Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal

Tips Efektif Mengawinkan Burung

Agung Purwandono oleh Agung Purwandono
17 Januari 2021
dalam Liputan
Beranda Liputan
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Punya orientasi ternak atau breeding burung tidak ada salahnya. Namun, terpenting punya ilmunya. Salah satu yang harus dikuasai ada ilmu menjodohkan atau membuat burung mau kawin dan beranak pinak. Tidak mudah.

***

Kalau teori untuk mengawinkan burung agar berkembang biak sebenarnya mudah, tinggal letakan burung jantan dan betina berdampingan, pasti kawin. Itu teorinya, praktiknya tidak semudah itu.

Membuat burung saling jatuh cinta

Ervan Sholeh Hantara (44) atau akrab dipanggil Mbah Pawiro Doro yang bertahun-tahun beternak burung tahu betul susahnya mengawinkan burung. Namun, karena ketekunannya memahami karakter burung, membuat burung kawin jadi lebih mudah.

Salah satu cara yang biasa digunakan oleh para peternak adalah penerapan dari ilmu tresna jalaran seka kulina atau cinta karena terbiasa. Burung yang sulit berjodoh akan dipingit dulu. Jika pada manusia artian dipingit adalah calon manten laki-laki dan perempuan tidak boleh bertemu, istilah pingit pada burung berbeda.

Di sini  burung jantan dan betina diletakan di satu kandang, namun terpisah sekat. Bisa melihat tapi tidak saling bertemu. Sehingga mau tidak mau hanya burung itu yang dilihat oleh burung lainnya. Lama kelamaan karena setiap hari yang dilihat itu-itu saja, akhirnya mau kawin juga.

“Tresna jalaran seka kulina, cinta karena terbiasa (bertemu) itu juga ada di burung. Nah filosofi dalam perkawinan seharusnya seperti itu, sebelum menikah calon pengantin itu dipingit, mereka tidak boleh kemana-mana itu ada tujuannya,” kata Mbah Pawiro serius.

Apa tujuannya Mbah?

“Tujuannya biar nggak ketemu mantan.. ha..ha…..ha,” kata Mbah Pawiro.

Menurut Mbah Pawiro orang yang memelihara burung harus bisa membaca gerak gerik burung yang sedang birahi atau minta kawin. Setiap jenis burung punya tanda-tandanya.

“Duh, sulit dijelaskan, harus lihat langsung. Ya seperti manusia, kalau pendekatannya terlalu kasar, burung betinanya biasanya takut-takut nggak nyaman. Misalnya kalau merpati, burung jantannnya mbekur-mbekur, yang betina sayapnya digerak-gerakan, pokoknya begitulah,” kata Mbah Pawiro malu-malu.

Baca Juga : Outfit Bapak-bapak Pecinta Burung Sesuai Burung Kesukaannya

Sebutan merpati tak pernah ingkar janji menurut Mbah Pawiro ada benarnya. Merpati hanya akan punya satu pasangan yang akan bersama-sama mulai dari pendekatan hingga merawat anak. Maka seringkali, Merpati dijadikan gambaran atau harapan ketika orang menikah hendaknya seperti Merpati.

“Merpati itu saat pacaran ya dengan satu burung saja, terus ciuman atau loloh-lolohan, membuat sarang bersama, kemudian setelah betina bertelur, merpati jantannya mau ikut mengerami telurnya, saat menetas, burung jantan juga ikut ngloloh atau memberi makan,”kata Pawiro.

Iklan

Tapi, mungkin ada peternak yang protes, merpatinya mau sama siapa saja. Itu juga sebenarnya seperti gambaran kehidupan manusia. Orang kalau berumah tangga, istrinya cuma satu, tapi dia bisa saja tergoda.

“Istilahnya filosofi jajan bakso. Ibarat orang, kalau digoda disuruh makan bakso, ya dimakan. Kalau ada cewek cantik terus dipaksa kawin ya dikawin, tapi tidak mau bertanggungjawab, ibaratnya tidak mau memberikan nafkah, merpati kalau dipaksa ya seperti itu,” kata Mbah Pawiro yakin.

Tips mengawinkan burung, ojo kesusu

Soal kawin mengawinkan burung, Anggit dari JSP Farm punya tips agar bisa sukses. “Sabar itu rumusnya. Ojo kesusu,” katanya. Seperti manusia, hal yang harus dipertimbangkan untuk mengawinkan burung adalah dari sisi faktor usia memang matang untuk berumah tangga. Pola birahi setiap burung harus dilihat dengan saksama. Pola makannya juga harus diperhatikan.

Anggit dan burung merak hijau kesayangannya
Anggit dan burung merak hijau kesayangannya. Foto Rahma Ayu/Mojok.co

“Tidak bisa dipaksakan harus kawin sekarang, prosesnya pelan-pelan. Misalnya diletakan dalam satu kandang yang sama namun disekat. Sama dengan konsep dipingit seperti yang disampaikan Mbah Pawiro. Nanti dilihat kalau mereka tidurnya sudah berdampingan meski dibatasi sekat, baru disatukan. Itu waktunya bisa 2-3 minggu,” kata Anggit yang memelihara 4 jenis burung, jalak bali, kacer, murai, dan cucak rawa.  Jika memang sudah sama-sama siap dan berjodoh proses perkawinan bisa lebih cepat.

“Kalau dipaksakan, pasangannya bisa mengalami KDRTM, Kekerasan Dalam Rumah Tangga Manuk. Jenis Kacer jantan misalnya, kalau dipaksakan berjodoh bisa menghajar betinanya sampai mati, karena jenis burung teritorial, begitu juga dengan jenis Murai,” kata Anggit yang aslinya adalah Dosen di Fakultas Teknik Universitas Islam Indonesia (UII).

Untuk mengurus burungnya yang jumlahnya ratusan, ia dibantu oleh pekerja yang senang dan memahami tingkah laku burung. Adanya orang kepercayaan yang ia percaya, membuat burung tetap gacor.

Anggit mengingatkan bagi orang yang mau beternak, burung bukanlah mesin, jadi tidak bisa terus-terusan untuk melakukan reproduksi. Mereka mahluk hidup juga yang perlu sering-sering diajak komunikasi. “Saya suka ngomong sama mereka, minta mereka cepet ngendog ha..ha..ha,” kata Anggit.

Anggit juga sebisa mungkin menjual anakan burung yang sudah disapih oleh induknya. Kalau ia lepas masih baru menetas beberapa hari, kalau burung itu hidup maka menjadi berkah bagi dia maupun pembeli. Tapi kalau mati, pasti sama-sama merasa bersalah.

Selain itu, diusia yang lebih dewasa, burung-burung tersebut harganya lebih mahal. Misalnya untuk usia dua bulan untuk jenis Kacer ia lepas perpasang Rp700 ribu, sedang paling mahal adalah jenis cucak rawa dengan usia yang sama harganya sampai Rp11 juta.

Makanan burung yang mau dikawinkan

Tips untuk membuat kawin burung juga diberikan oleh Elya Kurniawan (23) yang beternak aneka jenis burung impor jenis siskin serta kenari. karena tujuan beternak adalah breeding yang artinya indukan burung akan terus melakuan reproduksi maka faktor perawatan menjadi penting. Termasuk tahu bagaimana menangani saat burung sakit. “Kalau cuma asal punya saja tapi nggak tahu cara merawatnya, biasanya nggak lama dia akan bosan, ganti hobi lagi,” katanya.

Makanan dan nutrisi menjadi penting. Diakui Elya dalam beternak, seseorang biasanya mengejar kuantitas, maka kondisi burung harus diperhatikan. Asupan vitamin dan makanan tambahan menjadi keharusan.

Untuk jenis red siskin ia punya formula 4 banding 1. Artinya satu jantan akan mengawini 4 betina. Setiap selesai dikawinkan dengan betina yang satu maka segera dikawinkan dengan betina yang lain. Namun, bisa saja, sik pejantan ‘ngambek’ tidak suka dengan betina yang sudah disiapkan. Solusinya Elya menyiapkan pemain ‘cadangan’ yang bisa dimainkan agar si jantan mau kawin.

Begitu juga saat mau mengawinkan dere atau burung siskin betina yang baru pertamakali kawin, ada cara tersendiri. Terpenting adalah membuat burung yang masih perawan itu merasa nyaman dulu. Jika sudah didekatkan burung betina sudah mau buat sarang maka artinya dia mau dengan jantan yang dijodohkan.

Masa kawin tiap jenis-jenis siskin berbeda, untuk red siskin rata-rata di usia 7 bulan sudah siap berreproduksi, sedang yang hijau baru setelah berusia 1 ,5 – 2 tahun. Itu mengapa jenis hijau lebih mahal. Elya menjual burung mulai dari anakan hingga remaja antara Rp1 juta hingga Rp7 jutaan, tergantung jenis dan usia burung.

Bagi peternak burung, masa krusial yang mereka tunggu-tunggu adalah saat melepas anakan burung untuk dijual. Jarang sekali mereka menjual indukan. Baik Anggit, Elya maupun mbah Pawiro mereka sepakat, lebih baik menjual anakan burung yang sudah disapih atau sudah bisa makan sendiri.

Khusus Mbah Pawiro, ia bahkan belajar banyak dari cara mengasuh anak dari Burung Merpati. Begitu sudah bisa makan sendiri, induk Merpati biasanya memberikan tanda ‘mengusir’ anaknya agar menjauh biasanya dengan cara disampluk menggunakan sayap, dikon lunga.

“Saya besok juga akan seperti itu, anak saya kalau sudah besar akan saya minta untuk merantau, merasakah pahit getir kehidupan, usia-usia SMA atau kuliah, mondok di pesantren atau ngekos, saya selalu pegang filosofi burung dara,” kata Mbah Pawiro.

Termasuk filosofi jajan bakso mbah?

“Hush…nek kui ora!!” katanya tertawa.

—

Seri Liputan “Beternak Burung”

  1. Dipingit, Cara Efektif Mengawinkan Burung
  2. Ternak Burung, Modal Sayang dan Kurungan Saja tak Cukup

 

[Sassy_Social_Share]

 

Tags: burungTernak Burung
Pos Sebelumnya

Ternak Burung, Modal Sayang dan Kurungan Saja tak Cukup

Pos Selanjutnya

Mbak You akan Dilaporkan Pakai UU ITE Jadi Pelajaran kalau Dukun pun Kini Harus Pro-Jokowi

Agung Purwandono

Agung Purwandono

Jurnalis di Mojok.co, suka bercocok tanam.

Artikel Terkait

Anang Batas Memotret Burung di Terpanjat Tak Terperanjat. MOJOK.CO
Kilas

Anang Batas Memotret Burung di Terpanjat Tak Terperanjat

13 Agustus 2023
merpati balap brahma mojok.co
Kilas

Pencarian Merpati Balap Brahma Berlanjut, Hadiah Dinaikkan Jadi Rp20 Juta

19 Desember 2022
Merpati balap brahma, dicari dalam keadaan hidup
Geliat Warga

Kisah Brahma, Merpati Balap Wonosobo yang Hilang di Jogja, Ada Rp10 Juta Bagi yang Menemukan

15 Desember 2022
Anang Batas: Meneng Sakayange Demi Motret Burung
Liputan

Anang Batas: Meneng Sakayange Demi Kontemplasi Motret Burung

3 Oktober 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Mbak You akan Dilaporkan Pakai UU ITE Jadi Pelajaran kalau Dukun pun Kini Harus Pro-Jokowi

Mbak You akan Dilaporkan Pakai UU ITE Jadi Pelajaran kalau Dukun pun Kini Harus Pro-Jokowi

Terpopuler Sepekan

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.