Saya lupa, entah yang ke berapa kalinya saat saya buka Google Chrome, muncul berita tentang tutorial sadap WhatsApp, ditambah dengan embel-embel “pacar”. Mungkin, kalian juga pernah ketemu dengan tutorial kek gitu. Atau, malah jadi pelaku pencari tutorial tersebut. Nggak usah malu-malu, orang lumrah bikin kesalahan, kok.
Masalahnya adalah, tutorial kek gitu itu (bagi saya) menyesatkan. Asli. Sebab, ya itu tindakan yang merugikan. Banyak hal yang dilanggar, meski banyak alasan untuk membenarkannya, tetap saja pelanggaran.
Daftar Isi
Kejahatan teknologi
Kata “sadap”, dalam KBBI punya beberapa kata turunan. Salah satunya, adalah adanya kata “menyadap” yang memiliki arti mendengarkan (merekam) informasi (rahasia, pembicaraan) orang lain dengan sengaja tanpa sepengetahuan orangnya. Dan, dilansir dari hukumonline.com, menyadap WA itu termasuk kejahatan teknologi.
Dalam hukumonline.com dijelaskan bahwa jika pelaku penyadap WhatsApp tujuannya ingin menguntungkan diri sendiri, pelaku penyadap WA dijerat pasal 65 ayat 1 jo. Pasal 67 ayat 1 UU PDP, dengan ancaman pidana maksimal 5 tahun atau dikenakan denda sebanyak 5 miliar.
“Oleh karena itu, hukumnya menyadap WA dapat dijerat pasal 40 jo. Pasal 56 UU Telekomunikasi, pasal 31 ayat (1) dan (2) jo. Pasal UU ITE, dan Pasal 65 ayat (1) jo. Pasal 67 ayat (1) UU PDP.
Pelaku tidak punya hak memata-matai privasi orang lain
Andai saja pelaku penyadap WA itu tujuannya iseng, tidak bermaksud mengambil keuntungan dari WA orang lain, pelaku penyadap tersebut juga tidak punya hak kok untuk memata-matai privasi orang lain. Maksudnya, HP saya dan kita itu ya isinya berhak diketahui oleh diri sendiri. Orang lain tak punya wewenang untuk mengetahuinya.
Jangan bawa-bawa argumen “gimana kalau menelusuri bukti kejahatan”. Itu jelas udah beda konteks. Prosedur untuk hal itu sudah amat jelas, nggak perlu dibicarain di sini.
Punya potensi menelusuri chat WhatsApp orang-orang selain pacar
Tutorial sadap WhatsApp, sekalipun ditujukan untuk ke pacar, jujur saja, tetap problematik bagi saya. Bukan, saya bukan pelaku perselingkuhan dan kepikiran akan selingkuh. Hanya saja, potensi akan penyalahgunaan kelewat besar. Sebab, bisa jadi, yang tujuan awalnya memata-matai pacar, malah berkembang jadi merusak privasi orang lain.
Logikanya gini, kalau sudah bisa nyadap WhatsApp pacar, apa yang menghentikan orang gabut untuk mengacak-acak privasi orang lain? Moral katamu? Kalau punya moral, harusnya nggak menyadap chat dan membicarakan permasalahan dengan sebaik-baiknya.
Tutorial sadap WhatsApp itu jahat!
Bagaimanapun, tutorial ini jahat. Orang diberi akses informasi yang bisa jadi dipergunakan untuk hal-hal jahat. Benar, pistol baru berbahaya saat jatuh di tangan yang salah. Masalahnya, pistol memang digunakan untuk melukai. Tutorial ini, sebagaimana pistol, digunakan untuk menjajah privasi.
Mau debat? Silakan, tapi logika dasarnya harusnya paham. Benar tutorial sadap WhatsApp bisa membantu beberapa orang. Tapi ingat, selalu ada potensi disalahgunakan, terlebih jika nature tutorial ini sudah nggak baik dari awal.
Mending ngasih tutorial yang lucu atau apalah, asal tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain
Ketimbang bikin tutorial sadap WhatsApp, saya pikir masih banyak tutorial yang bisa dibagikan. Misal, tutorial masak telur bagi laki-laki yang tak pernah pegang wajan seumur hidup. Atau, tutorial bangun pagi. Jelas berguna, jelas tidak jahat.
Yang jelas sih, tidak bikin tutorial menjajah privasi. Kayak nggak ada hal lain yang bisa diangkat.
Penulis: Zubairi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Cara Sadap WhatsApp Pacar Paling Paten Sejagat