Semuanya bermula ketika… duh, saya malah jadi bingung, sebenarnya ini semua bermula dari mana sih, kok tiba-tiba musisi favorit saya, Ahmad Dhani, jadi lebih sering diliput sebagai orang yang berkiprah di dunia politik ketimbang musik? Ada yang berkenan membantu?
Tapi ya sudah lah, nggak usah terlalu diambil serius, toh pada dasarnya semua orang Indonesia memang punya hak untuk bermusik maupun berpolitik, jadi sah-sah saja dan tidak perlu kaget bila junjungan saya itu mencalonkan diri jadi Gubernur atau Bupati alih-alih terus bermusik. Mungkin dia terinspirasi Pak Beye yang bisa jadi presiden sambil ngeluarin album. Yang sebenarnya bikin heran itu justru malah kalian, kok bisa-bisanya orang sekelas Ahmad Dhani itu kalian ragukan kepiawainnya dalam berpolitik. Hayo ngaku saja, kalian meragukan Ahmad Dhani, kan? Saya sendiri juga meragukan sih.
Asal kalian tahu saja ya, ketertarikan Ahmad Dhani pada dunia politik, termasuk potensi yang ada dalam dirinya, sudah terlihat jauh-jauh hari. Jauh sebelum hadirnya sosok bernama Pak Jokowi di tengah-tengah masyarakat. Jauh sebelum Menteri Susi dan politisi-politisi Gen Z lainnya muncul di topik-topik pembicaraan kita sehari-hari. Ahmad Dhani sudah menancapkan taringnya di dunia politik jauh sebelum itu.
Ahmad Dhani ini termasuk politisi Gen Y, selevel Fahri Hamzah, Fadli Zon, dkk. Kalau Pak Prabowo, Pak Wiranto, Ibu Mega, saya masukkan ke generasi Gen X, kira-kira pas tidak? Lah terus Pak Harto, Bung Karno, dll masuk kategori apa dong? Halah, kok, malah jadi ribet.
Oke, Balik lagi ke soal Ahmad Dhani. Coba saja tengok album dia yang berjudul “Ideologi, Sikap, Otak” yang rilis tahun 1998, beuuuhh, isinya politik banget itu. Dari album itu kita bisa melihat dengan jelas bahwa Ahmad Dhani punya ketertarikan di dunia politik, dan yang lebih penting lagi, kita jadi tahu bahwa Ahmad Dhani itu orang yang visioner tiada banding. Lha bayangkan saja, dia bisa memaparkan visi dan misi politiknya 18 tahun yang lalu, jauh sebelum dia kepikiran jadi Gubernur DKI, lalu mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Bekasi. Saya sebagai orang Bekasi akan sangat bangga bila punya pemimpin daerah seperti dia. Sayangnya saja saya tinggal di Kota Bekasi, nyoblosnya Walikota, bukan Bupati. Gimana dong Mas Ahmad Dhani?
Saya akan coba membedah visi misi Ahmad Dhani berdasarkan lagu-lagunya di album “Ideologi, Sikap, Otak” demi membuka pikiran kalian.
Distorsi
Di lagu ini Ahmad Dhani sedang menohok orang-orang yang munafik. Yang secara tidak langsung menunjukan bahwa dia bukanlah atau tidak akan menjadi politisi yang munafik.
Setiap hari mabuk
Ngoceh Soal politik
Setiap hari korup
Ngoceh soal krisis ekonomi
Perut kekenyangan bahas soal kelaparan
Kapitalis sejati malah ngomongin soal keadilan sosial
Yang haram dilewatkan ketika membahas lagu ini adalah bagian reff. Begini bunyinya, “yang muda mabuk, yang tua korup. Korup terus, mabuk terus. Jayalah Negeri Ini, Jayalah negeri ini”. Luar biasa, bukan?
Dunia Lelaki
Mendengar lagu ini, saya tak berhenti geleng-geleng kepala saking kagumnya. Ahmad Dhani sudah memberi jawaban sebelum kalian semua bertanya.
Karna aku lelaki bukan banci
Mainanku bukan boneka yang diam saja
Nggak bisa diajak berpetualangan
mencari pantangan tantangan
Dunia lelaki
Begitu adanya
Usah dipahami bukan untuk dimengerti
Memang begitu
Woo oo oooo
Bila shio bicara revolusi
Perlu segera revolusi
Revolusi, sodarah-sodarah! Revolusi.
Impotent
Kalau kata Anies Baswedan ketika mengkampanyekan Jokowi di pilpres 2014 dulu, “orang-orang baik tumbang bukan karena banyaknya orang jahat, tetapi karena banyaknya orang-orang baik yang diam dan mendiamkan.” Senada dengan itu, Ahmad Dhani menyanyikan lagu ini, jauh sebelum Anies Baswedan naik daun.
Simak apa yang terjadi
Repitisi itu lagi
Terjebak di ketenangan
Air bening yang tak beriak
Putuskan hakekat sikap
Ceburkan kelenjar otak
Apa arti damai
Apa arti damai
Bila takut terkubur
Apa arti damai
Bila semuanya membisu
Interupsi
Lagu ini pecah banget sih. Rasanya ingin saya copas liriknya dari awal sampai akhir. Kegundahan Ahmad Dhani pada negeri ini benar-benar tumpah di lagu ini. Dia tidak perlu lagi repot-repot bikin teks pidato untuk kampanye, cukup bacakan lirik lagu ini, rakyat Bekasi jaminan milih Ahmad Dhani.
Bangsa-bangsa bertopeng anak bangsa
Rajai hukum rimba
Asah otak, tajamkan pandang
Masih banyak yang tertinggal
Masih terjajah, belum merdeka
Terjajah bangsaku ini
Ode Buat Extrimist
Ahmad Dhani tidak hanya menyiapkan lagu untuk mengkampanyekan dirinya sendiri, tetapi juga untuk lawan-lawan politiknya. Lagu ini akan jadi andalan dia bila suatu saat, ketika dia sudah berhasil menjabat, ada kelompok-kelompok yang melakukan aksi unjuk rasa menentang kebijakan-kebijakannya.
Arak-arakan
Pawai idiot dengan baju warna-warna
Masih tak mengerti yang dilakukan
Yang sedang diteriakkan
Itu cuma permainan
Ini bukan wujud nyata
Baris pasukanku
Siapkan amunisi
Kau bukan boneka
Yang ditipu boneka
Gimana-gimana, kalian sudah terkagum-kagum, belum? Oh ya, masih ada 6 lagu lainnya di album tersebut, yang sayangnya tak ada kaitannya dengan isu politik, jadi tidak perlu saya bahas di sini. Tapi itulah cara Ahmad Dhani mengemas visi misi-nya, diselingi cinta-cintaan, rayuan, galau-galauan sehingga tidak membuat kita bosan. Pernah dengar orasi politik yang pada umumnya? Bosan banget, cuy.
Semoga pemaparan saya ini membuat kalian tercerahkan. Membuat kalian yakin bahwa Ahmad Dhani adalah orang yang tepat untuk negeri ini. Juga semoga Ahmad Dhani sepakat dengan tulisan saya ini kemudian melamar saya jadi timsesnya.
Oh ya, hampir kelupaan. Yang perlu kalian tahu juga, Ahmad Dhani ini tidak hanya hebat dalam menulis lagu, dia juga rajin menulis artikel terkait isu-isu terkini di beberapa media. Salah satu tulisannya yang paling terkenal berjudul “Surat Terbuka Seorang Buruh Tentang Kelas Menengah Yang Budiman”. Selain itu dia juga sudah menerbitkan buku “Dari Twitwar ke Twitwar” yang berisi kumpulan kicauan-kicauannya yang penuh kontroversi itu. Eh, salah, deng, itu mah Arman Dhani, ya.