Sejak memperkenalkan pujaan hati yang jadi pegawai bank ke orang tua, aku selalu waswas. Harusnya kan malah buat hati tenang dan bahagia, tapi malah bagi saya pribadi khawatirnya tambah besar dan membuat hati waswas luar biasa. Apalagi si pujaan hati yang jadi pegawai bank, dari pagi sampe habis isya (karena lembur hampir tiap hari) tentu di kantor terus.
Tahu kan bestie, kalau di bank itu banyak pegawainya yang cantiknya tuh kelewatan. Belum lagi pakaiannya yang kelihatan rapi yang tentu menjadikan mereka semakin menawan. Lah, saya cuman sarjana yang baru saja resign dari pekerjaan. Jelas saja membuat saya selalu waswas kalau nggak ada kabar dari tunangan.
“Apa karena saya nggak ada istimewanya lagi di mata sang tunangan?”
Hingga suatu waktu, tunangan aku mengirimkan foto bareng bareng temannya. Satu persatu saya zoom foto teman ceweknya, dan selalu memperkirakan.
“Sepertinya, saya masih cantik”
“Duh, cantik banget temannya yang ini,”
“Kulit satu ini, hitam tapi manis.”
Respon pegawai bank yang cemburu dengan teman-teman kerjanya
Saat itulah, saya berpikir bahwa jika saya terus terusan seperti ini, mungkin pada akhirnya saya akan jatuh sakit. Karena merasa hal ini adalah beban, saya pun menjelaskan kepada sang tunangan, kalau akhir-akhir ini saya sepertinya selalu cemas dan khawatir.
Merasa tidak aman dan selalu cemburuan tidak jelas. Bukannya memberi solusi, tunanganku hanya tertawa terbahak-bahak.
“Kenapa harus cemburu, padahal kamulah pemenangnya,” katanya. Ucapannya sempat membuatku senyum-senyum gila dan terus meyakinkan hatiku lewat ucapannya.
Saat itulah, sekalipun sang pujaan hati telah memberikan obat penenang, tetap saja, hatiku tetap waswas di waktu waktu tertentu. Dan sepertinya, bukan hanya saya yang mengidap penyakit seperti ini, dan banyak perempuan di luar sana pun merasakan hal yang sama, terlebih jika memiliki profesi sebagai pegawai bank. Yang selalu tampil rapi, dan dikelilingi perempuan-perempuan cantik.
Nonna, Makassar, [email protected]
BACA JUGA Untuk Ning Pondok yang Menolak Cintaku, Cuma Mau Bilang “Aku Masih Menyayangimu” dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG
Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg bisa dikirim di sini.