Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Saran Mesra untuk Pembuat Poster-Poster Pernyataan Warga Menolak Berita Covid-19

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
15 Juli 2021
A A
berita covid-19
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kalau mau bikin poster gerakan, apalagi gerakan menolak berita Covid-19 itu mbok ya dipertimbangkan materi dan estetikanya.

Entah siapa yang memulai dan mengawali gerakan aneh ini, namun yang jelas, di media sosial, kini mulai beredar poster-poster terkait pernyataan yang mengatasnamakan masyarakat daerah tertentu untuk tidak mengupload berita tentang Covid-19. Alasannya klasik: untuk menciptakan ketenangan dan ketenteraman masyarakat.

Sepintas lalu, gerakan ini tampak seperti gerakan kolektif yang benar-benar diinisiasi oleh masyarakat. Namun menjadi agak mencurigakan sebab kata-kata dalam poster pernyataan tersebut isinya sama semua.

menolak berita covid

“Warga XXX kompak untuk tidak upload berita tentang covid biar masyarakat aman dan tentram.”

Begitu pesan yang tertulis dalam poster tersebut, di mana xxx dalam pesan tersebut merupakan nama daerah perwakilan masing-masing warga. Banyak daerah utamanya di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang sudah tertulis dalam poster. dari Kudu, Purbalingga, Nganjuk, sampai Surabaya.

Kalau mau melacak lebih lanjut, sebenarnya bisa saja diketahui siapa penyebar pertama poster-poster menolak berita Covid-19 tersebut, namun tentu saja itu bukan kapasitas saya. Saya justru lebih tertarik mengomentari bagaimana konsep desain dalam aneka poster yang beredar luas tersebut dan mencoba memberikan masukan.

Tentu saja ini dalam kapasitas saya sebagai orang yang pernah bekerja sebagai layouter dan pernah sangat terkenal gara-gara suka ngedit foto bareng artis. Insya Allah, analisis visual saya bisa dipertanggung-jawabkan.

Warna yang terlalu ngejreng

Dalam teori desain baik yang aliran minimalis maupun semarak, warna ngejreng sebenarnya bukan pilihan yang bagus untuk dipilih. Ia mengurangi estetika. Warna ngejreng dianggap norak dan sangat tidak DKV. Banyak desainer grafis yang sekarang lebih menyukai warna-warna pastel. Warna yang soft. Hijau tapi nggak hijau banget. Merah muda tapi nggak merah muda banget, Biru tapi nggak biru banget.

Ibarat warna hijau, desainer lebih suka pakai hijau lime (lime green), bukan hijau neon (neon green) yang bikin mata amat tercolok sebab hijaunya mirip rompi polisi dan Pak Ogah. Atau ibarat warna kuning, desainer umumnya lebih suka kuning tuscany atau kuning bumblebee, bukan kuning lemon yang memang lagi-lagi amat mencolok. Bahkan penggunaan warna hitam pun desainer grafis yang baik cenderung tidak memakai hitam full, melainkan hitam 80 persen atau 90 persen, sebab memang hitam full itu juga sangat mencolok. Tentu “mencolok” dalam hal ini adalah dalam konotasi negatif.

Nah, poster pernyataan menolak berita Covid-19 yang beredar di media sosial ini jelas tidak dibikin oleh desainer grafis. Dari warnanya saja sudah kelihatan. Kuningnya ngejreng banget. Posternya dibikin asal bisa kontras antara warna background dan tulisannya tanpa memperhatikan unsur estetika.

Tentu saja ini harus dievaluasi. Maklum, sebagai orang yang agak paham desain dan sering ikut program kampanye digital, saya mudeng banget kalau banyak orang sebenarnya tertarik ingin membagikan sebuah konten di media sosial karena sepakat dengan gagasannya, namun kemudian ia urung membagikannya karena desain visualnya yang amat buruk, norak, dan tidak enak dipandang.

Saran saya, kalau memang ini gerakan kolektif yang memang diniatkan untuk menjadi besar, mbok ya rangkul satu dua orang yang bisa mendesain, atau minimal paham komposisi warna.

Kurang riset dan eksplorasi materi desain

Ini hal yang juga layak diperhatikan. Dalam salah satu poster pernyataan, tertulis “Warga Lamongan kompak untuk tidak upload berita tentang covid biar masyarakat aman dan tentram.” Namun background poster tersebut adalah gambar visual Taman Asean lengkap dengan Monumen Ringin Contong.

Iklan

Ini bukan hanya aneh, tapi juga goblok. Lha Taman Asean dan Monumen Ringin Contong itu landmark-nya Jombang, bukan Lamongan. Ini kan jadi bukti kalau visual tersebut dibikin bukan oleh warga Lamongan sendiri, melainkan oleh orang luar.

Besar kemungkinan ia cuma googling-googling saja dan ndilalah nemu Ringin Contong. Saya menebak, pembikin poster ini nggoglingnya terlalu polos. Sebab, setelah saya coba telusuri, satu-satunya hubungan antara Lamongan dengan Ringin Contong adalah Depot Soto Ayam Kampung “Ringin Contong” di Kepanjen, Jombang. Kebetulan, soto yang dijual memang soto khas Lamongan.

Nah lho. Berat para rawuh. Dari kasus poster yang ngawur inilah kita belajar, bahwa dalam sebuah gerakan, sepalsu apa pun gerakan itu, tetap penting untuk merangkul putra daerah. Biar nggak kelihatan goblok-goblok banget.

Tidak paham vocal point

Dalam prinsip desain grafis, ada term yang amat populer, yakni vocal point. Vocal point ini dalam desain diartikan sebagai elemen yang tampak lebih mencolok sekaligus lebih menarik perhatian dibandingkan elemen yang lainnya.

Nah, dalam poster-poter penolakan berita tentang Covid-19 di atas, desainer tidak mempertimbangkan elemen vocal point ini. Atau yang lebih buruk, malah tidak mudeng sama sekali tentang apa itu vocal point.

Pesan yang disampaikan benar-benar dibikin serampangan. Gambar landmark kota atau kabupaten yang dipakai hanya sekadar sebagai penghias atau validasi daerah. Tidak ada tulisan yang lebih ditonjolkan. Semuanya menonjol. Kalaupun ada yang menonjol, posisinya menutupi sebagian area visual landmark daerahnya. Padahal landmark ini seharusnya bisa menjadi vocal point sekunder.

Dalam hal ini, saran saya satu: kalau memang tidak mampu merangkul desainer grafis yang andal, cobalah cari tahu apa itu Canva.

Semrawut

Pemilihan warna sembarangan, asal tumpuk, font sedapatnya, shadow semampunya, singkat kata, desain poster menolak berita Covid-19 ini semrawut.

Dalam hal ini, saran saya satu: Wis tho, Mas. Rasah mekso. Tensimu, lho.


BACA JUGA Analisis Kesalahan Desainer Grafis UI sekaligus Mengapresiasinya sebagai Taktik Viral dan tulisan AGUS MULYADI lainnya. 

Terakhir diperbarui pada 15 Juli 2021 oleh

Tags: brita covid-19desain grafisposter
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

bikin ilustrasi copy paste erigo store zeotic syztem nora potwora xinijawo ilustrator rusia karya copy paste UMR Jogja malaysia amati tiru modIfikasi ATM
Pojokan

Bikin Ilustrasi Orisinal Itu Susah, Mending Copy Paste Aja Udah

26 Januari 2020
Snack Bikini, Remas Aku: Kemasan Kreatif dan Strategi Pasar
Esai

Snack Bikini, Remas Aku: Kemasan Kreatif dan Strategi Pasar

12 Agustus 2016
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.