama Angka 3 di Universe AC Milan

13 Juni 2023
AC Milan Menatap Scudetto ke-19
Video

Kebangkitan AC Milan: Kandidat Juara Serie A dan Pengaruh Paulo Maldini

24 Maret 2022
AS Roma, Felix Afena-Gyan, dan Jose Mourinho Memeluk Masa Depan MOJOK.CO
Balbalan

AS Roma, Felix Afena-Gyan, dan Jose Mourinho Memeluk Masa Depan

22 November 2021
Arsenal: Huruf Kapital Emile Smith Rowe MOJOK.CO
Balbalan

Arsenal: Huruf Kapital Emile Smith Rowe

14 November 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.