Dulu, saya tidak peduli dengan barang branded. Saya memakai dan membeli sesuatu yang mampu saya beli tanpa perlu peduli barang tersebut branded atau bukan. Pertimbangan saya ketika membeli barang adalah faktor fungsi, kenyamanan dan harga tentunya. Selagi saya menyukai barang tersebut, nyaman dipakai dan nyaman di kantong, maka bisa dipastikan kalau barang tersebut akan sampai ke meja kasir. Soal gengsi itu nomor paling belakang. Bahkan, beberapa kali sering tidak terpikirkan.
Tapi anehnya, akhir-akhir ini saya merasa peduli dengan barang branded. Saya mulai malu dengan barang-barangku yang tidak branded. Apalagi dengan ponsel andoridku. Ponsel itu adalah android jadul yang belakangan ini saya lihat di marketplace, harga jualnya tak sampai satu juta rupiah. Hal yang saya pikir cukup mengenaskan bagi seorang gadis yang belum menikah. Well, mungkin ini salah satu faktor yang memengaruhi mengapa sampai saat ini saya masih saja jomblo hahaha.
Barang branded tingkatkan harga diri
Kesadaran mengenai barang-barang branded mampu menaikkan nilai jual seseorang itu akhirnya semakin menguat dalam benak saya. Nyatanya, memiliki barang branded bisa menaikkan prestige sang empunya. Barang branded ini mampu menaikkan level kehormatan dan keseganan orang lain terhadap tuannya. Seenggaknya, jika keseganan dan penghormatan itu tidak diutarakan, maka akan tersimpan dalam pikiran dan penilaian orang lain.
Sungguh, saya bukan tim penentang dan anti-barang branded. Tapi saya juga bukan tim “dibela-belain kredit” demi beli barang branded. Mungkin jika boleh dibilang, saya adalah tim yang sesuai kantong, haha. Jika ada uangnya pun saya akan membelinya. Semoga bukan untuk tujuan pamer dan kesombongan, ya.
Dalam beberapa kesempatan, saya tidak selamanya membawa nama baik diri sendiri. Ada nama kantor, orang tua, atasan, yang “nebeng” dalam diri saya. Saya fikir, ketika saya mampu menampakkan diri menjadi pribadi yang branded-able, secara tidak langsung, saya juga mengangkat harkat dan martabat orang-orang yang “nebeng” atribut di diri saya tersebut.
Jadi, jika kalian mampu untuk membeli barang branded untuk menaikkan prestige dan memiliki tujuan baik tertentu, no problemo. Beli lah selagi mampu. Kalau kamu merasa barang branded itu kebutuhanmu tapi belum mampu untuk memilikinya, sepertinya perlu nabung dulu, ya. Jangan terlalu dipaksakan! Bijaklah dalam membeli barang. Selalu tanyakan “untuk apa kamu membeli barang tersebut?”. Sebab, kadang yang menjerumuskan kita dalam sebuah masalah konsumtif yang berlebihan adalah keserakahan kita sendiri.
Nikmatul Munawaroh
Gang Dahlia 1 no 16, Banaran, Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang
[email protected]
Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg bisa dikirim di sini