MOJOK.COÂ – Serentak netizen mengenang masa-masa berkesan mereka sebagai orang miskin. Kebanyakan pahit untuk diingat, tapi jadi manis kalau disyukuri. Pengalaman jadi orang miskin nggak menjaminmu kaya, tapi melatihmu bersyukur.
Netizen Twitter memang akrab dengan kemiskinan. Kalau tidak, mereka nggak akan mendeklarasikan diri sebagai sobat misqueen. Setidaknya label ini menahan ego berperilaku jaim dan gengsi gede-gedean saat isi dompet bikin terharu.
Melabeli diri sebagai sobat misqueen juga membantu orang-orang yang selama ini sombong untuk latihan rendah hati. Asal jangan jadikan ini alasan untuk berlomba-lomba dapat raskin dan Bidik Misi lo ya!
Sebuah cuitan yang viral belakangan menggelitik nurani saya untuk bernostalgia terhadap kemiskinan. Saya tidak sendirian, ternyata banyak juga netizen yang punya memori menyedihkan soal betapa sulitnya bertahan hidup tanpa uang.
apa pengalamanmu yg paling berkesan sebagai orang miskin?
me: kelaperan dan makanan yg tersisa hanyala kopi sasetan merk YA KOPI SUUSUUNYAAA ~ siang2 panas membara nyeduh kopi sambil menangos di kosan ?
— goyangnya bikin hepi ~ (@inizali) February 3, 2020
Saya pernah benar-benar lapar di malam hari, nggak ada makanan dan nggak ada uang sehingga memilih tidur agar meunda lapar 8-12 jam lagi. Sungguh pun ini pahit, tapi bikin saya bersyukur karena saat bikin tulisan ini saya sambil makan nasi ayam suwir.
Cuitan sederhana dari @inizali ternyata memancing banyak orang untuk turut membagikan pengalaman berkesan mereka sebagai orang miskin. Nggak disangka, banyak yang lebih sedih dari saya.
Tgl tua nggak punya duit gara gara abis ketipu jutaan rupiah, di mess adanya cuma nasi sama masako, akhirnya makan nasi di taburin masako doang, makanya sambil nangis, terus mamak aing tiba tiba telpon nanyain udh makan blm dan q harus pura pura happy kek g terjadi apa apa ?
— Rama (@hambacashback) February 3, 2020
di atm cuma 100rb (utk disisain 3 hri sblm gajian), tpi sodara butuh uang buat ngebis ngelamar kerja. Aku kasih. (akhirnya dia ketrima kerja dit4 yg dia mau) Bertahan dgn roti tawar & kopi. Besoknya tiba2 temen blg klo ada trf uang 400rb smbl bilang thanks udh baik sama aku.
— Eowin (@eowin__) February 3, 2020
Tapi jangan salah, Guys. Kemiskinan bukanlah kompetisi. Tidak ada garis finish dari perlombaan menjadi miskin. Mengenang kemiskinan bisa berarti bernostalgia terhadap perjuangan untuk bertahan. Memang sih nggak semua peserta nostalgia sebagai orang miskin ini sekarang sudah jadi kaya.
Banyak di antara mereka yang mungkin masih merangkak agar hidup lebih baik. Termasuk aku, kamu, dia, dan dirinya yang tampaknya nggak akan pernah puas dengan kekayaan. Klise ya, orang cenderung mudah bersyukur saat membicarakan kemiskinan ketimbang kekayaan. Nggak heran kalau kebanyakan koruptor itu sudah kaya duluan.
Pertanyaannya sekarang, apakah kita harus behenti di sini sebagai orang miskin yang bersyukur? Jangan dong. Kemiskinan adalah PR buat kita yang pernah merasakannya agar jangan ada lagi yang mengalaminya. Alias, ayolah guys lakukan sesuatu buat menolong orang-orang yang sedang kesusahan.
Mengenang pengalaman berkesan sebagai orang miskin can be tricky dan mudah disalahpahami. Jika seseorang yang sudah suskses membandingkan hidupnya dengan orang-orang di sekitarnya yang masih susah sebagai sarana buat bersyukur, sungguh ini jahat. Baiknya kalau kepikiran begini cukup mbatin saja, nggak usah ngetwit nanti kayak….
Ah sudahlah.
Kemiskinan adalah hal yang nggak bisa disombongkan di dunia ini. Setidaknya kalau kalian menyombongkan diri pernah miskin, berarti kalian dalam keadaan yang baik sekarang. Berbahagialah.
BACA JUGA Meninjau Alasan Cewek Kalau Dipuji Sering Bales ‘Ah, Kau Lebih Cantik!’ atau artikel lainnya di POJOKAN.