[MOJOK.CO] “Dari hasil undian 8 besar Liga Champions melahirkan beragam ekspresi dari para perwakilan klub. Mulai dari senyum lega, hingga dahi berkerut ketika mendapati timnya akan melawan rival.”
Kantor Pusat UEFA di Nyon, Swiss, menjadi tuan rumah pengundian babak 8 besar Liga Champions. Hasil undian 8 besar Liga Champions kali ini memang melahirkan pertandingan-pertandingan yang tak hanya menarik dari sisi cara bermain, namun juga menawarkan drama. Final yang terulang, hingga derbi sesama tim Inggris.
Juventus vs Real Madrid (leg pertama, 3 April 2018)
Sebelum hasil undian 8 besar Liga Champions digelar, pelatih Juventus, Max Allegri mengungkapkan bahwa dirinya ingin menghindari dua tim di babak 8 besar Liga Champions, yaitu Barcelona dan Real Madrid. Juventus memang sudah terlalu sering bertemu Barcelona dan Madrid sendiri adalah sang juara bertahan.
Namun sayang, doa Allegri tidak dijawab semesta, Juventus kembali dipasangkan dengan Madrid. Kedua tim ini bertemu di laga final Liga Champions musim lalu, di mana Si Nyonya Tua benar-benar seperti diajari bermain sepak bola ketika dibungkam dengan skor 1-4 oleh Los Blancos.
Kekhawatiran Allegri sangat masuk akal. Musim lalu, Real Madrid mulai menginjak pedal gas dalam-dalam ketika masuk babak sistem gugur. Sikap yang berhasil membawa mereka menjadi raja di Eropa untuk dua kali berurutan.
Meski harus sangat waspada, sejarah berpihak kepada Juventus. Tanpa menghitung laga final, Juventus selalu bisa mengalahkan Madrid dalam model dua leg pertandingan. Perempat final Liga Champions musim 1995/1996, Juventus unggul 2-1 secara agregat, musim 2002/2003 unggul 4-3, lalu musim 2004/2005 agregat 2-1, dan musim 2014/2015 agregat 3-2.
Pada titik tertentu, sejarah sangat penting untuk laga-laga di Liga Champions. Sejarah manis juga bisa menjadi pelecut mental.
Namun ingat, setelah kalah dari Juventus di musim 2014/2015, untuk dua musim selanjutnya, di bawah asuhan Zidane, Madrid menemukan pijakan yang nyaman untuk meladeni setiap laga di sistem gugur. Jenis laga yang berpotensi membuat Gianluigi Buffon menangis.
Sevilla vs Bayern Munchen (leg pertama, 3 April 2018)
Selepas undian 8 besar Liga Champions dilakukan, seorang admin di forum fans Bayern Munchen Indonesia di Facebook, dengan tegas menulis kurang lebih seperti ini: “Yang meremehkan Sevilla, akan langsung saya kick dari grup ini!” Sebuah pesan yang tentunya sangat jernih.
Selepas undian, kata kunci “Bayern” langsung menjadi Trending Topic di Twitter. Alasannya, banyak orang yang bergunjing, menyebut raksasa Jerman tersebut bertemu lawan paling ringan jika melihat hasil undian 8 besar Liga Champions. Lawan mereka, Sevilla, dianggap sebagai tim paling lemah di fase ini.
Di atas kertas, pendapat tersebut bisa menemui kebenarannya. Apalagi Sevilla hanya mengalahkan Manchester United di babak 16 besar. Mereka belum teruji bertemu tim besar di fase sistem gugur ini. Namun, ketika Anda masuk ke babak sistem gugur ini dengan setengah hati, hanya celaka yang menghampiri.
Yang perlu dilakukan Bayern hanyalah fokus menjaga konsistensi. Stabil di atas lapangan seharusnya sudah cukup membawa mereka lolos ke pengundian babak semifinal. Sikap serupa juga harus ditunjukkan Barcelona yang bertemu AS Roma.
Barcelona vs AS Roma (leg pertama, 4 April 2018)
Mungkin tidak banyak fans AS Roma yang memandang hasil undian 8 besar Liga Champions dengan sorot optimis seperti Puthut EA, Kepala Suku Mojok. Sebenarnya memang masuk akal, jika melihat performa Barcelona di La Liga dan Liga Champions musim ini.
Lewat artikel yang berjudul “Komparasi dengan Real Madrid dan Ancaman Barcelona Jika Mampu Mengalahkan Chelsea”, saya menegaskan bahwa setiap tim yang menghadapi Barcelona di fase sistem gugur harus bermain dengan 100 persen kewaspadaan selama 90 menit penuh. Chelsea memberikan pelajaran yang berharga bagi AS Roma.
Barcelona musim ini begitu stabil, seimbang, dan sangat efisien. Kemenangan mereka atas Juventus di fase putaran grup dan Chelsea di babak 16 besar memberi gambaran potensi skuat asuhan Ernesto Valverde. Meski Barcelona memang terlihat superior, namun bukan berarti Roma tak punya kesempatan.
Eusebio Di Francesco, pelatih Roma, menunjukkan manajemen pertandingan yang rapi ketika mengalahkan Shakhtar Donetsk di Stadion Olimpico. Butuh satu gol, Roma bermain dengan kewaspadaan yang memuaskan. Mereka tidak memaksakan diri untuk segera mencetak gol karena fokus tidak kebobolan juga sama urgensinya.
Sikap yang sama sangat cocok dibawa ke laga berat melawan Barcelona, terutama di Camp Nou dengan lapangan yang sangat lebar. Solid menjaga struktur dan efisien memanfaatkan kesempatan adalah modal dasar. Jika perlu, seret Barcelona ke babak adu penalti, di mana segala keunggulan tim dibawa ke titik nol, menjadi kembali berimbang ketika mental yang dibutuhkan.
Liverpool vs Manchester City (leg pertama, 4 April 2018)
Banyak media yang memandang Liverpool bertemu lawan yang paling tidak ingin mereka hadapi jika menengok hasil undian 8 besar Liga Champions, yaitu sesama tim Inggris, Manchester City, bukan United.
Masuk akal, jika melihat laju kencang The Citizens di kompetisi domestik. Namun perlu diingat, Liverpool adalah satu-satunya tim yang sampai saat ini bisa mengalahkan skuat asuhan Pep Guardiola di ajang Liga Primer Inggris.
Pengalaman, pada titik tertentu, adalah guru yang baik. Selain Barcelona dan Real Madrid, armada Liverpool adalah tim yang punya modal untuk meladeni cara bermain City. Memang, atmosfer Liga Champions akan sangat berbeda dengan Liga Primer Inggris. Pun, kekalahan dengan skor 4-3 di liga juga menjadi pengalaman berharga bagi City.
Jika sudah demikian, bandul pertandingan ini, seharusnya, diam di tengah. Masing-masing punya kekuatan yang mampu menikam lawan dengan telak ketika diberi kesempatan. Laga ini akan diwarnai dengan kewaspadaan tingkat tinggi. Bisa jadi akan menjadi undian paling panas selain Juventus melawan Real Madrid.
Tim yang disebut lebih awal akan menjadi tuan rumah terlebih dahulu. Sementara itu, leg kedua babak 8 besar Liga Champions akan digelar pada tanggal 10 dan 11 April 2018. Apakah tim-tim unggulan akan lolos ke babak semifinal? Ataukah Liga Champions kali ini akan menawarkan juara baru di akhir musim?
Mari kita diskusikan!