MOJOK.CO – Tanggal 11 September 2018, hari Selasa, akan terjadi bentrokan kepentingan tiga klub Liga 1: Bali United, Persipura, dan Persebaya dengan timnas Indonesia.
Liga 1 Indonesia mungkin bisa jadi adalah salah satu kompetisi sepak bola di dunia yang punya banyak libur. Mau ada Pilkada, liga libur. Mau ada Pemilu, libur lagi. Baru-baru ini, Liga 1 libur hampir satu bulan karena Asian Games 2018. Untuk kompetisi yang panjang, terlalu banyak libur bisa sangat merugikan. Ya dari sisi kebugaran, pemasukan klub dari tiket, dan level performa pemain.
Yang jadi masalah kemudian adalah jadwal di Liga 1 ini mudah sekali berubah. Mulai dari jadwal kick off liga yang sempat terombang-ambing tidak jelas, penundaan pertandingan karena alasan bentrokan jadwal, hingga penundaan laga karena alasan keamanan atau sudah terjadi kerusuhan suporter. Lagu “Libur Telah Tiba” dari Tasya tidak terdengar merdu untuk Liga 1.
Jujur saja, saya sedikit bingung dengan jadwal Liga 1 ini. Begini, setelah Asian Games selesai, timnas Indonesia punya jadwal uji tanding melawan Mauritius di hari Selasa, 11 September 2018. Masalahnya, laga uji tanding tersebut masuk dalam kalender FIFA. Oleh sebab itu, laga harus digelar dan pemain-pemain yang dipanggil “wajib” datang.
Mengapa “wajib”? Karena kemenangan akan berpengaruh ke koefisien Indonesia. Dengan kata lain, kemenangan melawan negara kepulauan ini berpengaruh ke peringkat FIFA bagi Indonesia. Di sinilah masalahnya.
Operator liga sudah membuat jadwal, tentu saja. Setelah libur kompetisi, tanggal 11 September 2018, beberapa klub sudah harus kembali berlaga. Kebetulan, beberapa klub yang berlaga itu punya pemain-pemain penting yang bukan tidak mungkin akan dipanggil timnas Indonesia. Inilah masalah klasik laga internasional dan klub. Mau mendahulukan yang mana? Panggilan negara atau misi klub untuk memperbaiki klasemen di liga? Mau profesional atau mementingkan jiwa nasionalis?
Ingatkah kalian dengan peristiwa sebelum Liga 1 musim 2018/2019 dimulai? Betul, pengunduran sepak mula liga secara berurutan. Hingga tiga kali jadwal sepak mula diundur karena masalah uang. Bayangkan, jika pengunduran kick off liga itu tidak mundur, tentu saja tidak akan terjadi benturan kepentingan di tanggal 11 September 2018 nanti.
Benturan kepentingan yang akan merugikan Bali United, Persipura, dan Persebaya Surabaya. Ketiganya terancam tidak bisa memainkan pemain-pemain kunci demi memperbaiki posisi di klasemen Liga 1.
Misi Bali United, Persipura, dan Persebaya di Liga 1
Perlu saya tegaskan di sini. Saya bukannya tidak nasionalis dengan mempertanyakan jadwal laga timnas Indonesia. Saya hanya mengingatkan, sebuah liga dengan jadwal di dalamnya, harus sinkron dengan kepentingan timnas. Sebuah laga tidak bisa begitu saja ditunda, apalagi jadwal kick off liga. Yang akan rugi adalah masa depan. Dan sekarang klub-klub di Liga 1 merasakannya, bukan hanya Bali United, Persipura, dan Persebaya.
Mengurus liga yang profesional memang sangat sulit. Perlu orang-orang yang waras, sehat jasmani rohani, paham dengan manajemen sepak bola, dan fokus 100 persen dengan tugas ini. Bentrokan kepentingan di tanggal 11 September 2018 inilah bukti kepengurusan liga yang masih jauh dari kata bagus.
Bali United jelas akan kehilangan Stefano Lilipaly, yang bermain sangat baik di Asian Games 2018 yang lalu. Tidak hanya Lilipaly, Serdadu Tridatu juga terancam kehilangan tiga pemain lagi, yaitu Ricky Fajrin, Wawan Hendrawan, dan Ilja Spasojevic. Keempatnya adalah pilar Bali United.
Tanggal 11 September 2018, Bali United punya gawe dengan Persela Lamongan, yang juga terancam kehilangan Saddil Ramdani karena panggilan timnas Indonesia. Menengok ke klasemen Liga 1, Bali harus menang demi mengejar Persib Bandung. Saat ini, Bali mengumpulkan 32 poin atau terpaut tiga poin dari Persib di puncak klasemen dengan 35 poin.
Persela Lamongan bukan lawan yang ringan. Laskar Jaka Tingkir bukan lagi tim jago kandang belaka. Mereka juga makin berbahaya ketika tandang. Punya pertahanan yang cukup bagus, Persela sulit dikalahkan jika lawan mereka tidak bisa bermain maksimal.
Tanggal 11 September, Persipura Jayapura akan menjamu Sriwijaya FC. Performa Persipura sempat menurun sebelum jeda libur Asian Games. Mereka yang menjadi favorit juara dan sempat berada di empat besar terlempar ke posisi 10 dengan 27 poin. Jika menang, setidaknya, Persipura akan naik dua tingkat menggeser Borneo FC.
Boaz Solossa sempat mengeluhkan jadwal uji tanding ini lewat akun Instagram pribadinya. Jelas, Boaz akan terbang ke Jakarta untuk bergabung dengan timnas. Namun, pikirannya tetap akan ada bersama Persipura yang tengah keteteran di Liga 1. Untung saja, Persipura “hanya” akan ditinggal Boaz. Sriwijaya bukan lawan enteng meski tengah diterpa krisis.
Setali tiga uang dengan Bali United dan Persipura, Persebaya Surabaya juga kembali tidak bisa memainkan pemain andalannya. Persebaya akan kehilangan Irfan Jaya, winger muda yang berperan sangat penting dalam perjalanan Bajul Ijo promosi ke Liga 1. Irfan Jaya bermain cukup bagus di Asian Games 2018 dan akan mendapatkan kesempatan bersama timnas senior.
Sesuai jadwal, Persebaya akan melawan PS TIRA. Persebaya beruntung bertemu lawan yang “lebih ringan” di atas kertas ketimbang Bali United dan Persipura. Saat ini, PS TIRA masih belum bisa beranjak dari tiga terbawah Liga 1.
“Saya senang dan ikut banga dengan Irfan Jaya yang dipanggil timnas untuk melakoni FIFA Matchday. Meski sebenarnya ini cukup dilematis karena tim butuh tenaga dia melawan PS TIRA. Tetapi demi kepentingan negara, kami tidak akan menghalang-halangi,” tukas Djadjang Nurdjaman, pelatih Persebaya.
Untuk menggantikan Irfan Jaya, Djadjang bisa mencoba Osvaldo Haay atau Ferinando Pahabol. Untung saja, kedalam skuat Persebaya untuk sektor saya cukup bagus. laga melawan PS TIRA juga bisa menjadi ajang menguji adaptasi Osvaldo dan Pahabol yang belum maksimal selama ini.
Persebaya sendiri jelas butuh kemenangan untuk mendongkrak peringkat mereka. Saat ini, Green Force ada di posisi 13. Jika mampu mengalahkan PS TIRA dan Persipura kalah dari Sriwijaya, Persebaya akan masuk 10 besar. Sebagai tim promosi, situasi ini sangat penting demi menjaga level performa.
Bali United, Persipura, dan Persebaya punya misi masing-masing di tanggal 11 September 2018. Misi yang terbentur dengan kepentingan timnas Indonesia. Laga klub dan laga negara, nampaknya akan terus menjadi dilema ketika jadwal kompetisi tidak diasuh dengan baik. Sinkronisasi klub dan timnas adalah aspek penting untuk banyak hal. Mulai dari pembinaan dan performa timnas itu sendiri. Mari kelola kompetisi dengan baik.