• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Sunat Zaman Belanda: Dituturkan oleh Keturunan Tukang Sunat Legendaris di Yogyakarta

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
8 Juli 2020
A A
sunat zaman belanda MOJOK.CO

sunat zaman belanda MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Satu malam, kembali saya bercengkrama dengan eyang. Penuh harap agar eyang kembali menceritakan “dunia hitam” di Jogja tempo dulu. Namun, eyang memiliki cerita yang lebih menarik. Cerita yang sangat akrab dengan keluarga besar kami. Cerita itu adalah perjalanan keluarga kami sebagai keturunan ahli sunat.

Lebih dikenal sebagai bong supit, pekerjaan ini adalah pekerjaan yang dirindu dan dibenci. Dirindu orang tua karena membawa putra mereka menuju kedewasaan. Dibenci para anak karena membuat mereka harus lockdown di rumah sampai luka kemaluannya mengering. Bong supit juga dipandang sebagai pekerjaan berkelas setingkat ahli bedah. Tapi tetap saja dibenci anak-anak yang harus merelakan sekerat kulit untuk menjadi penanda kedewasaan.

Bong supit juga mengikuti perputaran zaman. Sebagaimana pekerjaan lain, bong supit juga berevolusi. Di sinilah saya mulai tertarik dengan dunia perburungan ini. Apa yang kita kenal sebagai cara sunat selama ini sangat berbeda dengan cara sunat ketika Belanda masih bercokol di bumi Nusantara ini. Dan saya sangat bersyukur tidak buru-buru lahir.

Eyang saya berkisah, sunat masa itu tidak sesantai saat ini. Jika hari ini kita bisa menikmati klinik dengan AC sejuk, kamar nyaman, dan pelayanan yang ramah. Bahkan bisa sambil bermain PlayStation sembari menikmati prosesi pendewasaan ini. Tapi semua kemewahan ini tidak akan kamu temukan saat sunat di masa Soekarno masih sibuk minum kopi dengan rambut klimisnya. Masa itu, kamu harus camping untuk sunat. Kamu tidak salah baca.

Camping yang saya maksud bukanlah membangun tenda di gunung atau pantai. Tapi sama-sama menggunakan tenda. Sunat pada zaman baheula dilakukan di dalam tenda di tengah pelataran yang luas. Di Jogja, tenda ini disebut kerobong atau krobong. Sang anak akan dipangku bapaknya dengan posisi kaki mengangkang. Sang bong supit akan melakukan sunat dengan posisi jongkok di depan anak tadi. Dan jelas ini tidak nyaman. Sudah panas-panasan di tenda, masih harus menahan perihnya sunat. Memang, leluhur kita lebih dari sekadar tangguh.

Saya bertanya, mengapa harus dilakukan di lapangan. Bukankah sunat seperti ini bisa dilakukan di rumah? Beberapa catatan menjelaskan, darah sunat dipercaya mencemari kesucian rumah. Maka waktu itu segala yang berurusan darah harus dilakukan di luar rumah, dari menstruasi sampai sunat. Saya berpikir, jangan-jangan saya akan dicampakkan dari rumah hanya karena luka tergores senar layangan. Tapi pikiran saya terambil alih dengan kisah berikutnya.

Sudah saya sampaikan, sunat pada masa itu dilakukan dengan posisi duduk dipangku. Ternyata posisi ini menyimpan marabahaya bagi bong supit. Bong supit dalam posisi tidak terlindungi dari tendangan sang pasien. Eyang buyut saya juga menjadi korban tendangan ini. Sudah harus bersabar dan meyakinkan sang anak bahwa sunat itu seperti “digigit semut,” masih saja harus menerima tendangan. Ini membuat eyang buyut saya berinovasi.

Beliau bernama R. Soetadi Hadiwijoto. Namun beliau lebih dikenal dengan nama panggung Bong Tadi. Beliau mempelajari metode ini saat bekerja sebagai mantri di RS Petronella, saat ini dikenal sebagai RS Bethesda Yogyakarta. Selama menjadi bong supit, sudah puluhan kaki yang menendang beliau. Maka beliau mencoba metode sunat baru, yaitu sunat dalam posisi tidur. Posisi ini lebih menguntungkan bong supit karena lebih mudah memegangi pasien.

Inovasi ini mengantarkan kita pada era baru dunia persunatan. Metode ini masih dipakai di wilayah Yogyakarta. Dan karena dilakukan dengan posisi tidur, maka tenda krobong menjadi tidak relevan. Akhirnya eyang buyut saya membuka praktik sunat di rumah pribadi di daerah Wirobrajan. Beliau juga memiliki asisten yang kini membuka praktik sendiri. Praktik sunat asisten beliau dikenal sebagai Bong Supit Bogem yang ada di daerah Prambanan. Tentu dengan metode yang sama, tiduran di dalam klinik yang nyaman.

Tapi metode lama tidak lantas ditinggalkan. Metode sunat camping tetap dipilih oleh para bangsawan kala itu. tentu dengan alasan menjaga kebudayaan. Eyang buyut saya tetap melayani sunat camping ini dan tentunya dengan satu doa: jangan sampai ditendang lagi. Beberapa putra kraton juga tetap disunat di dalam krobong oleh eyang buyut saya.

Maka kita patut bersyukur, hari ini metodenya telah lebih manusiawi daripada masa eyang buyut saya. Hari ini kita tidak perlu camping di tengah pelataran hanya untuk disunat. Bayangkan ketika bapak kita membawa carrier berisi tenda lalu berkata, “Ayo nak, disunat dulu.”

BACA JUGA Sesakit-sakitnya Patah Hati Lebih Sakit Tidak Kebagian Sodoran Rokok dan tulisan Dimas Prabu Yudianto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 8 Juli 2020 oleh

Tags: soukarnosunatsunat zaman belanda

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Naracela di negeri Do It Yourself. Musuh romantisasi dan upah murah Daerah Istimewa. Sunset di tanah monarki.

ArtikelTerkait

4 Mitos Sunat yang Sama Sekali Ora Mashok

4 Mitos Sunat yang Sama Sekali Ora Mashok

3 September 2022
Suara Hati Bocil yang Resah Ditanya Kapan Sunat

Suara Hati Bocil yang Resah Ditanya Kapan Sunat

25 April 2022
sunat zaman belanda MOJOK.CO

Sunat dan Kebohongan Orang Tua yang Sebaiknya Diakhiri

9 Agustus 2021
sunat zaman belanda MOJOK.CO

4 Kebohongan Orang Tua agar Anak Mau Sunat

11 Agustus 2020
sunat mojok

5 Barang yang Sering Dibeli dengan Uang Sunat

14 Juli 2020
sunat

Tentang Sunat dan Melahirkan: Mana yang Lebih Sakit?

31 Juli 2019
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
memaafkan ustaz MOJOK.CO

Memaafkan Ustaz yang Tidak Punya Kapasitas Keilmuan

catatan perjalanan bandung ke yogyakarta MOJOK.CO

Catatan Perjalanan Naik Motor dari Bandung ke Yogyakarta: Berawal dari Pembangkangan

AC Milan Juventus Serie A MOJOK

Milan Kalahkan Juventus, tapi Dapat Penalti, Milanisti Kecewa



Terpopuler Sepekan

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Terminal Mojok
Kuliner

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Asli

oleh Tiara Uci
25 Januari 2023

Tobat, klean.

Baca selengkapnya
Bom Waktu Arema FC dan Momentum Suporter Generasi Baru (Unsplash)

Bom Waktu Arema FC dan Momentum Perubahan bagi Suporter Generasi Baru yang Menolak Tunduk

30 Januari 2023
Solo Safari Zoo, Alat Pencitraan Brilian dari Gibran Rakabuming Terminal Mojok

Solo Safari Zoo, Alat Pencitraan Brilian dari Gibran Rakabuming

31 Januari 2023
Saatnya Purwokerto Memisahkan Diri dari Kabupaten Banyumas (Unsplash)

Saatnya Purwokerto Memisahkan Diri dari Kabupaten Banyumas

31 Januari 2023
5 Dosa Operator Pertashop yang Membuat Lapak Mereka Sepi (Unsplash)

5 Dosa Operator Pertashop yang Membuat Lapak Mereka Sepi

1 Februari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .