Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Konter

Panduan Memahami Chipset pada Smartphone Agar Tidak Gaptek

Aditya Rizki oleh Aditya Rizki
1 September 2018
A A
Chipset

Chipset

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Spesifikasi chipset menjadi salah satu tolok ukur untuk menentukan kecepatan pemrosesan sebuah smartphone. Kecepatan chipset tidak bergantung pada pabrikan dan kebaruan, tetapi pada pembacaan nilai kapasitas chipset tersebut.

Seperti halnya CPU (central processing unit) pada komputer, chipset pada smartphone diibaratkan seperti otak manusia. Chipset berupa komponen yang terdiri dari beberapa chip berukuran mikro yang mampu mengelola berbagai macam fungsi komponen-komponen smartphone. Kendati pada smartphone juga dikenal istilah CPU dan GPU, tetapi chipset inilah yang mengintegrasikan fungsi-fungsi keduanya dalam satu sistem.

Pada smartphone, chipset sebenarnya lebih dikenal sebagai SoC (system-on-a-chip). Untuk memudahkan penyebutan, SoC cukup ditulis chipset saja. Sebuah SoC dibuat dari material silikon. Sebuah SoC pada smartphone dibangun pada sebuah penampang berukuran kecil dan tipis sehingga bisa dibenamkan ke dalam smartphone. Kalau kebesaran, sudah pasti gajet bakal jadi gendut dan tak lagi portabel ketika digenggam.

Pada komputer, chipset mengontrol memori, grafis, suara, dan CPU. Sedangkan pada smartphone, chipset melakukan tugas yang lebih beragam. Tugas tersebut termasuk mengontrol prosessor (CPU), pengolah grafis (GPU), memori, USB controller, manajemen baterai, beraneka sensor serta konektivitas jaringan (WiFi, 3G, 4G LTE, dan sebagainya). Jadi, sebuah chipset memang sudah seharusnya dibuat seefektif mungkin untuk mengakomodasi komponen-komponen yang berukuran mini dibandingkan pada sebuah komputer.

Nah, jika Anda sering membaca spesifikasi smartphone, pasti sering menemukan nama pabrikan chipset yang berbeda-beda, misalnya Mediatek, Exynos, Snapdragon, Kirin, dan lain-lain. Apakah pabrikan tersebut punya pengaruh terhadap smartphone? Tidak. Semua itu bergantung pada spesifikasi chipset yang dimaksud, entah dari jumlah inti (core), kecepatan inti (clock speed), hingga arsitektur chipset itu sendiri.

Secara teori, makin banyak jumlah inti, maka proses komputasinya lebih enteng karena proses komputasi bisa dibagi ke tiap-tiap inti. Ini seperti saat Anda bekerja untuk menyelesaikan proyek berskala besar. Agar proyek cepat selesai, maka Anda bisa mendelegasikan proyek besar tersebut ke dalam sebuah tim yang terdiri dari beberapa anggota. Sebuah inti dianalogikan sebagai seorang anggota pada tim tersebut. Pekerjaan menjadi lebih efektif dan cepat selesai, bukan?

Sedangkan kecepatan inti berhubungan dengan seberapa cepat masing-masing inti tersebut menyelesaikan pekerjaannya per satuan waktu. Satuan kecepatan inti biasanya disimbolkan dengan GHz (Gigahertz). Misal 2.0 GHz berarti inti tersebut mampu menjalankan 2 miliar siklus setiap detiknya.

Setiap inti prosesor tak harus mempunyai kecepatan yang sama. Untuk chipset yang terdiri dari banyak inti, biasanya terdiri dari beberapa inti yang mempunyai kecepatan berbeda-beda. Prosesor dengan ukuran clock lebih tinggi berorientasi pada proses komputasi yang cepat, sedangkan prosesor dengan clock lebih rendah berorientasi pada efisiensi daya.

Logika mudahnya, prosesor yang bekerja keras sudah pasti akan memboroskan daya baterai. Padahal tidak semua proses membutuhkan kecepatan.

Jika semua beban komputasi hanya dikerjakan dengan prosesor berkinerja tinggi, ada banyak pekerjaan (aplikasi) tidak menuntut komputasi setinggi itu. Ini menyebabkan unjuk kerjanya tidak efisien, boros daya, dan bakal membuat perangkat mudah panas.

Kebalikannya, jika semua pekerjaan hanya diberikan pada prosesor hemat daya, maka beban pekerjaan yang terlampau besar tidak bisa dicapai dengan mudah, misalnya aplikasi yang membutuhkan proses rendering kompleks, seperti game. Jika dipaksakan kita akan menemukan aplikasi berjalan dengan frame rate rendah, sehingga menyebabkan tampilannya terlihat patah-patah.

Saat ini kebanyakan aplikasi-aplikasi pada smartphone hanya membutuhkan 1-2 inti prosesor untuk mengoperasikan seluruh proses reguler yang berjalan pada sebuah smartphone. Prosesor dengan banyak inti dan berdaya rendah, berguna untuk mengelola pekerjaan ringan tetapi banyak (multitasking).

Aktivitas browsing yang dibarengi dengan chatting sambil mendengarkan lagu dan menerima email adalah aktivitas multitasking yang bisa dikelola oleh prosesor berdaya rendah. Ketika beban pekerjaan tidak berat seperti ini, maka prosesor dengan kecepatan tinggi akan berstatus idle atau diam.

Untuk memudahkan pemahaman, saya ambil contoh bagaimana membaca spesifikasi chipset Mediatek Helio P60, Octa-core (4×2.0 GHz Cortex A-53 & 4×1.6 GHz Cortex A-73). Itu artinya chipset tersebut diproduksi oleh Mediatek. Helio P60 mengacu pada jenis chipset tersebut. Octa-core berarti terdiri dari 8 inti yang terdiri dari dua jenis inti yang berbeda tipe, yaitu Cortex-A53 dan Cortex A-73. Masing-masing mempunyai clock dengan kecepatan yang berbeda, yakni 2.0 GHz dan 1.6 GHz.

Prosesor modern sekarang dirancang dengan kinerja yang semakin tinggi tetapi semakin efisien dalam penggunaan daya. Clock speed-nya bisa saja tetap sama dengan prosesor sebelumnya, tetapi kinerjanya bisa meningkat sekian persen, yang diperoleh melalui inovasi manufaktur chipset tersebut.

Saat ini ada banyak sekali jenis chipset yang hadir di pasaran. Hampir setiap perusahaan smartphone mempunyai chipset andalannya masing-masing. Perusahaan chipset bekerja sama dengan brand smartphone tertentu untuk menghasilkan sebuah ponsel utuh yang siap rilis di pasaran.

Jangan salah lagi memaknai chipset, ya luuur…

Terakhir diperbarui pada 1 September 2018 oleh

Tags: ChipsetChipset itu ApasmartphoneSnapdragon
Aditya Rizki

Aditya Rizki

Webmaster Mojok. #YNWA

Artikel Terkait

cara melacak hp hilang mojok.co
Kilas

Cara Melacak HP yang Hilang dari Berbagai Aplikasi

25 Januari 2023
BlackBerry Mati Meninggalkan Rasa yang Biasa Saja MOJOK.CO
Pojokan

BlackBerry Mati, tapi Nggak Ada yang Sedih

5 Januari 2022
ilustrasi Mitos Charge HP yang Nggak Ada Ngaruhnya ke Baterai Health mojok.co
Pojokan

Mitos Charge HP yang Nggak Ada Ngaruhnya ke Baterai Health

8 Desember 2021
ilustrasi Bisnis Sewa iPhone, Menarget Orang Banyak Gaya yang Saldonya Masih Diketawain Harga iPhone mojok.co
Pojokan

Bisnis Sewa iPhone, Menarget Orang Banyak Gaya yang Saldonya Masih Diketawain Harga iPhone

31 Oktober 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Innova Reborn Menolak Mati, Toyota Belum Percaya sama Zenix? MOJOK.CO

Innova Reborn Menolak Mati, Toyota Belum Siap Kehilangan Mobil Kesayangan yang Nggak Pernah Bikin Malu

12 Desember 2025
Bagian terberat orang tua baru saat hadapi anak pertama (new born) bukan bergadang, tapi perasaan tak tega MOJOK.CO

Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega

18 Desember 2025
Makin ke sini pulang merantau dari perantauan makin tak ada ada waktu buat nongkrong. Karena rumah terasa amat sentimentil MOJOK.CO

Pulang dari Perantauan: Dulu Habiskan Waktu Nongkrong bareng Teman, Kini Menghindar dan Lebih Banyak di Rumah karena Takut Menyesal

12 Desember 2025
borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025

Video Terbaru

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

10 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.