Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Duh! Beratnya Sanksi Persib Bandung, Bagaimana dengan Kasus Kekerasan Lainnya?

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
2 Oktober 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sidang Komisi Disiplin untuk kasus meninggalnya Haringga Sirila di laga Persib vs Persija. Sanksi Persib sungguh berat dan ada rasa tidak adil di balik putusan ini.

Selasa, 2 Oktober 2018, sidang Komisi Disiplin untuk laga Persib vs Persija akhirnya selesai. Ada banyak putusan yang diambil, hukuman untuk klub, suporter, panpel, dan pemain. Setelah membaca jenis-jenis hukuman, terutama untuk klub, saya merasa ini tidak adil. Sanksi Persib Bandung terlalu berat.

Beberapa hal yang perlu saya tegaskan di sini. Pertama, melenyapkan nyawa adalah tindakan kriminal dan layak mendapatkan hukuman seadil mungkin. Kedua, hukum harus ditegakkan. Ketiga, penegakan hukum harus rata dan menyentuh semua pihak atau lapisan. Di mata saya, sanksi Persib Bandung hanya mencakup satu hal saja, yaitu untuk aksi kriminalitas.

Jadi begini. Untuk Persib Bandung, begini rincian sanksi yang mereka terima (dikutip dari top.skor.id):

Sanksi Persib sebagai klub:

Jenis pelanggaran: melakukan intimidasi kepada official Persija saat MCM, melakukan sweeping, pengeroyokan, dan pemukukan terhadap suporter Persija hingga tewas.

Hukuman: sanksi pertandingan home di luar Pulau Jawa (Kalimantan) tanpa penonton sampai akhir musim kompetisi 2018 dan pertandingan home tanpa penonton di Bandung sampai setengah musim kompetisi tahun 2019.

Sanksi untuk suporter:

Jenis pelanggaran: melakukan intimidasi kepada official Persija saat MCM, melakukan sweeping, pengeroyokan, dan pemukukan terhadap suporter Persija hingga tewas.

Hukuman: sanksi penonton dan/atau suporter berupa larangan untuk menyaksikan pertandingan Persib Bandung pada saat home atau away serta pertandingan Liga 1 lainnya sejak putusan ini ditetapkan sampai pada setengah musim kompetisi 2019.

Sanksi untuk panpel:

Jenis pelanggaran: suporter Persib melakukan intimidasi kepada tim Persija saat MCM, melakukan sweeping, pengeroyokan, dan pemukukan terhadap suporter Persija hingga tewas. Panlel gagal memberikan rasa aman dan nyaman terhadap suporter yang datang menonton.

Hukuman:

  1. Sanksi kepada ketua panitia pelaksana pertandingan & security officer berupa larangan ikut serta dalam kepanitiaan pertandingan Persib Bandung selama dua tahun.
  2. Panpel Persib Bandung dedenda sebesar Rp100.000.000.
  3. Panpel Persib Bandung wajib memerangi dan melarang rasisme dan tulisan provokasi serta slogan yang menghina pada spanduk, poster, baju, dan atribut lainnya dengan cara apapun.

Untuk semua tersangka pengeroyokan almarhum Haringga Sirila, semuanya dikenakan larangan menonton sepak bola di wilayah Republik Indonesia seumur hidup.

Rasa kaget langsung muncul ketika membaca salinan sanksi Persib di atas. Memang, hukuman di atas masih “terlihat lebih ringan” ketimbang degradasi secara langsung. Tetapi, perlu diakui, sanksi di atas seperti palu godam mengantam tubuh Maung Bandung secara telak.

Bermain tanpa penonton saja di beberapa pertandingan saja dampaknya sudah sangat besar. Ya untuk masalah pemasukan (untuk gaji pemain), ya masalah mental pemain yang bakal terhantam, dan kondisi mental tim secara utuh. Bermain di Kalimantan hingga musim selesai tentu membutuhkan dana (dan mental) yang besar.

Kondisi ini masih akan berlangsung hingga separuh musim kompetisi 2019. Meski separuh musim sudah bisa kembali bermain di Bandung, Persib masih harus berjuang sendirian tanpa “teman sejati” mereka.

Iklan

Ini hantaman psikologi yang berat. Dan sebuah penegasan bahwa: bukan suporter yang akan sepenuhnya susah ketika berulah, tetapi klub juga menanggung akibatnya, bahkan bisa lebih parah. Ini peringatan untuk semua kantong suporter. Ingat-ingat kalimat itu sebelum kalian berulah.

Kembali ke sanksi Persib.

Sanksi Persib ini terasa tidak adil karena dua hal. Pertama, keadilan yang sama tidak dirasakan klub yang suporternya membunuh suporter lain dalam kurun waktu satu tahun terakhir.

Almarhum Banu Rusman belum mendapatkan keadilan hingga sekarang. Tadi malam, Senin (01/10), diadakan pengajian tahlil dan yasin satu tahun meninggalnya Banu Rusman. Sampai satu tahun lebih, suporter yang mengeroyok Banu tidak mendapatkan hukuman dan klub yang didukung si pengeroyok itu juga tidak mendapatkan hukuman. Janji Ketua PSSI, yang merangkap sebagai Gubernur Sumut, dan Pengayom PSMS itu seperti kentut saja. Bau sesaat, lalu hilang sudah.

Saya memberi masukan kepada Pak Ketua PSSI yang namanya tidak akan saya sebut di tulisan ini: tolong gunakan retrospective punishment yang di Liga Inggris digunakan untuk menghukum pemain yang tidak ketahuan diving ketika pertandingan berlangsung.

Hukuman untuk melihat kembali kejadian di masa lampau ini sangat cocok untuk segera diterapkan di kasus pembunuhan Banu Rusman (dan korban-korban sepak bola Indonesia lainnya selama beberapa tahun terakhir). Terapkan, lalu lihat kembali kasus-kasus masa lalu.

Ketika ditemukan kesalahan yang sama seperti yang ditimpakan kepada Persib, langsung terapkan hukuman serupa. Terapkan di masa sekarang supaya semuanya merasakan pahitnya sanksi Persib dan ke depan, suporter akan lebih mau memaksimalkan isi kepala ketimbang mendahulukan gengsi daerah atau dendam masa lalu.

Alasan kedua sanksi Persib ini terasa terlalu berat karena hanya seperti memanfaatkan gaung yang didapat dengan memanfaatkan nama besar Maung Bandung. “Mumpung yang bermasalah klub besar, gunakan saja untuk menggaungkan hukuman seberat-beratnya”. Memanfaatkan status ini sungguh tidak pas di mata dan hati saya.

Kalau Komisi Disiplin punya kreativitas menerapkan sanksi seperti ini – tidak hanya rajin menagih uang denda saja – mengapa tidak diterapkan kepada kasus kematian suporter PSS Sleman tahun ini dan Banu Rusman tahun lalu? Apakah satu nyawa Haringga Sirila lebih berat ketimbang korban-korban lainnya? Bagi saya, semuanya sama. Semua nyawa harganya sama dan jauh lebih berharga ketimbang sepak bola dan segala kebobobrokan yang terkandung di dalamnya.

Momentum harus dimanfaatkan dan rasa adil memang tidak selalu sama untuk semua orang. Namun, menerapkan hukuman berat dengan memanfaatkan nama besar sebuah klub demi memanfaatkan gaungnya sungguh tidak pas. Perlakukan retrospective punishment jika PSSI dan Komisi Disiplin ingin memangkas akar masalah kekerasan suporter.

Jika ingin memanfaatkan momen ini, hukum semua yang bersalah, kini dan masa lalu, dengan sanksi Persib ini. Biar kita semua ingat dosa-dosa pembunuhan suporter. Hantam sekalian dengan efek kejut supaya kapok. Beranikah PSSI dan Komisi Disiplin melakukannya? Atau sanksi Persib ini hanya unjuk ketegasan sesaat saja?

Terakhir diperbarui pada 24 Februari 2021 oleh

Tags: Haringga Sirlakomisi disiplinPersibPersib Bandungpersib vs persijaPersijaPSSIsanksi persib
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Ketum PSSI Erick Thohir dan Gubernur Jateng Ahmad Luthfi bahas soal Liga 3 dan Liga 4 di Jawa Tengah MOJOK.CO
Kilas

Liga 3 dan 4 bakal Bergulir di Jawa Tengah, Bina Bakat-bakat Muda dari Desa…

8 Agustus 2025
Kalau gue jadi Patrick Kluivert, gue nggak mau menjadi pelatih Timnas Indonesia gantikan Shin Tae Yong karena Ketum PSSI Erick Thohir problematik MOJOK.CO
Ragam

Kalau Jadi Patrick Kluivert Gue Nggak Mau Kerja sama Erick Thohir yang Interview Kerja di Hari Raya, Tak Punya Value dan Tak Tahu Batas

9 Januari 2025
Histori

Ingatan Memalukan di Stadion Bahrain 12 Tahun Silam, Catatan dari Era Bobrok PSSI

10 Oktober 2024
Liga 3 Faktanya, Liga Malaysia Jauh Meninggalkan Kita MOJOK.CO
Esai

Memaksimalkan Liga 3 Sebagai Cara untuk Mengejar Ketertinggalan dari Sepak Bola Malaysia

11 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.