MOJOK.CO – Soal menapaki karier di berbagai bidang, tentu saja Luhut Pandjaitan jagonya.
“Kepala, pundak, Luhut lagi, Luhut lagi…” begitu tulisan di sebuah meme yang masuk ke salah satu grup wasap komunitas saya. Meme tersebut tak bisa dimungkiri adalah bentuk respons atas banyaknya isu yang melibatkan nama Luhut di dalamnya.
Yang terbaru, Luhut ditunjuk menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan (Plt) menggantikan Edhy Prabowo yang baru saja dijadikan tersangka oleh KPK dalam kasus dugaan suap bibit lobster.
Terlepas dari isu di atas, tak bisa dimungkiri bahwa sosok bernama Luhut Binsar Pandjaitan memang punya pengalaman menempati banyak jabatan. Dalam jabatan kementerian atau setingkat menteri saja, Luhut tercatat sudah menjabat di lima pos yang berbeda, yakni Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Kepala Staf Kepresidenan, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Menteri Perhubungan (Plt), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, dan yang masih gres, Menteri Kelautan dan Perikanan (Plt).
Itu belum termasuk jabatan lain di luar kementerian seperti duta besar serta berbagai jabatan kemiliteran lainnya.
Kalau ditambah dengan jabatan di luar jabatan kenegaraan, tentu bakal lebih panjang lagi. Maklum, Selain sebagai pejabat, Luhut pun juga seorang pengusaha yang menguasai banyak sekali perusahaan.
Nah, pengalaman mengurusi banyak hal di berbagai bidang tersebut tentu menjadi bukti sahih bahwa Luhut adalah pribadi yang multi talenta dan paham banyak hal. Kalau ia mau ikut kuis Who Wants to be a Millionaire yang dipandu oleh Tantowi “Steven Seagal” Yahya itu, saya yakin ia bisa membawa pulang hadiah uang minimal 64 juta. Sungguh Luhut adalah sosok yang mrantasi.
Nah, terkait dengan banyaknya karier jabatan yang pernah diemban oleh Luhut Pandjaitan, saya merasa masih ada beberapa karier lain yang masih belum pernah dicoba olehnya. Beberapa karier ini tentu bisa menjadi tantangan yang unik bagi seorang politisi seperti Luhut.
Kepala Sekolah
Tak banyak yang tahu bahwa di kampung halamannya di Toba Samosir, Luhut membangun sebuah Politeknik Informatika dan menyekolahkan banyak anak-anak yang tidak mampu. Luhut punya concern yang baik dalam dunia pendidikan. Hal inilah yang menjadi pertimbangan penting bahwa sesungguhnya seorang Luhut Pandjaitan cocok menjadi seorang kepala sekolah.
Luhut bisa bikin sekolah swasta yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Namanya terserah, yang jelas harus ada embel-embel Luhut-nya, misal SMP Luhut Handayani, atau SD Luhut Prakarya. Nanti Luhut bisa memilih mau menjadi kepala sekolah di sekolah yang mana. Bebas. Wong dia yang punya sekolahnya.
Bisa dibayangkan betapa kerennya sekolah yang dipimpin oleh seorang Luhut. Ketika sekolah lain mengisi ekstrakurikulernya dengan kegiatan olahraga atau kesenian, sekolah milik Luhut mengisi ekskul-nya dengan pelatihan dan pendidikan politik.
Ha apa nggak hebat itu siswa-siswanya? Begitu lulus UN langsung daftar caleg.
Pemimpin Orkes
Kalau Anda cukup selo, mungkin Anda ingat kalau Luhut pernah tampil di acara E-Talkshow di Tv One pada tanggal 30 November 2018 silam. Dalam talkshow tersebut, ada satu sesi di mana Luhut diminta untuk bernyanyi. Dan tak diduga, ternyata suara Luhut, tidak buruk-buruk amat. Bahkan cenderung merdu. Yah, memang masih kalah merdu kalau dibandingkan dengan Wiranto yang memang jago nembang macapat itu, tapi kalau dibandingkan dengan SBY, saya yakin, suara Luhut jauh lebih sedap.
Ini sinyal bagus bahwa Luhut punya bakat untuk berkarier di bidang tarik suara. Saya yakin, Luhut pasti tak terlalu suka jika harus tampil di depan, karena itulah, saya menyarankan agar Luhut tampil di belakang layar saja. Luhut punya potensi menjadi seorang pemimpin orkes dangdut. Dengan uang yang dia punya, Luhut bisa sekaligus menjadi pemimpin perusahaan rekaman dan syutingnya.
Nama orkes yang paling cocok tentu saja adalah Lucinta Luna, yang merupakan akronim dari Luhut Cinta Lagu dan Nada.
Tentu nanti akan mudah bagi orkes ini untuk manggung, hal ini mengingat ABRI sering sekali menanggap dangdut koplo untuk memeriahkan hari ulang tahun mereka sebagai bagian dari usaha mendekatkan diri dengan masyarakat.
Dan karena Luhut pula yang punya perusahaan syutingnya, maka nanti konser dangdutnya bisa dijual dalam bentuk keping CD. Dan selayaknya CD dangdut koplo, nanti ketika diputar, di videonya bakal ada keterangan dalam bentuk newsletter text berjalan dengan tulisan yang sangat-sangat ngejreng:
“Dilarang meng-copy sebagian atau seluruh video di kaset ini tanpa izin tertulis dari Luhut Enterpres.”
Pengusaha kuliner
Sebagai pengusaha jempolan, Luhut tampaknya harus mencoba menggeluti bisnis ini. Bukan bisnis yang besar memang, jika dibandingkan dengan bisnis tambang yang ia punya. Namun setidaknya, ini bisa menjadi bisnis kecil sederhana yang bakal berkesan baginya, utamanya di usianya yang sudah tua. Yah, biar nggak kalah sama anak-anaknya Jokowi yang juga bisnis kuliner itu.
Ada banyak pilihan makanan yang bisa dicoba oleh Luhut, tapi kalau dilihat dari namanya, Luhut sangat cocok berjualan dua makanan ini: Lapis legit, dan lupis ketan.
Untuk makanan pertama, Luhut bisa menggunakan merek Triple L alias LLL, yang mana artinya adalah Lapis Legit Luhut. Sedangkan untuk makanan yang kedua, namanya bisa lebih keren lagi: Lulu Tantan, Lupis Ketan Luhut Pandjaitan.
Nanti boxnya dibikin sekeren dan seprovokatif mungkin.
LULU TANTAN: LUPIS KETAN LUHUT PANDJAITAN
Jauh lebih enak ketimbang Sang Pisang-nya Kaesang!
Pembina Pramuka Nasional
Di usianya yang sudah semakin tua dan lelah, tak ada salahnya bagi Luhut untuk bernostalgia menyalurkan ilmu-ilmu kemiliterannya. Namun karena militer terlalu keras bagi lelaki seusianya, maka akan lebih bijak jika dia menggeluti sesuatu yang masih ada irisannya dengan dunia kemiliteran. Pramuka, misalnya.
Adalah sebuah ide yang menarik jika Luhut berminat menjadi pembina Pramuka nasional. Ia pasti paham segala hal tentang tali-temali, halang rintang, atau mencari jejak. Lha wong mengubah sesuatu yang nggak ada menjadi ada saja Luhut bisa, apalagi cuma melacak sesuatu yang jelas-jelas ada.
lagipula, kalau dilihat-lihat, wajah Luhut itu sudah sangat pramuka. Kalau pas tegas terlihat sangat keras seperti tongkat pramuka, tapi kalau pas merenges bisa sangat lembut seperti hasduk.
Presenter
Ini bukan guyonan. Ini serius. Luhut itu sangat cocok menjadi seorang presenter, utamanya acara talkshow.
Saya paham bahwa Luhut memang sudah tua, tapi dalam dunia showbiz, usia bukanlah penghalang. David Letterman, salah satu presenter paling kondang dalam industri hiburan itu buktinya. Lelaki sepuh yang kalau di Indonesia sering dipanggil jadi Daud Suratman itu bisa menjadi presenter yang buagusnya ngaudubillah setan walau usianya sudah lebih dari enam puluh tahun.
Kalau mau contoh lokalan, ada Karni Ilyas. Bayangkan, seorang Karni Ilyas, yang suaranya serak parau dan sesekali kalau ngomong harus dicicil itu, berhasil menjadi presenter salah satu acara talkshow paling menjanjikan di Indonesia. Kalau Karni Ilyas bisa, kenapa Luhut Pandjaitan tidak?
Sebagai menteri macam-macam, Luhut pasti sudah menguasai ilmu public speaking yang mumpuni. Ia punya banyak koneksi untuk mengundang narasumber-narasumber terkenal yang belum tentu mau kalau dihubungi oleh acara talkshow lain.
Kalau Najwa Shihab hanya bisa menghadirkan beberapa menteri sebagai narasumber, maka bukan tak mungkin Luhut bisa menghadirkan seluruh menteri kebinet Indonesia Maju, lengkap dengan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Acara yang, saya usul sebaiknya diberi nama “Luhut and His Friends” ini tentu bakal menjadi tontonan yang menarik. Saya membayangkan, Luhut akan membuka talkshow yang diikuti seluruh anggota kabinet Indonesia Maju dengan pernyataan yang sangat ndlogok dan gathel.
“Di Istana Negara, Jokowi yang jadi pemimpinnya, tapi di sini, saya yang jadi host-nya. Mari berpestaaaaa…”
Yang kemudian langsung dihajar dengan hentakan musik dari band yang memainkan lagu “Buka dikit josss” dengan Caesar tampil untuk memimpin penonton untuk ber-goyang Caesar ala-ala acara hiburan sahur.
“Menteri saktiiii… turutututututuuuuu…”
Acara joget-joget selesai. Luhut kemudian mempersilakan semua menteri di Kabinet Indonesia maju untuk mengemukakan langkah-langkah strategis mereka utamanya yang terkait dengan bidang kementerian mereka dalam menghadapi wabah virus corona.
Setelah semua menteri, juga wakil presiden mengemukakan langkah-langkah strategis mereka, akhirnya tibalah giliran Jokowi yang dipersilakan sebagai pembicara puncak.
“Jadi gimana, Bapak Presiden, apa saja langkah strategis yang akan Sampeyan ambil?”
Jokowi kemudian membenarkan tempat duduknya.
“Jadi beg…”
Belum sempat Jokowi melanjutkan bicaranya, Luhut keburu memotongnya untuk kemudian berdiri.
“Kita rehat sejenak!” kata Luhut.