Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Gampang Amat Nilai Kepribadian Perempuan dari Stereotip Sukunya

Audian Laili oleh Audian Laili
16 Agustus 2019
A A
stereotip suku perempuan MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kepribadian itu kompleks, nggak bisa dinilai hanya dari stereotip sukunya. Tolonglaaah~

Di tengah arus supaya tidak lagi mengklasifikasikan seseorang dengan hal-hal yang berhubungan dengan SARA. Eh, hal-hal semacam ini masih muncul saja. Kali ini datang dari seorang lelaki di Twitter yang dengan sok tahunya, dia bikin klasifikasi kepribadian perempuan berdasarkan suku-suku tertentu. Klasifikasi suku dari perempuan yang dia sebutkan dengan sangat sok tahunya di antaranya, Jawa, Sumatera, dan Timur.

Begini, ulasan singkat dan ngambang dari tweet miliknya.

 

Cewe jawa :
– cantik dan imut
– sederhana
– santun
– penurut
– menghormati

Cewe sumatra :
– cantik tapi galak
– suaranya ga kalem
– sopan sama lebih tua
– penurut kalau ada maunya
– pelit banget ga bohong

Cewe timur :
– manis
– ga bisa bercanda
– sederhana
– murah senyum

— dimdim (@tapidimas) August 15, 2019

Anggapan yang sangat sok tahu ini lantas bikin banyak netizen gregetan. Mohon maaf ya, setiap makhluk Tuhan itu unik. Mana ada yang mau digeneralisir dengan begitu mudah dan sangat ngawurnya?

Misalnya, dalam tweet tersebut dia menyebutkan kalau perempuan Jawa itu seperti berikut: Cantik dan imut, sederhana, santun, penurut, dan menghormati.

Sebentar, sebentar. Sebagai perempuan Jawa, kayaknya saya nggak gitu-gitu amat. Bahkan, nggak pengin juga di-stereotip-kan seperti yang dia sebutkan itu. Lagian, itu juga nggak jelas, Jawa bagian mana. Lha wong, setiap bagian Jawa, punya budaya dan kebiasaan masing-masing.

Sebetulnya, nggak hanya mas-mas itu aja yang kayaknya suka melakukan stereotip terhadap karakteristik perempuan. Sebagai perempuan Jawa bagian timur, saya sering dianggap memiliki kepribadian yang kasar, ngomongnya ceplas-ceplos, dan kurang terlalu paham sama yang namanya unggah-ungguh.

Padahal, ya, saya rasa, saya nggak gitu-gitu amat. Maksudnya, setidaknya saya nggak bodoh-bodoh amatlah soal unggah-ungguh. Bapak ibu saya juga mengajarkan soal ini. Tapi masalahnya, ya itu tadi, banyak orang yang suka menggenalisir suatu suku tertentu supaya dapat men-judge dengan mudah.

Apalagi, yang namanya kepribadian itu tidak hanya terbentuk dari manakah kita berasal. Toh, nggak sedikit orang yang lahirnya di mana, besarnya di mana, merantaunya di mana. Oleh karena itu, soal menilai kepribadian orang lain, menjadi berkali-kali lipat lebih kompleks. Soalnya, setiap daerah yang kita huni, pasti akan selalu melekatkan sebuah budaya dan kebiasaan dalam karakter kita.

Belum lagi, tentang hal-hal yang tertaut dalam kehidupan kita. Misalnya, soal bagaimana  tingkat sosial-ekonomi keluarga, pendidikan, latar belakang pekerjaan, dst, dst. Hal ini, jelas nggak semudah melihat kepribadian hanya berdasarkan soal suku yang melekat padanya aja, kan?

Selain itu, saya juga nggak yakin-yakin amat, kalau masnya sudah melakukan survei dari Sabang sampai Merauke. Survei untuk melakukan—setidaknya—observasi sederhana tentang kepribadian suku-suku eh atau malah pulau ya, dari perempuan-perempuan di sana.

Eh, kok ya justru berani-beraninya mempublikasikan hasil judgement-nya dengan penuh kepercayaan diri. Betapa…

Iklan

Duh, Mas. Mending dikurang-kurangilah, main-main sama stereotip kayak gini. Fyi, banyak orang yang nggak jadi nikah sama yang beda suku hanya karena stereotip yang melekat, loh. Kan kasihan, padahal belum tentu juga kayak gitu~

Terakhir diperbarui pada 18 Agustus 2019 oleh

Tags: kepribadianperempuanstereotipsuku
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

pekerja hotel, surabaya, jogja.MOJOK.CO
Podium

Larangan Hijab dalam Industri Perhotelan: Antara Hijabophobia atau Upaya Mengatur Tubuh dan Penampilan?

14 Januari 2024
Pesan Anak Perempuan untuk Ayahnya: Perasaanku Hancur, tapi Aku Hebat Sejauh Ini  MOJOK.CO
Kilas

Pesan Anak Perempuan untuk Ayahnya: Perasaanku Hancur, tapi Aku Hebat Sejauh Ini 

31 Desember 2023
Uneg-uneg dari Perempuan Lajang Usia 28 Tahun yang Tinggal di Desa MOJOK.CO
Kilas

Uneg-uneg dari Perempuan Lajang Usia 28 Tahun yang Tinggal di Desa

13 Desember 2023
Hal Paling Menyebalkan Bagi Perempuan: Diragukan Bisa Merantau MOJOK.CO
Kilas

Hal Paling Menyebalkan Bagi Perempuan: Diragukan Bisa Merantau

1 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

elang jawa.MOJOK.CO

Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik

27 Desember 2025
Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

28 Desember 2025
Omong Kosong Pemuja Hujan Musuh Honda Beat dan Vario MOJOK.CO

Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

27 Desember 2025
38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal. MOJOK.CO

Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal

26 Desember 2025
Didikan bapak penjual es teh antar anak jadi sarjana pertama keluarga dan jadi lulusan terbaik Ilmu Komunikasi UNY lewat beasiswa KIP Kuliah MOJOK.CO

Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi

29 Desember 2025
Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025

Video Terbaru

Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

28 Desember 2025
Natal dan Harapan yang Tak Datang dari Keheningan

Natal dan Harapan yang Tak Datang dari Keheningan

25 Desember 2025
Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.