Portugal, Gosok Voucher Penalti Ronaldo, dan Momen Kebangkitan Jerman
MOJOK.CO – Euro 2020 Grup F | Portugal vs Jerman | Mental Portugal mulai kokoh setelah diuji Hungaria. Kini, apakah voucher penalti Ronaldo masih akan berlaku?
Theresia Deviana: “Mental Portugal mulai kokoh.”
Setelah juara Piala Dunia 2014, Jerman seolah mencintai gelar tersebut seperti dalam puisi almarhum Eyang Sapardi Djoko Damono, “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.”
Jerman mencintai gelar juara dunia 2014 itu dengan sederhana, yang secara tidak sadar menimbun beban dalam diri mereka sendiri. Skuat mengerikan yang pernah ditakuti itu tak lagi bermain setangguh dulu. Kakinya terikat kenangan lampau yang memberatkan untuk melaju. Seperti kayu kepada api, Jerman di akhir kepemimpinan Joachim Low ditakutkan lebur menjadi abu.
Kekalahan dari Perancis dengan skor 1-0 menunjukkan bahwa Jerman kesulitan. Padahal skuat mereka bisa dibilang tidak buruk. Gabungan sisa-sisa tentara senior yang pernah berjaya dan semangat taruna muda yang mumpuni.
Sementara Portugal dengan bekal kemenangan melawan Hungaria. Butuh waktu 83 menit untuk menunjukkan diri setelah hanya mondar-mandir beradu serang dengan Hungaria di Puskas Arena yang dipenuhi penonton itu. Sebuah pemandangan langka di masa pandemi ini.
Melihat perjalanan Portugal menjadi juara dan bagaimana proses kemenangan melawan Hungaria, rasanya mereka memang berpegang teguh dengan pepatah Lisbon “alon-alon asal kelakon“.
Bukan dengan penampilan spektakuler meyakinkan dari awal, Portugal meraih juara dengan banyak hasil seri dan penalti yang dramatis, meraih kemenangan kemarin dengan ledakan gol yang baru muncul di akhir pertandingan.
Meski Jerman pasti akan bermain lebih ngotot untuk menjaga keberlangsungan hidupnya di Euro 2020 ini, Portugal tidak semudah itu dikalahkan. Hanya dengan Ronaldo saja, yang selalu menjaga asupan makanan dan minuman, bahkan mampu menggoyang saham sebuah perusahaan minuman hanya dengan sedikit gesture tangannya. Ya, bayangkan apa yang bisa dilakukan tim Portugal secara serentak untuk menghadang dan menghalau serdadu Jerman dari kemenangan.
Permainan Portugal melawan Hungaria memang belum sempurna. Namun, pada penggalan puisi Eyang Sapardi selanjutnya, “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.”
Portugal ingin mencintai gelar juaranya dengan sempurna, menyampaikan isyarat awan agar menjadikannya hujan yang berguna. Bekal pengalaman, ketenangan mental dan kekuatan komposisi tim yang seirama. Sampai akhirnya gelar kedua beruntun Portugal yang bukan tiada.
Apet: “Portugal itu tercipta dari voucher penalti dan Penaldo.”
Laga pertama Jerman berakhir dengan kekalahan berkat gol sedekah Mats Hummels kepada pasukan ayam kampung milik Napoleon. Sedangkan, Portugal yang akan menjadi lawan kedua Jerman di Grup F berhasil menang meyakinkan dengan skor telak 3-0 berkat brace Ronaldo dan gol deflektif dari sepakan Guerreiro.
Tapi nih ya, walau berhasil menang dengan telak. Portugal baru bisa cetak gol di menit 84, itu juga karena deflektif. Sudah deflektif, yang cetak gol bek pula. Ini strikernya lagi main karambol apa gimana? Tersesat kok selama 84 menit. Selain itu, gol kedua Portugal dicetak the one and only pemilik voucher penalti abadi, Cristiano Penaldo, eh, Ronaldo.
Hungaria harus ketiban pulung sebagai negara pertama penerima bantuan voucher penalti langsung tunai milik Penaldo di gelaran Euro 2020. Padahal Hungaria cuma kesebelasan yang bisa diibaratkan seperti kemangi dalam hidangan pecel lele yang kehadirannya kalau ada syukur, enggak juga nggak papa. Begitu saja Portugal saja sudah empot-empotan untuk menang, ditambah harus gosok voucher lagi. Gimana kalau harus lawan Jerman?
Ya, walaupun Jerman kalah, tapi lawan yang harus dihadapi juga Prancis. Agak sedikit keren, tapi kalau Jerman disuruh lawan Portugal dan Werner bisa main, sudah jadi nilai absolute. Absolute win buat Jerman.
Tuah Werner sebagai penerus Karl Heinz Schneider dalam serial kartun Captain Tsubasa akan jadi kunci. Tendangan api ala Werner yang akan meluluhlantahkan kiper gaek Portugal. Saking panasnya, bahkan untuk nendang yang pas saja Werner malah bisa sambil show off ngelawak di depan gawang.
Dengan semua serba-serbi tadi, harusnya menang melawan Portugal itu sepele sih, lawong strikernya yang bisa cetak gol cuma Ronaldo. Pun, kran golnya harus dibuka pakai penalti pula. Dalam edisi sebelumnya juga Portugal menang karena Ronaldo cuma modal keprok-keprok doang dari pinggir lapangan. Asalkan voucher nggak digosok, Portugal itu cuma sekumpulan mas-mas biasa yang sangat sepele untuk dibegal.
BACA JUGA Prancis Menguji Kepantasan Menduplikasi Langkah Skuat Legendaris 1998 dan 2000 dan ulasan Euro 2020 lainnya.