Dalam hidup, kita pasti pernah bertemu dengan momen seperti ini: sewaktu pengin banget beli siomay, abang yang biasa jualan jadi langganan kita di rumah, nggak ada atau nggak muncul. Giliran lagi nggak pengin, malah ada. Atau, pas lagi nunggu angkot, jalanan kosong. Nggak ada tanda-tanda sama sekali angkot akan tiba. Giliran sudah dapat/naik angkot, buset, deh. Angkot yang lewat malah banyak banget. Minimal sekali seumur hidup, lah.
Atau yang paling klasik, sih, pas jomblo susah banget deketin gebetan. Giliran punya pacar, ada aja yang deketin gitu. Ehem.
Disadari atau tidak, hal-hal serupa juga sering kali terjadi di dunia kerja—mungkin juga pernah kalian alami. Khususnya saat masih mencari pekerjaan dan melamar pekerjaan ke berbagai perusahaan. Sebagian di antara kalian—para pencari kerja—pasti pernah mbatin, “Giliran udah kerja HRD/rekruter pada menghubungi. Pas aku nganggur pada ke mana aja, hey?”
Jangan heran. Sebab, hal tersebut juga pernah saya alami. Pas baru banget tanda tangan kontrak dan sepakat gabung dengan perusahaan, lahdalah, ada beberapa tawaran dan undangan interview yang masuk dari perusahaan lain. Kala itu, terpaksa saya tolak. Bukan karena niat menolak rezeki. Lha, gimana. Baru join, masa langsung resign lagi. Kalau mau dipaksakan resign dan menerima pinangan dari tempat lain—padahal baru banget join—apa komitmennya nggak bakalan jadi tanda tanya besar nantinya?
Setelah berkecimpung langsung di dunia HR, barulah saya memahami, kenapa hal tersebut kerap kali terjadi. Ini bukan soal mitos atau kebetulan. Namun, ada alasan logis yang melatarbelakangi undangan interview yang datang di waktu yang salah
dan perlu para pencari kerja ketahui.
#1 HRD baru cek email atau situs pencari kerja beberapa bulan setelah iklan loker ditayangkan
FYI, setelah posting iklan lowongan kerja, nggak semua HRD/rekruter langsung cek CV yang masuk. Beberapa di antaranya ada yang menunggu sampai di angka tertentu terlebih dahulu. Ada juga yang sambil sortir pelan-pelan dan menjadwalkan undangan interview di waktu mendatang—bisa satu hari, satu minggu, bahkan satu bulan.
Hal tersebut memang menjadi hak prerogatif HRD/rekruter. Apalagi, dalam screening dan sortir CV harus jeli. Khususnya ketika melihat profil, kompetensi, sekaligus pengalaman kerja si pelamar. Jadi, ada yang alon-alon asal kelakon. Ada juga yang sat-set-bat-bet menghubungi kandidat dengan prinsip: makin banyak kandidat yang diproses, makin besar peluang mendapat kandidat yang sesuai kriteria.
Mau bagaimana pun, penundaan proses terhadap kandidat, punya potensi membikin pelamar kerja apply CV di banyak perusahaan. Makanya, nggak heran kalau akhirnya mereka dapat offering lebih dulu di tempat lain. Dan saat dihubungi, sudah aktif bekerja.
#2 Tertarik follow up kembali karena punya pengalaman yang dibutuhkan
Adalah wajar jika pelamar kerja langsung melamar ke perusahaan lain, ketika pelamar tersebut ditolak. Namun, ketika pada akhirnya pelamar tersebut diterima kerja di perusahaan lain, sebagian HRD/rekruter yang sebelumnya memproses berpikir, sebetulnya kandidat tersebut punya potensi, tinggal dikembangkan saja. Oleh karena itu, nggak heran jika dalam durasi tertentu, pihak HRD akan menghubungi kembali menawarkan posisi yang sama atau lebih baik. Lantaran, sudah melihat pengalaman, potensi, dan kompetensi yang semakin berkembang dari pelamar kerja.
#3 User baru memberi update kembali akan kebutuhan di suatu posisi
Ini yang sering terjadi. HRD sering kali dianggap ghosting secara serampangan atas dasar kemauannya. Padahal, nggak begitu, Bestie. Ada beberapa hal yang perlu diluruskan terkait ini.
Hampir selalu, serangkaian proses wawancara akan melibatkan user. Tentu saja user perlu me-review ulang CV pelamar kerja, melihat kecocokan kompetensi, sampai dengan menentukan jadwal wawancara lanjutan. Ada yang bisa memberi jadwal segera, ada juga yang butuh waktu lama. Bahkan, nggak sedikit yang, pada akhirnya harus hitung-hitungan ulang: apakah kebutuhan akan suatu posisi dinilai urgent, atau bisa ditunda?
Nah, setelah akhirnya diputuskan ternyata suatu posisi terbilang urgent, barulah user akan memberi informasi kembali. Dan pihak HRD akan segera memberi kabar kepada kandidat yang sebelumnya memenuhi kriteria untuk lanjut ke tahapan berikutnya. Namun, sayangnya hal ini nggak selalu berjalan mulus. Dalam prosesnya, sering kali kandidat sudah bekerja atau mendapatkan tawaran di perusahaan lain. Hiks.
Nah, begitulah kira-kira kenapa para pelamar kerja kerap mendapat undangan interview setelah diterima kerja di tempat lain. Keputusan kadang datang telat, dan itu dimaklumi. Namanya juga dunia kerja, itung-itungannya nggak sepele. Jadi, belum tentu kalian itu di-ghosting secara sengaja, mungkin waktunya belum tepat.
Sumber Gambar: Pixabay