Solo adalah kota yang kaya akan budaya dan pendidikan. Sudah begitu, mereka juga memiliki beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta di mana calon mahasiswa sangat meminatinya. Beberapa perguruan tinggi yang ada di Solo, antara lain Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Surakarta, Institut Seni Indonesia Surakarta, Universitas Setia Budi, dan banyak lagi. Namun, ada sejumlah kesalahpahaman yang berkembang mengenai UNS, yang terkadang membingungkan banyak orang.
Daftar Isi
Salah mengira kepanjangan UNS
Pertama-tama, salah satu kesalahpahaman yang sering terjadi adalah bahwa singkatan UNS. Banyak orang mengira kepanjangan UNS adalah Universitas Surakarta. Untuk memahami mengapa singkatan Universitas Sebelas Maret adalah UNS bukan USM, saya akan menjelaskan asal-usulnya terlebih dahulu.
Nama Universitas Sebelas Maret (UNS) berasal dari Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret. Pada masa itu, namanya adalah UNS Sebelas Maret. Kita dapat menelusuri jejak sejarah ini sejak era 1950-an. Pada 1982, terjadi perubahan nama menjadi Universitas Sebelas Maret berdasarkan keputusan Presiden RI Nomor 55 Tahun 1982. Meskipun nama berubah, sebutan itu tetap melekat hingga saat ini.
Lokasinya di Solo atau di mana, sih?
Kedua, banyak orang salah kaprah mengenai lokasi kampus. Artikel-artikel lain sering menyebutkan bahwa kuliah di Solo akan memungkinkan akses mudah ke berbagai kegiatan di daerah tersebut.
Oleh karena itu, banyak orang beranggapan bahwa kampus UNS berada di pusat Surakarta yang dekat dengan berbagai kegiatan di Solo. Namun, kenyataannya, kampus itu terletak di pinggiran Kota Solo. Jarak antara kampus UNS dan pusat kota memerlukan waktu dan sering terhambat oleh kemacetan lalu lintas serta lampu merah.
Dalam konteks lokasi kampus, seringkali terjadi kebingungan antara UNS dan Universitas Surakarta (UNSA) karena keduanya memiliki lokasi yang sangat dekat.
Salah kira soal warna jas almamater yang
Ketiga, salah kaprah yang cukup umum adalah mengenai warna jas almamater. Fakta menarik adalah bahwa almamater kampus UNS saat ini cukup mirip dengan almamater Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Hal ini bisa mengakibatkan kebingungan, terutama jika seseorang menggunakan almamater tersebut dan berada di sekitar kampus UMS. Terlepas dari kesamaan tersebut, jika mengamatinya secara cermat, terdapat perbedaan warna antara. Almamater UMS cenderung memiliki warna yang lebih tua daripada warna hijau telur asin yang menjadi ciri khas UNS.
Dalam menghadapi salah kaprah ini, penting untuk diingat bahwa menjadi mahasiswa UNS tetaplah sebuah pengalaman yang berharga. Meskipun terkadang sering salah diidentifikasi sebagai mahasiswa dari kampus lain, hal tersebut tidak mengurangi arti dan kualitas pendidikan yang diperoleh di UNS.
Makna kuliah di sana
Penting juga untuk menyadari bahwa meskipun ada hal-hal yang terkadang membingungkan, pendidikan di perguruan tinggi di Solo memiliki nilai yang jauh lebih dalam daripada sekadar aspek fisik dan tampilan. Kampus tersebut terus berupaya untuk memberikan pendidikan berkualitas dan mencetak lulusan yang siap bersaing di dunia nyata.
Mengakhiri pembicaraan tentang UNS, saat mengejar pendidikan tinggi, perlu juga memahami bahwa kesalahan dan kesalahpahaman adalah bagian dari perjalanan. Yang terpenting adalah semangat belajar dan dedikasi. Dengan ini, kita dapat merenung dan tersenyum di balik kesalahan yang terkadang menghibur.
Jadi, meskipun sering dianggap bukan mahasiswa UNS, saya masih tetap senang menjadi bagian dari mereka. Ya gimana, kampus saya merupakan salah satu kampus terbaik di Kota Solo.
Penulis: Nurul Fauziah
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA UIN Solo, Kampus yang “Nasibnya” Mengenaskan, Nggak kayak UMS dan UNS