MOJOK.CO – Atas segala kebaikan dan kemegahan N’Golo Kante, bagi Chelsea dan umat manusia, semuanya bisa dirangkum dalam satu kata: monumental!
Prancis vs Kroasia. Final Piala Dunia. Pemain Prancis berebut swafoto dengan piala ikonik itu. Namun ada satu pemain yang dengan begitu sabar menunggu gilirannya. Dia tidak mau menyela. Dia tidak mau ikut berebut. Dia terlihat bersahaja di bawah guyuran hujan Rusia yang dingin itu.
Mungkin ada pemain Prancis yang menyadari bahwa dia belum mendapat giliran untuk mengabadikan momen surgawi bagi semua pesepak bola. Ketika piala berbalut emas itu mampir di tangannya, dia berlutut. Dia meletakkan piala itu di atas lutut, tersenyum lebar, dan menunjukkan gesture ibu jari. Dalam balutan momen yang begitu bersahaja, dia begitu bahagia.
Publik Prancis mengelu-elukan Kylian Mbappe, memuja Antoine Griezmann. Namun, dia tak membutuhkan siraman pujian. N’Golo Kante tak membutuhkan segala atensi itu karena dia dengan mudah dicintai. Dia hanya membutuhkan cinta dan Chelsea beruntung bisa memberi cinta itu.
Chelsea yang beruntung bisa memberi cinta untuk N’Golo Kante. Pesepak bola dengan senyum yang indah itu. Mungkin hanya Marcos Cafu, bek kanan legendaris timnas Brasil, yang bisa menandingi senyuman pemain yang sudah memenangi semua piala itu.
… dan bagi saya, N’Golo Kante adalah sosok monumental. Sosok yang “agung” bagi Chelsea, maupun bagi semua umat manusia. Dia perwujudan insan terbaik, baik di dalam maupun di luar lapangan. Tak ada manusia yang sempurna, tapi Kante mendekati batasan itu.
Banyak orang yang memuja sosok kharismatik seperti Zlatan Ibrahimovic atau Cristiano Ronaldo. Sosok pemain yang mentas dengan ke-aku-an begitu tinggi. Terkadang, mereka terlihat angkuh dan serasa dunia sudah menjadi milik sendiri. Tidak ada yang salah dengan itu semua. Namun, sifat-sifat itu membuat keduanya agak sulit untuk langsung dicintai.
Sangat kontras dengan N’Golo Kante. Gambaran kiasan “membumi” mungkin dulu diciptakan khusus untuk Kante, gelandang terbaik Chelsea itu. Sebagai manusia, dia adalah sosok yang begitu berbudi, tutur katanya halus, mendahulukan orang lain, dan takut akan Tuhan.
Oleh sebab itu, Kante seperti menunjukkan satu hal penting buat kita semua: kamu bisa menjadi yang terbaik dengan tidak meninggalkan sifat-sifat positif umat manusia. Kamu tetap bisa sukses dengan kerendahan hati. Kamu bisa menjadi yang terbaik dengan tidak meninggalkan pelajaran akan budi dan kasih sayang. Sifat-sifat terbaik manusia yang begitu kontras dengan performanya di atas lapangan.
Selama membela Stade Caen di Ligue 1 musim 2014/2015, N’Golo Kante tercatat sebagai salah satu gelandang dengan catatan tekel sukses terbanyak di seluruh liga top Eropa. Catatan statistik yang membawanya ke Inggris, lalu sukses menaklukan dunia.
Sosoknya yang mungil, 169 sentimeter, tidak menimbulkan rasa takut kepada pemain lawan. Sebagai salah satu ball recover terbaik di Liga Inggris, Kante tidak seseram Roy Keane atau Patrick Vieira. Dia begitu kalem, tapi sangat akurat ketika menjalankan tugasnya.
Selama berkarier untuk Chelsea, Kante mengalami sedikit perubahan dalam corak permainannya. Ketika berseragam Leicester, tugasnya hanya merebut bola secepat mungkin. Sebagai pesepak bola, dia semakin komplet ketika sukses menambahkan unsur ball carrier ke dalam permainannya.
Proses belajar ini sempat menyebabkan turbulensi di dalam karier Kante. Dia pernah melewati periode buruk dalam proses belajar. Namun, dia tidak kehilangan determinasi demi nama tim.
Kita sering terlalu mudah mengeluh ketika mengerjakan sesuatu yang baru, mungkin hal-hal yang lebih rumit, sesuai perkembangan zaman. Sesuatu yang mungkin membuatmu merasa gagal. Sebuah situasi yang bakal dengan mudah membikin kamu jatuh dan enggan untuk belajar lagi padahal ini semua demi kebaikan tim.
N’Golo Kante seperti tidak mengenal sebuah kata yang kita kenal sebagai “kegagalan”. Dia belajar dengan cepat, rela menderita dan kehilangan konsistensi. Namun, prosesnya belajar menjadi penegasan bahwa pada akhirnya, perjuangan yang tulus akan selalu berbuah manis.
Sejak 2016 hingga 2021, N’Golo Kante tidak pernah berhenti mengangkat piala. Mulai dari piala Liga Inggris dua kali bersama Leicester dan Chelsea, Liga Europa, hingga Piala Dunia. Senyum manis Kante tak pernah berhenti terkembang setiap tahun.
Catatan ikonik lainnya yang dia catatkan adalah gelar man of the match di dua laga semifinal Liga Champions melawan Real Madrid. Disusul gelar yang sama di laga final melawan Manchester City.
Saya rasa, tidak ada yang akan membantah jika beberapa bulan lagi N’Golo Kante merebut gelar Ballon d”or. Sebagai pemain, dia begitu sempurna. Sebagai insan, dia adalah sosok manusia terbaik.
Atas segala kebaikan dan kemegahan dalam diri N’Golo Kante, bagi Chelsea dan segala umat manusia, semuanya bisa dirangkum dalam satu kata saja:
N’Golo Kante adalah pemain monumental!
BACA JUGA Duka Leicester City: Perginya “Si Mary Poppins” Bernama Vichai Srivaddhanaprabha dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.