Suara Hati Bocil yang Resah Ditanya Kapan Sunat – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Pojok Tubir

Suara Hati Bocil yang Resah Ditanya Kapan Sunat

Riris Aditia N oleh Riris Aditia N
25 April 2022
0
A A
Suara Hati Bocil yang Resah Ditanya Kapan Sunat

Suara Hati Bocil yang Resah Ditanya Kapan Sunat (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Selain kapan menikah, pertanyaan kapan sunat itu juga meresahkan

Siapa bilang masalah terbesar bocil cuma PR matematika? Mereka juga kerap dilanda pertanyaan-pertanyaan meresahkan yang mengobrak-abrik mentalnya. Salah satunya adalah pertanyaan kapan sunat bagi bocah lanang yang belum disunat. Biasanya pertanyaan itu dilontarkan keluarga atau tetangga terdekat dengan maksud candaan semata.

Kenyataannya, pertanyaan itu terus-terusan meneror si bocil dan membuatnya bad mood seharian. Level kesalnya setara dengan jomblo yang ditanya kapan nikah atau pasangan muda ditanya kapan punya anak. Ya, benar-benar meresahkan! Patut dinobatkan sebagai salah satu FAQ basi yang sering muncul di berbagai acara kumpul keluarga, termasuk momen lebaran dalam waktu dekat.

Awalnya saya sering melihat anak laki-laki tetangga yang jadi bulan-bulanan orang terdekatnya. Sebut saja namanya Yanto (bukan nama sebenarnya). Mulai dari kakek, nenek, paman, bibi, dan bahkan guru mengajinya kompak mencerca Yanto dengan pertanyaan kapan sunat di berbagai kesempatan. Mulai dari basa-basi saat ia lewat atau menggodanya ketika baru pulang menghadiri acara hajatan temannya yang disunat.


Anak laki-laki menangis (Pixabay.com)

Parahnya lagi, pertanyaan itu kadang juga disertai judgment yang meremehkan. Mulai dari meledek banci, nggak gentle, atau “Awas lho, kalau nggak sunat-sunat, nanti namamu diganti Yanti, nggak cocok jadi Yanto”. Dan orang-orang pun tertawa merundungnya. Yanto sempat menangkis dengan menjawab ala kadarnya. Tapi lama kelamaan dia cuma diam, tertunduk lesu, dan tidak menggubris lagi orang-orang yang kepo soal burungnya.

Pasti menyebalkan jika setiap hari ditanya pertanyaan yang sama berulang-ulang. Itu bukan lagi sebuah pertanyaan, tapi cuma olok-olokan. Apalagi pake dikatain banci, ejekan yang lucu saja belum. Alih-alih bercanda atau memotivasi, tapi sebenarnya melukai hati

Ini bukan asumsi saya pribadi. Suatu ketika, saya mengajak Yanto ngobrol empat mata. Saya tanya apakah dia kesal ditanya kapan sunat terus-terusan? Dia pun menjawab kalau dirinya kesal. Kenapa? Karena si penanya terlalu “nggupuhi”, seolah mendesaknya agar cepat-cepat sunat. Lagi pula, Yanto juga bilang kalau teman-temannya masih banyak yang belum sunat. Jadi, kenapa harus buru-buru?

“Tapi, kamu berani kalau disunat?” tanya saya.

Yanto cuma nyengir dan malu menjawabnya. Dia menceritakan kalau dirinya memang takut disunat. Bocah kelas 5 SD itu mengenang hari ketika dia mengantar sepupunya khitan ke seorang dokter. Yanto yang saat itu masih TK melihat sepupunya menjerit kesakitan ketika kulup di ujung kelaminnya dipotong oleh sang dokter. Sejak itu pun Yanto menganggap bahwa sunat adalah sesuatu yang menyakitkan.

Proses sunat (Casa Nayafana via Shutterstock.com)

Meski begitu, Yanto mengatakan kalau dirinya sudah tidak takut lagi. Malahan, dia bersemangat untuk segera dikhitan. Soalnya, biar bisa absen sekolah dan tak perlu memikirkan mata pelajaran. Dia juga tidak sabar ingin mendapatkan banyak hadiah dan uang saku dari keluarga besar yang datang di acara khitanannya nanti.

“Ya udah, kenapa nggak sunat sekarang aja?”

“Belum ada uangnya lah!” jawabnya singkat dan tegas.

Sontak, jawaban Yanto membuat saya terkesiap. Sama sekali tak pernah terpikirkan sebelumnya. Saya baru sadar kalau khitan juga butuh duit yang nggak sedikit. Nggak cukup modal keberanian doang. Minimal butuh satu jutaan buat operasi sunatnya saja. Dan biaya sebesar itu tidak bisa ditanggung BPJS.

Belum lagi dengan segala bentuk hajatan khas orang Indonesia yang seolah-olah wajib atas nama menjaga tradisi. Mulai dari tumpengan dan mengundang orang sekampung untuk walimahan khitan. Hingga merayakan pesta hajatan yang mengundang teman-teman si bocah dan kerabat orang tua. Harus pesan terop, sound system, katering, dan masih banyak lagi. Total biayanya ditaksir hingga 10 juta lebih.

Uang (Pixabay.com)

Saya tak menyangka, anak sekecil Yanto sudah ikut memikirkan biaya yang harus dikeluarkan orang tuanya ketika dia minta khitan kelak. Karena itulah, dia sabar menunggu waktu yang tepat untuk sunat menyesuaikan dompet orang tuanya. Lantas, mengapa orang-orang dewasa yang sama sekali tidak berkontribusi dalam hidupnya malah riweh mendesaknya cepat-cepat sunat?

Itulah ironinya. Banyak orang memaksa orang lain melakukan sesuatu atas dasar kepantasan, norma, dan “rasa malu” yang abstrak. Tapi, tak memikirkan dampak dari paksaannya. Katanya, demi kebaikan. Memangnya, kebaikan macam apa yang bikin orang tertekan?

Pesan moralnya sih, ya, jangan banyak omong, dan memaksa. Jangan banyak tanya, apalagi menyakiti hati. Selain bikin orang benci, juga berdosa. Mau catatan dosa kalian yang udah menggunung bertambah, nggak kan? Makanya, jaga mulut. Mending turu, ora risiko.

Penulis: Riris Aditia N
Editor: Rizky Prasetya


BACA JUGA Jika Saya Jadi Gubernur DIY, Saya Siap Dimarah-marahi oleh Sultan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 25 April 2022 oleh

Tags: bocilkeresahansunat
Riris Aditia N

Riris Aditia N

Tekstrovert: Manusia Teks

Artikel Lainnya

sunat zaman belanda MOJOK.CO

Sunat dan Kebohongan Orang Tua yang Sebaiknya Diakhiri

9 Agustus 2021
tipe bocil saat salat tarawih mojok

4 Tipe Bocil Saat Salat Tarawih. #TakjilanTerminal26

25 April 2021
5 Alasan Bocah Kurang Menyukai Quora Terminal Mojok

5 Alasan Bocil Nggak Mainan Quora

22 Februari 2021
sunat zaman belanda MOJOK.CO

4 Kebohongan Orang Tua agar Anak Mau Sunat

11 Agustus 2020
sunat mojok

5 Barang yang Sering Dibeli dengan Uang Sunat

14 Juli 2020
sunat zaman belanda MOJOK.CO

Sunat Zaman Belanda: Dituturkan oleh Keturunan Tukang Sunat Legendaris di Yogyakarta

8 Juli 2020
Pos Selanjutnya
4 Nilai Persahabatan yang Diajarkan dalam Our Blues Terminal Mojok.co

4 Nilai Persahabatan yang Diajarkan dalam Our Blues

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan Terminal Mojok.co

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan

18 Mei 2022
4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja Terminal Mojok.co

4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja

19 Mei 2022
Harapan untuk 'Gubernur Baru' Jogja yang Akan Dilantik

Harapan untuk ‘Gubernur Baru’ Jogja yang Akan Dilantik

22 Mei 2022
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022
5 Hal Konyol yang Bisa Kalian Temukan di Jalanan Kota Surabaya Terminal Mojok.co

5 Hal Konyol yang Bisa Kalian Temukan di Jalanan Kota Surabaya

23 Mei 2022
Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa Terminal Mojok

Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa

17 Mei 2022
2 Kelemahan Daihatsu Sigra yang Harus Diketahui Sebelum Membelinya

2 Kelemahan Daihatsu Sigra yang Harus Diketahui Sebelum Membelinya

24 Mei 2022

Dari MOJOK

  • Maudy Ayunda Menikah hingga MU yang Lagi-Lagi Kalah
    by Ali Ma'ruf on 25 Mei 2022
  • Cerita Sebenarnya di Rumah Tempat Syuting Film KKN di Desa Penari
    by Jevi Adhi Nugraha on 25 Mei 2022
  • Hepatitis Akut Misterius Disinyalir Sudah Masuk ke DIY
    by Yvesta Ayu on 25 Mei 2022
  • Misteri Desa Kecil di Selatan Surabaya
    by Abdus Sair on 25 Mei 2022
  • UGM akan Bangun GIK, Pengganti Gelanggang Mahasiswa
    by Yvesta Ayu on 24 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GwazDvZPZ_Q&t=619s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In