Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Uneg-uneg dari Sarjana Pendidikan yang Dituntut Kerja Kantoran dan Jadi PNS

Redaksi oleh Redaksi
5 Januari 2024
A A
Uneg-uneg dari Sarjana Pendidikan yang Dituntut Kerja Kantoran dan Jadi PNS MOJOK.CO

Ilustrasi Uneg-uneg dari Sarjana Pendidikan yang Dituntut Kerja Kantoran dan Jadi PNS. (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sebagai seorang sarjana pendidikan aku dapat tuntutan dari mertua dan orang tua untuk kerja kantoran atau jadi guru di sekolah. Sudah 11 tahun sejak aku lulus kuliah, dan tuntutan itu masih terus ada.

Perkenalkan aku adalah seorang wanita berumur 33 tahun kelahiran tahun 1990. Pekerjaanku saat ini adalah sebagai ibu rumah tangga biasa yang mengurus anak dan suami. 

Menginjak usia 33 tahun ini seharusnya sudah banyak prestasi yang aku raih. Terutama di bidang karier. Namun, sampai saat inipun aku masih belum meraih apapun dalam kehidupanku. 

Putus asa, kecewa, bahkan marah pada diri sendiri

Aku sering merasa putus asa, merasa kecewa dan bahkan marah pada diri sendiri. Karena sampai saat ini aku masih seperti ini saja. Aku belum bisa mencapai cita-cita dan belum bisa membahagiakan orang tuaku. 

Aku sering merasakan sedih sampai menangis sesenggukan karena teman-temanku semasa kuliah dulu sekarang kariernya sudah bagus. Bukannya merasa iri tapi aku merasa bahwa mengapa aku tidak bisa seperti itu. 

Aku merasa ada beban begitu berat yang belum aku tuntaskan sebagai anak dan menantu. Apa karena sudah takdir hidupku yang sudah ditentukan begini. Namun, terkadang aku juga mencoba untuk mengikhlaskan semuanya. 

Sebab, aku yakin bahwa semuanya sudah diatur oleh maha kuasa dan kita sebagai manusia hanya bisa menjalani segala skenarionya. Akupun berkeyakinan bahwa sukses dan rezeki itu tidak harus menjadi pegawai negeri sipil (PNS) atau pegawai kantoran. 

Kita bisa sukses dengan cara lain yang penting halal dan jalannya benar. Namun, perasaan kecewa, sedih dan merasa tidak berguna itu sering muncul lagi, karena memang aku selalu dituntut untuk bekerja baik oleh orangtuaku sendiri maupun mertuaku. 

Gelar sarjana pendidikan yang belum juga terpakai

Aku menyelesaikan pendidikanku S1 di salah satu  perguruan tinggi di kotaku selama 4 tahun. Aku masuk kuliah tahun 2008 kemudian wisuda tahun 2012, aku mendapatkan gelar S.Pd. (Sarjana Pendidikan). 

Setelah wisuda, kekasihku yang sama-sama kuliah di perguruan tinggi tersebut melamarku. Kami hanya beda jurusannya saja. Tahun 2013 aku menikah, setelah menikah aku tinggal serumah dengan mertuaku. 

Di awal pernikahanku aku mendapatkan perlakuan yang tidak baik. Mertuaku selalu menuntutku untuk bekerja di kantoran atau honorer di salah satu sekolah di tempat suamiku. Pernah suatu Ketika ibu mertuaku mengatakan langsung ke suamiku, “andi…, mbok ya istrimu itu dicarikan kerja di kantoran atau honorer guru, timbang di rumah aja”. 

Lalu suamiku menjawab “gak usah buk….., biarlah istriku di rumah saja biar bisa bantu ibu mengurus rumah sambil buka jasa rental ketikan”. Memang pada saat itu aku di rumah membuka jasa ketik untuk anak-anak sekolah maupun kuliah untuk mengerjakan tugasnya. Sebab pada masa itu masih banyak yang belum memiliki laptop maupun komputer. Namun, bagi mertuaku bukan pekerjaan ini yang ia inginkan. Mertuaku menginginkan pekerjaan yang lain yang lebih layak sesuai dengan pendidikanku.

Sebenarnya tak hanya mertuaku yang menuntutku seperti itu, orangtuaku juga menuntut hal tersebut. Bahkan adik-adikku pun menyalahkanku. Sebab akulah yang membuat mereka tidak dikuliahkan oleh orangtuaku. Karena aku yang sarjanapun tidak bekerja jadi untuk apa sekolah tingi-tinggi. 

Mereka menganggap bahwa yang sekolahnya tinggi bergelar sarjana harus mendapatkan pekerjaan yang waaah!!. Kurasa semua orang awam di lingkungan kita pun memiliki pemikiran tersebut. Sebab sudah menjadi momok di lingkungan masyarakat bahwa seorang sarjana harus mendapat pekerjaan yang bagus dan tidak pantas bekerja sebagai pedagang, petani, atau wirausaha.

Iklan

Sejujurnya hatiku sakit dan kecewa

Sejujurnya perasaanku begitu sakiiit, sedih dan kecewa pada diri sendiri, rasanya bercampur aduk perasaan ini. Tapi mereka tidak memperdulikan aku sama sekali. Hampir mengalami depresi karena memikirkan tuntutan tersebut, suamikulah yang selalu menenangkanku. 

Namun, mereka tidak tahu bahwa untuk mencapai itu bukanlah hal yang mudah meski aku seorang sarjana pendidikan. Akupun sudah berusaha untuk melamar untuk honorer mengajar hampir semua sekolah aku datangi dan akupun ditolak dengan alasan tidak ada lowongan. Selain itu pun aku juga berusaha selalu ikut mendaftarkan diri Ketika ada lowongan CPNS, tetap saja belum berhasil. 

Yah karena rezeki itu sudah ada yang mengaturnya, kita sebagai manusia hanya bisa berusaha sebaik mungkin tapi hasilnya Tuhanlah yang menentukannya. Kalau memang rezekinya kita untuk menjadi pegawai negiri sipil (PNS) atau pegawai kantoran atau pekerjaan lainnya yang membuat kita sukses ya tetap akan terjadi dan ada saja jalannya untuk mencapai semua itu. Sebab semuanya sudah menjadi bagian rezekinya masing-masing dan rezeki itu tidak kan pernah tertukar.

Singkat cerita usia pernikahanku sekarang sudah menginjak hampir 11 tahun ini masih saja tuntutan itu tetap dilontarkan kepadaku. Namun, aku saat ini selalu belajar untuk menerima dengan Ikhlas ocehan-ocehan orangtua dan mertuaku. 

Aku menganggap itu sebagai do’a untukku, semoga keinginan mereka entah kapan waktunya akan terkabul. Akupun berusaha untuk menjaga kewarasanku agar tidak stress dan depresi akah tuntutan itu, karen ada anakku yang harus aku urus dengan baik.  

Pesan untuk yang bergelar sarjana

Aku berkeyakinan bahwa segala apa yang terjadi dalam hidup kita saat ini adalah yang terbaik untuk kita dan semuanya sudah diatur oleh Tuhan. Kita sebagai wayang yang memerankannya harus menjalani dengan Ikhlas dan selalu berprasangka baik dengan Tuhan.

Untuk kalian yang bergelar sarjana di luar sana janganlah merasa minder dengan diri kalian sendiri karena melihat teman-temanmu lebih sukses, kamu seharusnya bangga pada dirimu sendiri. Lakukanlah yang terbaik untuk dirimu, bekerjalah apapun pekerjaanmu yang terpenting halal dan tidak merugikan orang lain. 

Jangan hiraukan omongan orang di sekitarmu yang merendahkanmu. Karena mereka hanya melihat dan berkomentar saja tidak menjalaninya. Kamu sendirilah yang menjalaninya yang tahu betul bagaimana proses nya. 

Ruminah,  Tugumulyo, Kab. Musirawas, Sumatera Selatan, [email protected]

BACA JUGA Dilema P3K untuk Guru TK Swasta dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG

Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg  bisa dikirim di sini

Terakhir diperbarui pada 5 Januari 2024 oleh

Tags: sarjanasarjana pendidikanuneg-uneg
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Adik rela berkorban memupus mimpi kuliah dan jadi sarjana PTN gara-gara kakak sendiri MOJOK.CO
Ragam

Wong Liyo Ngerti Opo: Adik Korbankan Mimpi Kuliah PTN, Biar Kakak Saja yang Jadi Sarjana sementara Adik Urus Orang Tua

25 November 2025
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) nyaris drop out usai ibu tiada. MOJOK.CO
Kampus

Kisah Wisudawan UNJ Nyaris Drop Out Kuliah karena Fakta Mengejutkan dari Sang Ayah soal Ibu yang Sudah Tiada

3 November 2025
Kisah mahassiwa beasiswa KIP Kuliah Aliya Eka Lestiyanti, ibu meninggal kala ia masih berjuang, sampai akhirnya jadi harapan keluarga usai jadi sarjana cumlaude MOJOK.CO
Kampus

Ibu Meninggal kala Saya Masih Berjuang, Jadi Titik Terendah Hidup tapi Bangkit demi Jadi Sarjana Pertama Keluarga

3 November 2025
PTN, PTS.MOJOK.CO
Kampus

Sesal Pilih Kampus Negeri (PTN) dan Remehkan Kampus Swasta, Karena Sarjana PTS Bisa Direkrut Kerja Sebelum Lulus Kuliah

2 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.