Fesmo 2025 kali ini benar-benar terasa istimewa. Bukan hanya karena deretan acara besar yang digelar, tapi juga hadirnya duet maut stand up Jogja, Mukti Entutz dan Coip. Mereka berkolaborasi dengan dua pembawa acara kondang, Patub Letto dan Alit Jabang Bayi. Empat sosok ini membuat suasana pecah. Dengan ciri khas kejenakaan masing-masing, mereka menyulap panggung jadi hangat dan penuh tawa.
Awalnya, panggung dibuka dengan obrolan ringan seputar dunia komedi. Dari sana, perlahan-lahan pembicaraan mengalir ke topik yang lebih dalam: sejarah stand up di Jogja, hingga bagaimana komunitas ini tumbuh dari sekadar open mic kecil-kecilan sampai menjadi salah satu poros penting perkembangan stand up comedy di Indonesia.
Tak berhenti di situ, obrolan mereka juga membedah apa yang dimaksud dengan “Algoritma Stand up Comedy”. Mulai dari merumuskan hipotesis, membangun set up hingga melepaskan punchline. Penjelasan mereka bukan hanya sekedar teori, melainkan ditaburi contoh yang lucu dan spontan yang membuat penonton langsung tertawa.
Dari situ terlihat bahwa stand up bukan hanya sekedar melucu tapi ada logika, seni bahkan filosofi di dalamnya.
Tak lupa, obrolan mereka juga menyinggung komedi tradisional jogja dan stand up modern. Mukti Entutz dan coip bercerita bagaimana humor lokal kini bertransformasi menjadi stand up, sehingga memberikan warna khas Jogja dibandingkan kota lain.
Penonton tak hanya tertawa, tapi juga diajak memahami komedi sebagai seni penuh nilai dan ketulusan. Lewat penampilan Coip, Mukti Entutz, Patub, dan Alit Jabang Bayi, Fesmo 2025 membuktikan bahwa komedi bukan sekadar tawa, tapi cermin hidup. Dari festival besar hingga panggung sederhana, semangat stand up Jogja terus menyala, menjadikan humor bahasa yang mendekatkan siapa saja.







