Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Fabinho, Raksasa Liverpool dan Cinta Arsenal yang Hinggap di Lain Hati

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
29 Oktober 2019
A A
fabinho arsenal liverpool mojok.co ulasan pertandingan berita sepak bola

fabinho arsenal liverpool mojok.co ulasan pertandingan berita sepak bola

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Fabinho adalah reinkarnasi Patrick Vieira. Legenda dan cinta Arsenal yang kini justru hinggap dan menjadi lebih dewasa bersama Liverpool.

Penampilan Fabinho ketika Liverpool melawan Tottenham Hotspur adalah sajian kolosal. Dia mencatatkan 111 kali sentuhan, 78 umpan akurat, 5 bola jauh akurat, 8 kali memenangi duel darat, 4 kali menang duel udara, 3 intersep, 3 takel penting, dan membuat 2 peluang. Salah satu dari dua peluang yang dia buat menjadi asis untuk gol Jordan Henderson.

September 2019 yang lalu, saya sempat menulis kalau musim ini, Liverpool punya segala modal untuk menduplikasi rekor tak terkalahkan selama satu musim yang dipegang Arsenal. Salah satu unsur yang membuat The Reds bisa mengejar rekor Arsenal adalah determinasi dan kekuatan lini tengah. Sosok Fabinho adalah kunci di sana.

Arsenal era Invincible punya lini tengah yang komplet. Orang sekarang menyebutnya seimbang. Seimbang, mencakup kekuatan untuk bertahan, punya kapasitas untuk naik menyerang, dan seimbang dalam artinya komposisi pemain. Ketika satu pemain absen, ada pemain lain yang bisa menggantikan, tanpa mengurangi level tim secara keseluruhan.

Arsenal musim 2003/2004 punya duet Vieira dan Gilberto Silva. Di bangku cadangan ada Edu, Ray Parlour, dan Cesc Fabregas. Musim 2019/2020, Liverpool punya Fabinho, Gini Wijnaldum, Jordan Henderson, Naby Keita, Chamberlain, Xherdan Shaqiri, dan James Milner. Komposisi yang “komplet dan seimbang”.

Keberadaan Vieira bagi Arsenal sangat penting, terlepas dari jabatan kapten yang dia jabat. Mungkin, saat ini, tidak banyak gelandang sentral dengan kemampuan komplet seperti Vieira. Di mata saya, salah satu pemain yang mendekati kemampuan Vieira adalah Frankie De Jong, gelandang Barcelona. Cuma beda di postur dan tinggi badan saja.

Baik Vieira dan De Jong punya kemampuan membawa bola dari wilayah sendiri. Orang menyebutnya penetrasi. Jago mempertahankan penguasaan bola, andal mensirkulasikan bola ke sisi lapangan, dan mencetak gol ketika memungkinkan. Keduanya juga jeli ketika melakukan tekel, dengan Vieira lebih lugas, bahkan keras.

Meski tugas bertahan lebih banyak diemban Gilberto Silva, Vieira tetap menjadi filter pertama bagi serangan lawan. Kemampuan menjadi filter inilah yang membuat lini tengah Arsenal menjadi sangat tebal. Sosok Vieira dan Gilberto Silva menjadi begitu besar dibandingkan gelandang-gelandang Arsenal masa kini yang cengeng dan tidak menghargai ban kapten.

Perasaan tertekan ketika melihat duet Vieira dan Gilberto Silva itu yang saya rasakan di dalam diri Fabinho. Terutama ketika melihat rekaman pertandingan Liverpool vs Tottenham Hotspur. Kata “kolosal” mungkin terlalu sederhana untuk menggambarkan performa Fabinho malam itu. Lini tengah The Reds tidak hanya tebal, tetapi terasa lebih tenang dan menjanjikan.

Ketenangan lini tengah tidak datang begitu saja. Jika pemain yang bertanggung jawab di lini tengah tidak punya mental baja, sekali bikin kesalahan, dia akan sulit bangkit. Fabinho bukan gelandang seperti itu. Pertandingan belum genap satu menit ketika Mousa Sissoko mendobrak lini tengah Liverpool. Penetrasi di wilayah Fabinho itu berbuah menjadi gol bagi Spurs.

Menit-menit awal sebuah laga adalah periode krusial. Jika kebobolan di periode ini pilihannya hanya dua. Segera bangkit atau terpuruk secara otomatis. Selain keberadaan Fabinho yang kolosal, tim asuhan Jurgen Klopp ini memang sudah matang. Mereka sudah sangat dewasa menyikapi situasi yang tidak menguntungkan.

Liverpool tidak terburu-buru menyamakan kedudukan. Mereka tahu laga masih panjang. The Reds mengontrol tempo, menyesuaikan diri dengan kekurangan dan kelebihan Spurs. Kondisi ini membuat Fabinho semakin nyaman bermain.

Fabinho bermain lebih ke depan seiring garis pertahanan yang memang dinaikkan. Sebuah kecenderungan terjadi. Ketika melawan Spurs, pemain asal Brasil itu membuat lebih banyak umpan vertikal menuju sepertiga akhir (wilayah lawan) dibandingkan di tiga laga sebelumnya. Kecenderungan ini berbuah sangat manis. Kenapa bisa begitu?

Perbandingannya seperti ini. Ketika melawan Manchester United, Fabinho melepas 17 kali umpan sukses ke wilayah lawan. Melawan Leicester City, hanya 7 dari 12 percobaan yang sukses. Melawan Sheffield United, hanya 13 umpan sukses dari 16 percobaan. Melawan Spurs, dia membuat 25 umpan sukses dari 31 percobaan!

Iklan

Fabinho bukan hanya jago merebut bola. Dia menjadi seperti jangkar dari pergeseran lini Liverpool. Umpan-umpan sukses dari lini kedua membantu Liverpool tidak hilang penguasaan ketika masuk sepertiga akhir. Pun, dengan begitu, lebih banyak opsi penciptaan peluang. Terbukti dengan gol cantik yang dibuat Henderson, hasil umpan lambung dari lini kedua.

Jika Liverpool mempertahankan gaya yang sama, Fabinho akan sangat terbantu mengembangkan sisi menyerang dalam dirinya. Jika Vieira jago melakukan penetrasi dengan giringan, Fabinho bisa melakukannya dengan umpan.

Selama ini, Liverpool punya dua bek sayap yang sangat kuat, agresif, kreatif, dan tajam. Keduanya menjadi sumber gol terbanyak The Reds saat ini. Jika Fabinho bisa berkembang menjadi gelandang dengan mata jeli dan kemampuan umpan lambung di atas rata-rata, variasi serangan akan bertambah.

Saat ini, Liverpool tidak hanya berbahaya di sisi lapangan. Fabinho akan menghadirkan dimensi berbeda. Seperti Vieira di Arsenal yang menjadi saka guru, Fabinho bakal menjelma menjadi raksasa di depan semua lawan. Jika saatnya tiba, rekor tidak terkalahkan Arsenal bukan tidak mungkin untuk dikejar.

BACA JUGA Dunia Sempurna Arsenal, yang Gagal Digapai City, Bisa Dikejar Liverpool atau tulisan Yamadipati Seno lainnya.

Terakhir diperbarui pada 29 Oktober 2019 oleh

Tags: Arsenalfabinhohendersonliga inggrisLiverpoolvieira
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Rokok Ilegal identik dengan Liga Inggris, yang Legal Liga Italia MOJOK.CO
Esai

Kenapa, ya, Rokok Legal Identik dengan klub Liga Italia, sementara Rokok Ilegal Lebih Dekat dengan klub Liga Inggris?

9 November 2024
Vidio vs Rp18 Triliun Live Streaming Ilegal Jelang Liga Inggris MOJOK.CO
Esai

Vidio Wajib Cemas. Menjelang Liga Inggris, Keuntungan Live Streaming Ilegal Mencapai Rp18 Triliun!

9 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.