Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Indonesia Rasanya Mustahil Terkena Bencana Kelaparan

Advertorial oleh Advertorial
16 November 2018
A A
Indonesia Rasanya Mustahil Terkena Bencana Kelaparan

Indonesia Rasanya Mustahil Terkena Bencana Kelaparan

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Salah satu doa yang pernah dipanjatkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW atas umatnya adalah doa agar umatnya tidak dibinasakan oleh bencana kelaparan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Kanjeng Nabi mengatakan bahwa doanya ini dikabulkan oleh Allah.

Indonesia boleh jadi menjadi bukti bahwa doa tersebut benar-benar dikabulkan dengan amat sempurna oleh Allah.

Saya selalu meyakini, bahwa dalam urusan makanan, Indonesia adalah negara pilih tanding. Dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, Indonesia mungkin kalah soal teknologi, kalah soal pendidikan, kalah soal olahraga, atau bisa jadi kalah soal pemerintahan. Tapi kalau urusan makanan, tunggu dulu.

Bagi banyak orang Indonesia, makan bukan lagi sekadar usaha untuk menyambung hidup. Lebih dari itu, makan adalah sebuah seni tersendiri. Pada titik tertentu, ia adalah jalan pedang.

Ini mungkin memang sedikit jumawa, namun rekam jejak mengatakan, Indonesia rasanya memang mustahil bakal terkena bencana kelaparan.

Setidaknya, ada beberapa sebab yang bisa melandasi hal tersebut.

Pertama, Indonesia adalah negara dengan ketahanan pangan yang luar biasa.

Orang Indonesia itu, ketika pepaya dan cabai busuk dirasa sayang untuk dibuang, mereka dengan segala kreativitasnya membuatnya menjadi saos yang punya citarasa tinggi.

Ketika balungan yang dagingnya cuma sak uplik itu dirasa sayang untuk dibuang, mereka meraciknya menjadi sajian soto dan mie dengan kuah kaldu yang kental dan menggugah selera.

Ketika ampas tahu dirasa sayang untuk dibuang, mereka mengolahnya menjadi tempe gembus yang rasanya tak kalah legit ketimbang tempe kedelai.

Ketika biji nangka dirasa sayang untuk dibuang, mereka merebusnya dan memakannya sebagai kudapan yang luar biasa nikmat lagi bergizi.

Ketika nasi basi dirasa sayang untuk dibuang, mereka mengolahnya menjadi karak ataupun kerupuk gendar yang rasanya aduhai gurih menendang lidah.

Dan bahkan ketika beling atau lampu neon dirasa sayang untuk dibuang, mereka dengan serta merta ndadi atau kerasukan agar itu beling masih tetap bisa dimakan.

Pokoknya, apa saja, selama ketemu sama mulut orang Indonesia, pasti bisa dimakan. Jangankan kayu atau rerumputan, lha wong isu PKI aja bisa dimakan, kok.

Iklan

Kedua, Indonesia punya logika makan yang unik dan lucu.

Bayangkan, di Jawa, misalnya, sebanyak apa pun seseorang mengunyah snack, melahap kue, atau memamah roti, ia tetap saja tidak layak disebut makan jika ia belum menyantap nasi.

Beberapa daerah lain juga begitu, hanya saja dengan makanan pokok yang berbeda.

Mangkanya, di Indonesia, tidak semua kegiatan makan layak disebut makan. Beberapa menyebutnya sebagai ngemil, ngudap, atau apa pun itu.

Maka, jangan heran jika kemudian banyak kreasi makanan cemilan dan kudapan dengan aneka variasinya yang memang diciptakan bukan untuk mengenyangkan, melainkan hanya sekadar sebagai pemanasan.

Ketiga, di Indonesia, makan saja bisa dapat hadiah.

Di Indonesia, banyak tempat makan yang memberikan hadiah-hadiah menarik bagi para pelanggannya hanya untuk makan saja.

Di Surabaya, misalnya, ada warung makan mie yang memberikan hadiah kepada pelanggannya yang bisa menghabiskan satu porsi mie dalam waktu tertentu. Atau di Bandung, ada warung burger yang memberikan hadiah berupa gratis makan asal pelanggannya bisa menghabiskan satu porsi burger jumbo.

Contoh yang lebih menarik misalnya seperti yang dilakukan oleh GO-FOOD. Ia memberikan kejutan-kejutan menarik untuk setiap transaksi pemesanan makanan yang dilakukan oleh pelanggan mereka.

Yang paling terkini, misalnya, GO-FOOD punya program MaMiMuMeMo (Makan-Minum-Murah-Menang-Mobil), sebuah program yang berlangsung selama satu bulan (dari 5 November sampai 5 Desember 2018) dimana setiap transaski GO-FOOD, pelanggan akan mendapat 1 kode pesananan yang akan diundi setiap minggunya.

Hadiah mingguannya berupa motor dan smartphone. Sedangkan grand prize di akhir program berupa mobil. Undian akan ditayangkan setiap hari Jumat pada pukul 9 malam di Net TV dalam acara Tonight Show.

Bayangkan, siapa yang tak mau dapat mobil hanya bermodalkan mulut besar dan rasa lapar?

Keempat, ada banyak cara untuk bisa mendapatkan makanan gratis di Indonesia.

Ini nyata. Agus Mulyadi, Pemimpin Redaktur Mojok sendiri pernah mengalaminya. Sebagai pemilik nama Agus, pada bulan Agustus kemarin, ia mendapatkan banyak sekali promo makan gratis di berbagai rumah makan. Bayangkan, ia bisa mendapatkan makan gratis hanya karena ia bernama Agus.

Selain nama tertentu, di Indonesia, juga tak sedikit jumlah warung makan yang menggratiskan makanannya untuk para pelanggan yang sedang hamil, yang sedang berulang tahun, atau yang lebih ngehek: yang sedang patah hati.

Kultur budaya kita juga mempengaruhi faktor keempat ini. Di Indonesia, ada banyak laku atau ritual yang memungkinkan orang untuk bisa mendapatkan makanan gratis. Dari mulai acara selametan, pengajian, syukuran, sambatan resepsi nikahan, bahkan sampai kenduri kematian.

Mangkanya, dalam salah satu materi lawakannya, Cak Lontong pernah bilang: “Di Indonesia ini, cari makan itu mudah, satu saja tetanggamu mati, minimal tujuh hari jatah makanmu terjamin. Itu kalau satu tetangga yang mati, bayangkan kalau lima? Kalau sepuluh?”

Kalaupun susah cari gratisan, ada banyak sekali promo-promo diskon makanan dengan potongan harga yang kolosal dan sporadis. Promo GO-FOOD di Pesta MaMiMuMeMo, misalnya. Program yang berlaku dari tanggal 5 November sampai 5 Desember ini memungkinkan pelanggan untuk mendapatan potongan harga mencapai 40%.

Faktor kelima alias faktor paling pamungkas, makanan murah bisa didapatkan dengan mudah di Indonesia.

Faktor ini tak bisa dibantah. Dari mulai rendang, soto Lamongan, sop buntut, empal gentong, coto makasar, dendeng balado, sampai iga penyet, bisa dibeli dengan harga yang sangat murah.

Yah, kalaupun tidak bisa dibeli dalam bentuk aslinya, setidaknya bisa dibeli dalam bentuk mie instan.

Pesta MaMiMuMeMo GO-FOOD

Disclaimer: Tulisan ini adalah advertorial yang disajikan oleh tim Mojok Institute secara nakal, jenaka, dan membahagiakan kamu semua. Bagi Anda yang mau mempromosikan produk-produk tertentu, silakan menghubungi [email protected].

 

Terakhir diperbarui pada 26 November 2018 oleh

Tags: AdvertorialGO-FOODKulinerMakan gratisPesta MaMiMuMeMo
Advertorial

Advertorial

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Gara-gara Kakek dari India, buka nasi biryani MOJOK.CO
Kuliner

Gara-gara Kakek dari India, Suami Istri Buka Rumah Makan Nasi Biryani di Jogja

9 September 2025
3 Dosa Penjual Gudeg yang Merusak Rasa dan Bikin Wisatawan Kapok Kulineran di Jogja Mojok.co
Pojokan

3 Dosa Penjual Gudeg yang Merusak Rasa dan Bikin Wisatawan Kapok Kulineran di Jogja

18 Agustus 2025
Tongseng enthog Pak Badi Kudus, kuliner enak dari Kudus.
Kuliner

Tongseng Enthog Pak Badi Kudus, Kuliner Warisan Bapak untuk Anak yang Suka Touring

13 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.