Ada yang lebih berat dari membayar tukang parkir yang tidak ngapa-ngapain dengan membayar tukang parkir yang berada di depan ATM. Kerap kali saya merasa keberatan karena aktivitas transaksi saya ketika berada di dalam ATM itu tidak lama bahkan tidak sampai 5 menit.
Ceritanya saya adalah mahasiswa yang pada saat itu sedang mengalami krisis uang atau sering disebut tanggal tua. Uang yang saya punya kebetulan hanya tersisa isi saldo di kartu ATM itu.
Dari kos-kosan saya berangkat untuk membeli makan siang, membawa kartu ATM dan mengendarai motor dengan pakaian seadanya. Sampai di tempat ATM tidak ada seorangpun yang terlihat sedang menjaga parkir.
Transaksi selesai, saya menarik pintu keluar menuju motor dengan membawa uang 100 ribu kesayangan, tapi tiba-tiba di samping motor saya ada seorang laki-laki berseragam parkir tersenyum kepada saya. Memang dia tidak berkata apa-apa tetapi apalagi yang dimaksud.
Setelah saya membayar ia tidak mempunyai uang kembalian. Saya pun juga tidak punya uang lagi selain uang itu. Dan pada akhirnya saya membeli makan dulu baru kemudian membayar si mas parkir itu.
Jasa tukang parkir menurut saya sangat membantu, termasuk di ATM. Namun, juga banyak orang yang menyalahgunakan atau terkadang ada juga yang adu jotos karena berebut lahan parkir. Demi uang manusia bisa lupa kemanusiaan ya.
Tapi sebaiknya pemerintah lebih tertib dan teratur dalam memberi aturan pada tempat yang harus parkir atau bebas parkir. Demi kenyamanan masyarakat dan kesejahteraan para juru parkir kan ya. Semoga terdengar, menjadi paham, dan berdampak. Walaupun sedikit. Terima kasih.
May Astina Surakarta [email protected]
BACA JUGA Uneg-uneg Karyawan Retail: Banyak Pelanggan yang Bikin Sebel dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG
Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg bisa dikirim di sini.