Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Hasil Denmark vs Australia: VAR Ada untuk Kita Semua

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
21 Juni 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Laga Denmark vs Australia berakhir imbang dengan skor 1-1. Selain gol indah Christian Eriksen, primadona laga ini adalah VAR yang kembali “menentukan”.

Laga Denmark vs Australia dimulai dengan go indah dari Christian Eriksen. Menerima umpan “servis” dari Jorgensen, gelandang serang milik Tottenham Hotspur tersebut menghajar bola dengan kaki kiri. Tendangan setengah voli itu menghujam dengan deras ke gawang Australia yang dikawal oleh Mathew Ryan. Unggul cepat, Denmark menatap potensi lolos ke babak 16 besar.

Setelah gol Eriksen, pertandingan tidak meredup. Intensitas tetap tinggi. Australia butuh kemenangan untuk menjaga asa lolos dari Grup C. kekalahan dari Prancis di pertandingan pertama membuat tim asuhan Bert van Marwijk tak punya pilihan lain selain memetik kemenangan. Determinasi inilah yang memicu drama setelah gol cepat dari Denmark.

Dari sebuah situasi bola mati, Australia mendapatkan peluang. Sundulan pemain Australia menyenggol tangan Yussuf Poulsen di dalam kotak penalti. Pertandingan sempat terus berjalan beberapa saat ketika wasit tiba-tiba meniup peluitnya. Wasit Antonio Mateu berjalan ke sisi lapangan. Wasit asal Spanyol itu menghentikan pertandingan untuk “berkonsultasi” dengan simbah VAR!

VAR beraksi kembali! Dari tayangan ulang, bola memang menyentuh tangan Poulsen di dalam kotak penalti ketika terjadi duel udara. Wasit menghadiahkan tendangan penalti untuk Australia lantaran tangan Poulsen berada terlalu jauh dari tubuhnya. Sebuah situasi yang memaksa Denmark menelan pil pahit bernama teknologi Video Assistant Referee (VAR).

Hadiah penalti dieksekusi dengan mulus oleh Mile Jedinak. Pemain ini sudah mencetak dua gol di Piala Dunia 2018. Keduanya lewat titik penalti. Satu gol lagi dicetak ke gawang Prancis ketika Australia kalah dengan skor 1-2. Titik berat narasi ini bukan pada keberhasilan Australia menyamakan kedukan, namun kepada VAR yang dirasa merusak nuansa drama pertandingan.

Mereka yang jengah menganggap teknologi ini membunuh sisi humanis sepak bola. Manusia, terutama wasit, memang tak lepas dari kesalahan. Namun, berbagai “kesalahan” itulah yang membuat sepak bola menjadi olahraga yang digemari. Drama yang tersaji adalah asupan adrenalin yang diburu banyak orang.

Sementara itu, mereka yang mendukung berpandangan bahwa VAR sudah harus diterapkan di semua kompetisi sepak bola. VAR memang tidak membuat wasit menjadi lebih adil. VAR ada untuk membantu wasit supaya “lebih benar”.

Bayangkan saja, misalnya, sebuah tim seharusnya mendapatkan penalti. Jika penalti diberikan dan terjadi gol, tim tersebut akan menjadi juara sebuah kompetisi. Namun, lantaran tiada teknologi VAR dan wasit tidak melihat “pelanggaran” tersebut, penalti tidak diberikan. Tentu akan sangat merugikan, sedikit banyak tidak menghargai kerja keras tim tersebut. Bayangkan tim tersebut adalah Rusia, yang bermain di final Piala Dunia menghadapi Uruguay.

Tim pendukung Rusia akan berpandangan bahwa VAR adalah sebuah keadilan ketika penalti diberikan. Sementara itu, pendukung Uruguay akan berpandangan bahwa VAR merusak drama dan kemungkinan menang tim yang mereka bela. Namun, bukankah di sepak bola akan selalu ada dua sisi yang saling bertentangan?

VAR adalah teknologi yang harus disambut dengan suka cita. Tidak berbeda dengan aturan back pass yang lahir tahun 1992, pergantian pemain hingga tiga pemain di tahun 1995, dan teknologi garis gawang untuk indikasi sebuah gol baru-baru ini. Semuanya adalah bagian dari perkembangan sepak bola. Berilah waktu untuk VAR. Mengapa? Karena cinta ada karena terbiasa.

Selain karena bagian teknologi yang akan selalu berkembang, VAR juga memungkinkan tim kecil untuk memenangi sebuah pertandingan. Kombinasi situasi bola mati dan VAR terbukti ampuh di Piala Dunia 2018. Sekitar 68 persen, mungkin sudah lebih karena itu hitungan lama, gol di Piala Dunia 2018 berasal dari situasi bola mati. Potensi terjadi kemelut dan handball sangat besar.

Ya itulah yang terjadi di laga Denmark vs Australia. Situasi bola mati menjadi keuntungan bagi tim yang “lebih kecil”. Toh, jika keadaannya dibalik, suatu saat nanti VAR akan menguntungkan tim besar. Misalnya Jerman yang kesulitan membongkar deep block lawan mereka. Lalu terjadi kemelut dari sepak pojok di mana bola menyentuh tangan lawan. Penalti diberikan, terjadi gol, dan Jerman menang.

Semua senang, semua bahagia, bukan? VAR ada memang untuk kita semua. Sudahi mengeluh, karena yang namanya teknologi, dan sepak bola itu sendiri, pasti akan berkembang. Ngomong-ngomong, laga Denmark vs Australia berakhir imbang dengan skor 1-1.

Terakhir diperbarui pada 24 Juni 2018 oleh

Tags: Australiadenmarkdenmark vs australiaHasil Pertandinganhasil piala dunia 2018penaltipiala dunia 2018VAR
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Kopenhagen Denmark: Anarkisme di Kota Paling Bahagia di Dunia MOJOK.CO
Esai

Menyaksikan Anarkisme Bekerja di Kopenhagen Denmark, Kota yang Katanya Paling Bahagia Sedunia

20 November 2025
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menerima kunjungan CEO dan Founder IndOz Australia, David Widjaja, di ruang kerjanya, Kamis, 28 Agustus 2025 MOJOK.CO
Kilas

Gubernur Jateng Dorong Peningkatan Investasi dari Australia

29 Agustus 2025
Dubes Australia Jatuh Cinta dengan Jawa Tengah, Janji Investasi MOJOK.CO
Kilas

Dubes Australia Jatuh Cinta dengan Jawa Tengah, Janji Bawa Investor

13 Agustus 2025
Melbourne, Australia lebih baik timbang Bordertown. MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Pertama Orang Indonesia Pindah ke Bordertown, Malah bikin Syok karena Melbourne Lebih Menjanjikan

20 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
bantul, korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO

Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan

16 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.