Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Saya Memberanikan Diri Mengatakan: Saya Seorang Janda

Redaksi oleh Redaksi
13 Agustus 2023
A A
Tantangan dan Transformasi Menjadi Seorang Janda. MOJOK.CO

Ilustrasi Tantangan dan Transformasi Menjadi Seorang Janda

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Baru-baru ini saya selalu mendapat pertanyaan tentang status saya, tidak hanya sekali tapi berulang kali. Sikap diam yang selama ini saya lakukan tidak membuahkan apapun. Alhasil, saya memberanikan diri mengatakan, “Saya seorang janda.”

Bisa dibayangkan wajah mereka yang mendengar jawaban saya. Ada yang tersenyum penuh arti, ada yang memasang wajah penasaran tentang apa yang terjadi hingga hubungan saya kandas. 

Ada juga yang sudah memiliki pikiran yang kotor tentang kata “Janda” tersebut. Tak jarang saya mendapatkan tatapan dari ibu-ibu komplek yang menyiratkan bahwa saya akan menerkam suaminya saat itu juga.

Tak bisa dimungkiri, banyak yang memandang label janda dengan rendah bahkan, sampai ke level tidak bermartabat sama sekali. Yang menjadi pertanyaan saya adalah, kenapa cuma janda yang di pandang sebelah mata, bagaimana dengan yang berstatus duda?

Banyak yang menyalahartikan janda sebagai orang yang lemah

Saya pikir zaman sudah berubah tapi nyatanya perubahan itu tidak cukup besar untuk menghormati wanita, menghargainya, bahkan terlindungi haknya sebagai seorang janda. Banyak yang menyalahartikan janda sebagai seorang wanita yang lemah, haus dengan kasih sayang, dan mudah membuka selangkangan ke sembarang lelaki. 

Bahkan kerap kali saya mendengar status janda tersebut menjadi bahan lelucon, candaan, lagu hingga film. Bahkan menjadi bahan pergunjingna dan kambing hitam atas kandasnya hubungan orang lain. Miris!

Mereka tidak tahu apa yang saya alami dan mungkin juga bagi para wanita di luar sana yang memiliki status yang sama. Apakah kami menginginkan hal ini? Tentu tidak!

Mental saya harus kuat melawan lingkungan sosial yang harusnya jadi tempat kami menyembuhkan diri karena hubungan yang kandas. Namun, nyatanya saya seperti sudah jatuh, ketimpa tangga pula dengan mendapat sindiran dan tekanan sosial dari masyarakat.

Masyarakat tidak tahu bagaimana saya melawan rasa sesak, sedih yang berkepanjangan. Bagaimana saya memotivasi diri untuk menjalani hari-hari saya setelah berpisah dengan orang yang telah menjadi berharga di hidup saya. Bagaimana saya melakukan semua hal sendiri.

Saat berada di situasi sedang memberi ruang untuk saya sedikit bernafas, saya juga harus melawan para lelaki hidung belang yang biasanya tanpa sengaja berpapasan di jalan. Bertemu di tempat kerja dan juga para ibu-ibu yang penuh tatapan jijik kepada saya. Sedikit perubahan dalam berpenampilan akan menambah poin level janda semakin merosot.  

“Binal,” katanya.

Bagaimana dengan pria alim yang cabul?

Lantas bagaimana dengan kasus beberapa hari ini yang lagi heboh di lingkungan tempat tinggal saya. Pria alim yang biasanya dipanggil ustad mencabuli anak santrinya bahkan anak tersebut mengalami trauma dan kabur dari pondok.

Masyarakat tidak hanya masih setia membela karena merasa pria tersebut tidak memiliki cela. Mereka lupa pria yang setiap harinya ‘memamerkan’ sorbannya juga manusia biasa, bukan nabi.

Korban tidak mungkin membuat karangan bebas untuk mempermalukan dirinya. Usia lima belas tahun masih belum cukup keberanian untuk memfitnah seorang tokoh masyarakat yang masyarakat sangat hargai, kecuali ia adalah korban. 

Iklan

Saat ini kasus tersebut ditangani oleh pihak berwajib tapi sangat disayangkan. Masyarakat berbondong-bondong untuk membela pria tersebut tanpa membuka mata dan pikiran yang sudah sangat diracuni.

Wanita yang memiliki hubungan kandas sehari secara frontal di-judge binal, sedangkan pria bersorban melakukan kejahatan fisik dan mental masih mereka sebut sebagai malaikat. Apakah kesalahan terdapat pada budaya negara kita yang patriarki?

Saya berusaha agar tetap waras, diam dan tetap melangkah ke depan. Berusaha menampilkan yang terbaik dan menjauhkan stigma binal dalam status tersebut, fokus bekerja, meraih cita-cita, memberi kesempatan untuk diri sendiri mendapatkan kebahagiaan, kepuasan hidup, motivasi dan tujuan yang lebih jelas di masa depan.

Humaerah, Polewali Mandar, [email protected]

BACA JUGA Siapa Bilang Jadi Pengusaha Itu Nikmat?! Nih Saya Jelasin Kondisinya dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG

Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg  bisa dikirim di sini

Terakhir diperbarui pada 13 Agustus 2023 oleh

Tags: jandaseorang jandauneg-uneg
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Overthinking Siswa SMA yang Akhirnya Berhasil Kuliah Jalur SNBP di Universitas Trunojoyo Madura MOJOK.CO
Uneg-uneg

Overthinking Siswa SMA yang Akhirnya Berhasil Kuliah Jalur SNBP di Universitas Trunojoyo Madura

20 April 2024
Kelakuan Pengemudi Mobil di Surabaya Bikin Orang Banyak-banyak Istigfar MOJOK.CO
Uneg-uneg

Kelakuan Pengguna Mobil di Surabaya Bikin Orang Banyak-banyak Istigfar

13 Maret 2024
Surat Cinta untuk Petugas Parkir Liar di Jakarta yang Cuma Modal Peluit MOJOK.CO
Uneg-uneg

Surat Cinta untuk Petugas Parkir Liar di Jakarta yang Cuma Modal Peluit

10 Maret 2024
Jalur Pantura Semarang-Kudus Adalah Alasan Saya Merem Melek dan Misuh! MOJOK.CO
Uneg-uneg

Jalur Pantura Semarang-Kudus Adalah Alasan Saya Merem Melek dan Misuh!

9 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

bantul, korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO

Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan

16 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Praja bertanding panahan di Kudus. MOJOK.CO

Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

20 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.