Sepanjang saya berselancar di jagad media online, saya tentu saja pernah menemukan banyak artikel-artikel menarik.
Dari sekian banyak artikel menarik itu, ada satu yang sampai sekarang betul-betul saya ingat. Sebuah artikel ilmiah dengan judul yang bagi saya terlihat sangat provokatif: “Seperti apakah warna bunglon jika berada di tempat yang penuh dengan cermin?”
Mak tratap saya membaca judul artikel tersebut. Bukan, bukan… bukan karena rasa penasaran saya akan warna si bunglon, tapi lebih karena terpikir betapa selonya orang yang begitu niat dan berambisi mencari jawaban atas pertanyaan tidak penting tersebut. Betapa manusia selalu penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang kadang tak tampak sedikit pun faedahnya.
Setelah artikelnya saya baca, barulah kemudian saya mendapatkan semacam pencerahan, bahwa ternyata dari pertanyaan tentang bunglon yang saya anggap wagu itulah kemudian muncul pengetahuan-pengetahuan baru tentang fisiologis bunglon dan hewan-hewan pada umumnya yang tak bisa dimungkiri punya peran yang besar terhadap kehidupan manusia.
“Kenapa benda selalu jatuh kebawah?”
Pertanyaan seperti itu boleh jadi adalah pertanyaan yang mungkin semua orang bisa menjawabnya. Benda jatuh ke bawah karena gravitasi.
Namun, tentu akan sangat berbeda jika pertanyaan itu ditanyakan sebelum Isaac Newton ketiban apel saat sedang nyantai di bawah pohon dan kemudian merumuskan hukum gravitasi.
Sebelum Isaac Newton menemukan hukum gravitasi, pertanyaan kenapa benda selalu jatuh ke bawah boleh jadi adalah pertanyaan bodoh yang mungkin hanya bisa dijawab dengan satu jawaban kunci: “Sudah dari sononya.”
Kita agaknya kerap berkelindan dengan banyak pertanyaan-pertanyaan yang tampak tak penting tapi kadang bisa memunculkan kepentingan lain yang sangat besar.
Dalam sebuah episode film silat, ada satu pertanyaan wagu yang ditanyakan oleh seorang guru kepada muridnya. “Apa warna angin?”
Pertanyaan yang begitu menggelitik. Namun pertanyaan itulah yang kemudian menjadi petunjuk bagi si murid untuk bisa mempelajaru jurus baru.
Kita agaknya memang membutuhkan hal-hal dan pertanyaan yang tidak penting. Sebab ketidakpentingan itu justru acapkali menjadi sebuah kepentingan tersendiri.
Urusan penting dan tidak penting kadang hanya perkara waktu. Perkara yang sekarang tidak penting bisa jadi di masa depan menjadi sebuah perkara yang begitu penting dan mendesak untuk dipecahkan.
Mangkanya, kalau suatu saat, ada kawan Anda yang menanyakan pertanyaan-pertanyaan aneh dan tidak penting, jangan pernah meremehkan dia, bisa jadi, pertanyaan dia merupakan pintu gerbang menuju sebuah dialektika yang punya pengaruh banyak untuk khalayak.
Yah, sebelum saya mengakhiri tulisan tidak penting ini, izinkan saya menanyakan dua pertanyaan yang entah kenapa sampai sekarang terus mengusuk rasa keingintahuan saya.
“Apakah mengucap bismillah sebelum memasang taruhan dadu akan membuat dosa pelakunya jadi impas?”
“Apakah berbuat curang saat judi gaple akan membuat dosa pelakunya menjadi bertambah dua kali lipat?”