Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Corak Curhat

Punya Teman Bermuka Dua, Pengin Marah tapi Nggak Bisa

Audian Laili oleh Audian Laili
20 April 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Menjaga pertemanan itu sungguh susah. Apalagi kalau teman dekat yang kita percaya, diam-diam ternyata bermuka dua. Hadeeeh~

TANYA

Dear, Mojok. Curhat dong…

Ehem, sebelumnya perkenalkan nama saya Melati, sebut saja begitu. Usia saya 22 tahun dan sedang menghadapi quarter life crisis. Nah, karena baru lulus kuliah, tentunya saya mulai menata hidup, kembali ke rumah setelah sekian lama hidup di perantauan. Jadi selama kuliah dan hidup di perantauan, banyak pelajaran kehidupan yang bisa saya ambil hikmahnya. Salah satunya tentang pertemanan nih, Jok.

Jadi gini, saya punya temen deket yang sudah saya anggap dia sebagai sahabat. Dia sangat open minded dan terbuka semua sama saya sampai urusan keluarganya, percintaan. Dia sangat detail menceritakan apa pun yang dia lakukan dan sering minta advice ke saya. Tapi, temen saya ini moody-an parah, Jok. Apa pun yang menurut dia nggak suka dan nggak sejalan sama yang dia mau, dia bakalan bete. Jadi, saya di posisi yang lebih sering ngalah dan nurutin mood-nya.

Lambat laun, saya punya pacar hasil percomblangan dia. Karena pacar saya ini sejurusan juga, jadilah di inner circle kampus jadi lebih rentan kena gosip. Sampai suatu hari, temen cewek sekelas pacar saya ini (sebut saja Mawar) terlalu agresif ke pacar saya. Saya tipikal cuek nganggepnya, jadi, yaudahlah ya. Toh, cuma temen dan saya pun temenan sama si Mawar.

Eh, tapi, sahabat saya ini nggak suka sama Mawar dan suka komporin saya. Kalau si Mawar ini blablabla. Hingga suatu kesalahpahaman, akhirnya saya bersitegang dengan si Mawar. Ending-nya? Yaudah saya sama Mawar baikan dan biasa aja lagi, karena saya rasa udah clear.

Mawar ini, suka jadi bahan gosip di kampus. Sahabat saya ini sering julid-in dia juga. Intinya suka kepo nanya-nanya. tentang gimana sikap Mawar ke pacar saya. Kepo yang kebangetan soal kehidupan Mawar. Lama-lama, saya risih karena dipancing terus. Padahal saya juga nggak tahu perkembangan kehidupan si Mawar.

Sampai suatu hari, Mawar sama sahabat saya ini, kerja di kota yang sama tapi beda kerjaan. You know what, sahabat saya ini karena merasa asing dan nggak punya teman di kota itu, dia carilah si Mawar buat dijadiin temen. Sampai hangout bareng, nginep dikosannya Mawar, dan pokoknya intens.

Upload postingan di medsos seakan menjadi akrab dan bikin caption muji-muji Mawar. Dia juga mulai cerita hal baik-baik soal Mawar ke saya. Kalau Mawar tuh, nggak kayak yang selama ini kita kenal. Nggak kayak prasangka saya dulu dan kita anggap sebelah mata, gitu katanya.

Pokoknya jadi baik-baikin Mawar, deh. Lah saya jadi bingung, wong dulu saya biasa aja nanggepinnya, malah dia yang doktrin saya tentang Mawar. Sekarang kok malah kebalik 180 derajat. Hadehhh~

Yaudahlah, maklum. Tapi, kelamaan, si Mawar suka nyeritain aib temennya ke sahabat saya. Entah apa motifnya dan sahabat saya cerita sama saya. Semakin ke sini saya jadi krisis kepercayaan juga sama sahabat saya ini. Takut akan hal-hal orang bermuka dua. Gimana ya, Jok? Mohon pencerahannya. Matursuwun….

JAWAB

Hai Melati, yang sedang ragu-ragu dan mempertanyakan tentang kesetiaan sahabatnya. Dengan drama-drama yang kamu ceritakan, saran dari kami sih, jauhi dia pelan-pelan. Pasalnya, ketika dia dengan mudahnya bisa menceritakan soal aib orang lain ke kamu. Maka, akan besar kemungkinan, dia juga bisa menceritakan aibmu ke orang lain. Apalagi, kalau selama ini kalian sudah sanagt dekat dan banyak kebiasaan maupun cerita-cerita yang sudah tidak lagi ditutup-tutupi.

Melati, kita memang diminta untuk baik pada banyak orang. Merawat banyak pertemanan, karena kita tidak tahu, rezeki kita akan datang dari pertemanan yang mana. Tetapi, kita juga diberi kesempatan untuk memilih dan memilah. Manakah pertemanan yang akan betul-betul kita butuhkan. Serta mana yang justru akan menjadi toxic atau penyakit bagi hidup kita. Apalagi kalau ternyata, dia bermuka dua.

Yang perlu kita ingat baik-baik, tidak semua perhatian yang diberikan oleh orang lain adalah betul-betul sebagai bentuk perhatian. Ada pula yang punya agenda khusus, sekadar untuk kepo, mungkin? Masih mending kalau hasil kepo itu hanya untuk dirinya sendiri. Hanya untuk memuaskan kebutuhan rasa ingin tahunya semata. Tetapi, coba kamu bayangkan kalau hasil kepo tersebut malah dijadikan bahan julid dengan di-share ke teman-teman lainnya. Bukankah itu sangat menyebalkan dan menyakitkan, ya?

Iklan

Jadi, soal firasat perasaanmu yang menjadi ragu-ragu dengan kepercayaanmu ke dia, itu bukanlah sesuatu yang aneh dan tidak beralasan. Ya, itu sangat mungkin terjadi. Setelah proses panjang yang telah kalian lewati bersama. Kok ya, apa yang sejatinya terjadi, malah diungkapkan dengan bumbu-bumbu yang tidak semestinya?

Namun, dengan perjalanan persahabatan kalian, sesebal apa pun yang kamu rasakan, mungkin kamu tidak dapat betul-betul meninggalkan dia begitu saja. Akan lebih baik, jika kamu bisa mengungkapkan kegelisahanmu ke dia. Menceritakan hal-hal yang tidak kamu senangi dalam hubungan itu. Serta soal sikap dia yang bermuka dua dan cukup bikin kamu nggak nyaman.

Tetapi, kalau hal itu memang tidak memungkinkan, lebih baik batasi pelan-pelan interaksi kalian. Apalagi jika itu menyangkut cerita soal kisah-kisah pribadi. Cukupkan diri menjadi pendengar yang baik dan berhati-hati supaya tidak mudah terpancing mengeluarkan kegelisahanmu padanya.

Dengan melihat tabiatnya yang sering menceritakan soal aib orang lain. Tidak ada jaminan kan, yang betul-betul menjaga kalau tidak ada ceritamu—yang tanpa kamu tahu, ternyata diceritakan ke orang lain. Misalnya, sebagai modal dan konten untuk mencari perhatian orang dekatnya yang baru. Jadi, lebih baik waspada dan membatasi, supaya nggak terjadi konflik berlebih.

Saya yakin, sebetulnya kamu sudah punya pikiran soal ini. Dan saya yakin, kamu pun pasti sudah tahu dengan apa yang seharusnya kamu lakukan, yang terbaik untuk hidupmu. Semangat ya, Melati. Tidak perlu takut kehilangan seseorang. Tidak perlu juga mengeluarkan terlalu banyak energi dan perhatian untuk dia yang ternyata diam-diam menjadi benalu dan malah menyedot banyak energimu.

Terakhir diperbarui pada 19 April 2019 oleh

Tags: bermuka duaperempuan bersaingpersahabatanPertemanan
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

Uneg-uneg untuk Persahatan: Akhirnya Aku Mengerti Dunianya Bukan Aku Lagi
Uneg-uneg

Uneg-uneg Persahabatan: Akhirnya Aku Mengerti Dunianya Bukan Aku Lagi

29 Januari 2023
Cerita Pertemuan Sahabat Lama Saat Mengantar Anak UTBK di UNY: 20 Tahun Tak Bersua, Sekalinya Ketemu Berbagi Kecemasan Soal Biaya Kuliah Mahal.MOJOK.CO
Kilas

Fakta Girlfriend Day: Persahabatan Perempuan Dibangun atas Perasaan

18 Januari 2023
ilustrasi Jika Ada Kawanmu yang Tukang Cepu Artinya Lingkar Pertemananmu Dihuni Ular Berbisa mojok.co
Pojokan

Jika Ada Kawanmu yang Tukang Cepu Artinya Lingkar Pertemananmu Dihuni Ular Berbisa

23 Agustus 2021
kebiasaan menyebalkan makan kecap ngetik kenceng sibuk main hape pertemanan daftar mojok.co
Pojokan

9 Kebiasaan Menyebalkan yang Pelakunya Sering Nggak Sadar kalau Itu Menyebalkan

30 Januari 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.