Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Stasiun Jatinegara Menyimpan Banyak Kenangan, tapi Sayang Trotoarnya Bau Pesing

Muhammad Fariz Akbar oleh Muhammad Fariz Akbar
9 Mei 2025
A A
Stasiun Jatinegara Menyimpan Banyak Kenangan, tapi Sayang Trotoarnya Pesing

Stasiun Jatinegara Menyimpan Banyak Kenangan, tapi Sayang Trotoarnya Pesing (Herryz via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebelum ayah saya pindah tempat dinas, dahulu beliau berkantor di Jatinegara. Transportasi yang biasa digunakan untuk berangkat adalah KRL. Tak jarang saat akhir pekan tiba, saya diajak ayah bekerja. Seingat saya, momen itu adalah ingatan pertama saya dengan Stasiun Jatinegara maupun KRL secara keseluruhan.

Sekitar 10 tahun lalu, Stasiun Jatinegara belum sebagus sekarang. Bangunannya belum direnovasi dan lalu lintas sekitarnya masih ruwet. Sekarang, ada dua hal yang bikin saya senang tiap kali naik-turun KRL di stasiun ini. Pertama, saya teringat kenangan lama akan stasiun ini. Kedua, Stasiun Jatinegara dan sekitarnya jadi lebih baik.

Stasiun Jatinegara dan suasana klasiknya

Saya kira, saya memang orang yang senang punya memori dengan benda mati. Kadang sudah sampai level nggak jelas melankolisnya. Saya bisa tiba-tiba terharu waktu berada di dalam stasiun. Mungkin teringat pada ayah saya dulu atau entahlah saya nggak mengerti.

Akan tetapi bukan hanya saya yang ditakdirkan mengenang Stasiun Jatinegara. Stasiun ini juga meninggalkan memori bagi dirinya sendiri. Meski sudah berubah desain jadi lebih modern, stasiun ini tetap meninggalkan bangunan stasiun asli saat baru pertama kali dibangun. Bangunan ini dijadikan sebagai cagar budaya, makanya nggak dihilangkan meski sudah ada bangunan baru.

Menurut saya, hal inilah yang mewariskan suasana hangat. Rasanya seperti main ke rumah nenek yang sudah reyot, tapi kita nyaman di dalamnya. Saya paling suka tulisan “Setasiun Jatinegara” yang ditulis dengan ejaan dan font klasik. Diikuti atap dan seluruh bangunan yang klasik pula.

Terbaik dalam hal tata letak interior

Saya cukup kaget waktu mampir ke Stasiun Jatinegara setelah sekian lama nggak ke sini. Soalnya perubahannya begitu drastis. Tambah lagi setelahnya saya jadi sering main ke stasiun lain. Saya mengambil kesimpulan bahwa bagian dalam Stasiun Jatinegara memiliki desain terbaik. Jelas dan terarah.

Semua peron dibuat sejajar. Nggak ada peron atas atau bawah seperti Stasiun Manggarai yang merepotkan itu. Semua orang yang keluar peron setelah naik tangga akan berkumpul di satu titik atau satu lantai di Stasiun Jatinegara. Kalau mau masuk peron jalur tertentu, semua tangga terletak di posisi yang sama. Tinggal mengikuti petunjuk sesuai jalurnya.

Perlu diingat bahwa Stasiun Jatinegara tergolong stasiun besar. Ada 8 jalur di sini yang melayani KRL maupun kereta api antarkota. Yang paling saya suka stasiun ini terang, hampir seluruh bagian stasiun kena sinar matahari. Nggak ada tuh area tertutup beton yang membuat suasana di dalam stasiun jadi suram dan sumpek.

Baca Juga:

Seandainya Trenggalek Punya Stasiun Kereta Api, Kabupaten Ini Pasti Tumbuh Makin Pesat dan Jadi Daerah Maju

Sudah Saatnya Stasiun Pare Kediri Dihidupkan Lagi, agar Akses ke Pare Tak Lagi Sulit dan Mahal!

Nggak cuma bagian dalam stasiun, akses menuju stasiun ini pun baik. Ada dua halte Transjakarta yang terhubung dengan Stasiun Jatinegara. Pertama, halte Flyover Jatinegara yang mengarah ke Tanjung Priok atau Cililitan. Kedua, halte Stasiun Jatinegara yang mengarah ke Pulogebang atau Kampung Melayu.

Pintu keluar stasiunnya juga cuma satu. Serius, saya suka banget ini. Soalnya kebanyakan stasiun KRL lain pintunya ada dua. Buat saya kalau ada satu pintu malah jadi lebih gampang.

Bagian luar sudah bagus juga, tapi trotoarnya pesing

Sebelum pagar di depan Stasiun Jatinegara tingginya seperti sekarang, dulu tingginya hanya sepinggang orang dewasa. Saya masih ingat betul kalau mau keluar stasiun nggak perlu memutar ke arah luar pagar, tinggal lompat pagar.

Akan tetapi sekarang pagar stasiun sudah tinggi sehingga saya dan penumpang lain perlu memutar agak jauh. Terpaksa mendekat ke trotoar yang dipenuhi pedagang asongan dan ojek pangkalan tempat mereka berkumpul dan nongkrong. Sepanjang trotoar itu, yang mengarah ke halte Flyover Jatinegara, akan tercium bau nggak enak. Pesing manusia.

Kapan pun melewati trotoar, bau pesing menyerbak. Dibilang jorok, saya sendiri nggak pernah melihat ada kotoran apa pun di sana. Saya sih tahu itu ulah orang-orang nggak bertanggung jawab yang buang air sembarangan. Jujur saja, semuanya benar-benar terlihat bersih tapi baunya minta ampun.

Saya malah jadi terbiasa. Lama-lama menganggap bau pesing itu jadi ciri khas Stasiun Jatinegara. Saya tahu sih itu jorok, tapi mau gimana lagi. Stasiun Jatinegara sudah terlalu melekat bagi saya. Sudah gitu perjalanan ke kampus jadi lebih efisien kalau turun di sini. Paling tambah uang buat beli masker aja.

Penulis: Muhammad Fariz Akbar
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Aturan Tidak Tertulis di Stasiun Tanah Abang, Pengguna KRL Wajib Tahu supaya Nggak Bingung dan Perjalanan Nyaman.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 9 Mei 2025 oleh

Tags: Stasiun Jatinegarastasiun keretastasiun kereta api
Muhammad Fariz Akbar

Muhammad Fariz Akbar

ArtikelTerkait

5 Perlintasan Kereta Api di Jogja yang Punya Kisah Unik hingga Mistik Terminal Mojok

5 Perlintasan Kereta Api di Jogja yang Menyimpan Kisah Unik hingga Mistis

8 September 2022
Stasiun Weleri, Stasiun Kecil Penyelamat Wajah Kabupaten Kendal

Stasiun Weleri, Stasiun Kecil Penyelamat Wajah Kabupaten Kendal

23 Mei 2023
Ilustrasi Ancaman Tenggelamnya Stasiun Semarang Tawang (Unsplash)

Stasiun Terbaik di Jawa Tengah Jatuh kepada Stasiun Semarang Tawang, No Debat!

30 Januari 2025
Sudah Saatnya Stasiun Pare Kediri Dihidupkan Lagi, agar Akses ke Pare Tak Lagi Sulit dan Mahal!

Sudah Saatnya Stasiun Pare Kediri Dihidupkan Lagi, agar Akses ke Pare Tak Lagi Sulit dan Mahal!

22 Juni 2025
6 Stasiun Kereta di Sleman yang Berubah Fungsi, Ada yang Jadi TK hingga Warung Soto

6 Stasiun Kereta di Sleman yang Berubah Fungsi, Ada yang Jadi TK hingga Warung Soto

13 Februari 2024
Kereta Api Jauh Lebih Unggul dari Bus Meskipun Tiketnya Mahal (Unsplash)

Kereta Api Lebih Akan Selalu Lebih Unggul dari Bus Meskipun Harga Tiketnya Lebih Mahal

3 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.