Empat tahun sudah saya menjadi mahasiswa. Saya kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Yogyakarta. Banyak hal aneh dan lucu dalam dunia pertemanan saya. Selera humor teman kuliah setara dengan langit ke tujuh, susah dijangkau.Â
Raut wajah mereka seperti ruang komedi yang tidak ada batasnya. Maksud saya begini, liat senyum mereka jika berpapasan di jalan atau di mana pun, bikin saya tertawa. Itu baru senyum, belum tingkah aneh yang kocak. Mungkin bisa bikin saya muntah. Bukan gara-gara Amer yaa. Ini terjadi akibat punya teman-teman seperti Alien yang turun ke Bumi. Unik. Khas. Lucu. Konyol. Dan menyesatkan.
Gandur. Ini nama teman kuliah yang banyak lucunya. Pernah suatu kali kami makan di burjo dekat kampus UKDW. Sebelumnya kami sudah janjian supaya makan jam 20.00 WIB. Ada dua hal lucu yang terjadi. Pertama, dia datang memakai sendal ganjil. Alias satunya lain, sebelahnya lebih lain lagi. Kedua, sehabis makan dia pergi duluan dengan alasan jemput adiknya di stasiun Lempuyangan.
Awalnya saya belum merasakan apa-apa selain menertawakan sendalnya yang ganjil. Anehnya, ketika saya mau bayar, kok jumlahnya melebihi harga nasi telur yang saya pesan. Kok saya bayar 22 ribu rupiah.Â
Ternyata si bangsat Gandur meninggalkan saya dengan sisa tulang ayam di mangkuknya. Dia pergi tanpa beban. Menghilang tanpa jejak. Makannya nasi ayam dan saya yang bayar. Cukimai eee. Saya mulai maki tidak jelas. Komitmen saya untuk tidak memaki akhirnya runtuh gara-gara Gandur. Laknat emang. Untung aja teman. Ya, kan? Teman brooo.
Baca halaman selanjutnya
Teman kuliah sengaja menjebak saya dalam dosa