Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Liverpool Mengejar 15, ketika Manchester City Menjadi Semacam Toko Serba-ada

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
17 Februari 2020
A A
liverpool manchester city liga inggris MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Jika Liverpool mau memborong “barang berkualitas” dari toserba bernama Manchester City, sudah pasti mereka semakin kuat. Dominasi sudah di depan mata.

Salah satu halangan yang mengganggu konsentrasi sebuah klub ketika berkompetisi adalah masalah non-teknis. Saking besar skalanya, masalah non-teknis bisa membuat sebuah tim tercecer dari pacuan juara. Masalah non-teknis juga yang membuat perbedaan kualitas sebuah tim semakin kontras.

Untuk Liga Inggris, sebagai pembanding, tentu kita akan melihat performa Liverpool sejauh ini. Setelah melewati 26 laga, Liverpool mencatatkan 25 kemenangan, satu hasil imbang, dan nol kekalahan. Kalau menghitung di atas kertas saja, The Reds cuma butuh 15 poin untuk menyegel gelar juara Liga Inggris.

Mempertimbangkan performa mereka di atas lapangan dan kondisi skuat di balik layar, target 15 poin bisa digapai dengan mudah. Itu kalau hitung-hitungan di atas kertas saja. Kita tahu, yang pasti di sepak bola adalah ketidakpastian itu sendiri. Liverpool masih akan juara, tetapi mereka mungkin tidak bisa mencapai rekor tidak terkalahkan Arsenal. Siapa yang tahu, bukan?

Melihat Liverpool begitu nyaman, melihat 22 poin selisih antara peringkat satu dan dua, aman untuk dikatakan kalau Liga Inggris sedikit kehilangan gregetnya. Seperti Serie A selama beberapa tahun terakhir, melihat satu tim begitu dominan tentu tidak begitu menyenangkan. Meskipun dari perspektif mereka yang dominan, keadaan ini begitu membahagiakan.

Kita juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Liverpool atas dominasi mereka. Saya menyebut mereka sebagai “tim yang bersih”. Bukan soal di atas lapangan, tetapi ketika menilai kinerja manajemen, hubungan antar-manusia yang bertemu sehari-hari, dan hubungan antara klub dan suporter itu sendiri. Mereka, untuk saat ini, sudah selesai dengan masalah non-teknis.

Toserba bernama Manchester City

Akhir minggu yang lalu kita dikejutkan–sebuah kabar yang menyenangkan–bahwa Manchester City kena hukuman tidak boleh berkompetisi di Liga Champions. Bukan sekali, tetapi dua kali. Intinya, mereka terbukti melanggar Financial Fair Play (FFP) sejak 2011. Saat ini, Manchester City juga sedang menunggu kabar pahit satu lagi: mereka terancam kena hukuman pengurangan poin di Liga Inggris.

Sudah tertinggal 22 poin, masalah FFP datang. Masalah ini seperti datang di saat yang tidak tepat. Namun, bagi kamu yang curang, tidak ada saat yang tepat untuk kena hukuman selain sekarang juga. Manchester City masih akan melakukan banding. Namun, kita tahu, secara psikologis, ada torehan di benak pemain dan para SDM yang ada di klub itu.

Seorang jurnalis bernama Bolarinwa Olajide menyampaikan sebuah kabar yang pahit untuk Manchester City, menyenangkan untuk para rival, termasuk Liverpool. Bolarinwa menyampaikan ulang informasi dari John Mehrzad, seorang pengacara spesialis dunia olahraga. John bilang, para pemain Manchester City bisa hengkang secara gratis karena klub sudah melanggar kontrak para pemain dengan melakukan kecurangan keuangan.

Gayung bersambut, beberapa saat setelah itu, Bernardo Silva mengungkapkan keinginannya untuk mudik ke Benfica. Apapun alasan yang dikemukakan Bernardo Silva, orang pasti akan manggut-manggut curiga. Orang-orang pasti punya kesimpulan sendiri kalau Bernardo ingin hengkang karena masalah Manchester City.

Saya juga meyakini, di dalam benak pemain, pikiran untuk pindah pasti ada.Tertarik gabung Liverpool? WQWQWQ….

Oleh sebab itu, Manchester City seakan-akan menjadi sebuah etalase toko serba ada atau toserba. Klub akan melirik ke etalase toserba bernama Manchester City. Melihat dan memilih “siapa” yang kayaknya cocok untuk dibeli.

Namun, beberapa klub hanya akan window shopping saja. Semacam cuci mata di toko online cuma bisa add to cart tapi nggak mampu check out. Meski bisa dibeli secara gratis, gaji para pemain Manchester City tidak bisa digapai oleh sembarangan klub. Tapi bukan itu yang ingin saya tekankan saat ini.

Saya ingin berandai-andai. Jika Court of Arbitration for Sport (CAS) mengukuhkan hukuman Manchester City, apa yang akan terjadi bagi toserba ini dalam dua atau tiga tahun ke depan? Bisa jadi, para pemain elite mereka akan hijrah ke Liverpool.

Iklan

Juara tahun ini membuat Liverpool punya dua keuntungan. Pertama, mereka punya daya tawar yang tinggi bagi banyak pemain kelas elite. Tentu saja, mereka juga mampu menggaji beberapa pemain bintang Manchester City. Kedua, kestabilan tim, termasuk minimnya masalah non-teknis, membuat pemain akan merasa nyaman untuk bekerja.

Liverpool dihubungkan dengan banyak nama winger modern nan bagus di Eropa. Mulai dari Jadon Sancho, Quincy Promes, hingga Timo Werner. Ketiga pemain itu punya price tag yang lumayan. Bagaimana jika manajemen Liverpool bekerja secara cerdik untuk memulangkan Raheem Sterling? Atau mungkin, Jurgen Klopp bisa membujuk Leroy Sane dan Ryad Mahrez untuk pindah ke Anfield?

Masalah Liverpool di sisi lapangan akan tuntas dengan cepat dan murah. Mereka juga punya daya tawar untuk mendapatkan John Stones atau Aymeric Laporte. Kita tahu, untuk musim depan, setidaknya Liverpool membeli satu bek tengah. Liverpool bisa mendapatkannya lewat toserba bernama Manchester City.

Pemain sepak bola adalah manusia yang mentalnya rentan terluka. Baik karena ledekan fans ketika bermain jelek. Bisa juga ketika klub yang mengikatnya dengan kontrak malah berbuat jahat. Tidak ada rasa damai di klub seperti itu. Makanya, ide untuk menurunkan Manchester City ke Divisi Championship ramai terdengar. Kejahatan seperti itu pantas diganjar dengan degradasi, bukan pengurangan pion saja.

Jika Liverpool mau memborong “barang berkualitas” dari toserba Manchester City, sudah pasti mereka semakin kuat. Melihat kinerja manajemen para rival, saya tidak kaget kalau dominasi Liverpool akan mirip seperti dominasi Juventus di Serie A.

BACA JUGA Liverpool Semakin Sulit Dikalahkan dan Pencarian Akan Sebuah Penanda Zaman atau tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 17 Februari 2020 oleh

Tags: ffpguardiolajadon sanchokloppliga inggrisLiverpoolManchester Citysanksi FFPynwa
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Rokok Ilegal identik dengan Liga Inggris, yang Legal Liga Italia MOJOK.CO
Esai

Kenapa, ya, Rokok Legal Identik dengan klub Liga Italia, sementara Rokok Ilegal Lebih Dekat dengan klub Liga Inggris?

9 November 2024
Vidio vs Rp18 Triliun Live Streaming Ilegal Jelang Liga Inggris MOJOK.CO
Esai

Vidio Wajib Cemas. Menjelang Liga Inggris, Keuntungan Live Streaming Ilegal Mencapai Rp18 Triliun!

9 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.