Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Sistem All You Can Eat di Pesta Pernikahan yang Lebih Sering Jadi Bahan Ghibah

Talitha Ardelia oleh Talitha Ardelia
5 Januari 2020
A A
Sistem All You Can Eat di Pesta Pernikahan yang Lebih Sering Jadi Bahan Ghibah
Share on FacebookShare on Twitter

Hari paling bersejarah bagi dua insan yang berkomitmen untuk bersama selamanya adalah sebuah pernikahan. Ngomong-ngomong soal pernikahan ini, pasti ada saja hal yang diributkan. Kalau punya budget lebih ya paling pusing milih wedding organizer mana yang oke, kalau punya budget yang pas-pasan ke bawah ya pusing ngirit-ngirit di segala aspek. Apalagi pernikahan kan sebuah momen sekali seumur hidup. Alih-alih mau merayakan kebahagiaan, tapi kok malah pusing sendiri?

Perhitungan dalam menentukan jumlah tamu undangan juga memerlukan siasat yang tepat. Ada pasangan yang memilih untuk mengundang banyak tamu untuk dapat merayakan kebahagiaan mereka bersama. Ada yang memilih untuk mengundang tamu yang dekat saja supaya lebih privasi dan khidmat. Kedua tipe tersebut lagi-lagi menimbulkan problem. Ngundang banyak tamu belum tentu budget-nya cukup, ngundang sedikit tamu nanti dapat pertanyaan, “Kok nggak diundang?” Apalagi kalau ada tipe manusia yang suka nyinyir, “Jangan-jangan hamil duluan makanya nggak ngundang banyak orang.”

Dari beberapa hasil pengamatan dan pengalaman saya ke kondangan, yang paling banyak di nyinyir adalah urusan perut. Yap, bab katering ini selalu jadi bahasan yang nggak pernah lewat. Pernah suatu ketika saya menemani teman saya ke salah satu kondangan temannya. Belum berangkat saja teman saya sudah meributkan jangan sampai telat! Nanti nggak dapat kambing guling!

Sebagian besar pesta pernikahan yang saya hadiri sih konsepnya standing party. Mungkin karena saya tinggal di kota besar. Sudah sangat lumrah datang ke kondangan dan ada banyak stand makanan. Mau makan tinggal antri, dapat makan, laper lagi, antri lagi, gitu aja terus sampai kenyang. Sungguh mirip dengan konsep restauran all you can eat yang sekarang sedang hype. Bedanya kalau di kondangan bayarnya terserah yang ngamplopi aja.

Baru-baru ini saya diundang ke pesta pernikahan salah satu saudara jauh. Saya pun tidak begitu mengenal, tapi menemani orang tua saya saja. Baru mau masuk gedung nih, saudara saya yang lain sudah nyeletuk, “Loh? Bukan standing party nih?” Memang, di pesta pernikahan ini seluruh tamunya akan duduk. Terus makanya gimana? Jangan khawatir… tetep dapet makan. Saudara saya yang lain bilang kalau di sini sistemnya ‘piring terbang’. Loh? UFO dong?

Piring terbang ini bisa dibilang cukup unik. Sebelum makanan dihidangkan ke para tamu undangan, akan ada parade katering. Jadi, para petugas catering ini akan baris mengitari para tamu undangan tentunya dengan dentuman lagunya Cita-Citata, Goyang Dumang.

Setelah selesai parade, makanan mulai dibagikan. Bahasa kerennya sih dimulai dari appetizer, main course, sampai dessert. Entah memang petugas katering nya kurang sigap atau bagaimana, barisan kursi saya dan barisan kursi belakang tidak mendapat semangkuk dessert yang berisi es puter dan puding karena petugas yang membagikan terlewat. Tamu undangan yang lain sudah banyak yang bergegas pulang, di sinilah per-ghibahan dimulai. Tamu undangan yang duduk di belakang saya mulai menyingung perihal tidak kebagian es puter.

Permasalahan es puter pun tidak berhenti sampai situ. Sewaktu saya berjalan ke arah parkiran, ada saja dari rombongan keluarga lain yang ngedumel karena nggak kebagian sop matahari. Kasusnya sama, terlewat begitu saja dari mas-mas katering. Sampai-sampai membahas,

Baca Juga:

Ngunduh Mantu di Desa Adalah Arisan Bergilir Berkedok Persaudaraan

Urutan Terendah sampai Tertinggi Menu Gubukan di Pesta Pernikahan Berdasarkan Panjangnya Antrean Tamu Undangan

“Suaminya insinyur, istrinya dokter. Lha ini pestane kok kecil?”

Yang lain nyeletuk, “Dokter anyaran.”

Bagi saya yang belum menikah, saya sampai berpikiran bahwa apakah makanan di pesta pernikahan merupakan sebuah standar yang memang harus dipenuhi? Kalau gitu, pengantin nggak perlu dandan di MUA yang bikin pangling, nggak perlu dekorasi dan photobooth pakai korden menjuntai, nggak perlu sewa band pengiring, yang penting katering melimpah, tamu datang lalu kenyang.

Bahkan, saat ini sedang tren review makanan di kondangan. Biasanya si dilakukan sama para food vlogger yang diundang ke pesta pernikahan food vlogger yang lain. Ini kan acara nikahan, kenapa jadi bahan buat konten YouTube?

Suguhan makanan di pesta pernikahan ini sudah seperti standar yang harus dipenuhi oleh yang punya hajat. Intinya, makanan di pesta pernikahan ya harus lengkap, enak, banyak, dan bisa dibayar amplop kosongan. Yang penting kenyang!

Perhitungan jumlah makanan yang dipesan ini sebenarnya dan seharusnya kan sudah bisa dihitung. Kalau ngundang 200 tamu ya dikali 2 saja karna biasanya tamu undangan kan datang berdua. 200 porsi x 2 = 400 porsi. Kalau mau dilebihin ya 450 porsi untuk jaga-jaga. Kalau makanan sudah habis sedangkan tamu masih banyak yang belum datang? Ya coba ditengok kanan-kiri, ada nggak yang diam-diam bungkus makanan, atau ada orang yang nggak dikenal tiba-tiba datang?

Bukan hanya porsi, standarisasi rasa makanan juga mengudang ghibah dari tamu.

“Siomaynya alot, bumbu kacangnya keasinan.”

Sudah untung diundang, nyemplungin amplop berapapun si pengantin juga nggak tahu. Makan all you can eat kapan lagi ya, kan? Masih aja komentarin rasa makanan. Itu yang nikah, di atas panggung apa kupingnya nggak panas?

Mau pernikahan mewah ataupun sederhana, tujuan utama tamu di undang ke hajatan ini adalah agar turut merasakan kebahagiaan dan mendoakan si pengantin. Semoga rumah tangga yang baru dibangun ini selalu sakinah, mawaddah, warohmah. Baru juga awal membina rumah tangga, pesta udah jadi bahan ghibahan. Kalau mau makan enak dan sepuasnya, ya di restauran all you can eat. Tapi bayarnya nggak bisa pakai amplop kosongan loh, ya.

Hadeh, warga +62~

BACA JUGA Jenis-Jenis Orang di Dunia Per-kondangan-an atau tulisan Talitha Ardelia lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 5 Januari 2020 oleh

Tags: all you can itpesta pernikahanstanding party
Talitha Ardelia

Talitha Ardelia

Suka kopi susu, tapi bukan anak senja kopi.

ArtikelTerkait

Ngunduh Mantu di Desa Itu Arisan Bergilir Berkedok Persaudaraan (Unsplash)

Ngunduh Mantu di Desa Adalah Arisan Bergilir Berkedok Persaudaraan

20 Juni 2024
Senjakala Tradisi Rewang Semua Bakal Pakai Jasa WO pada Waktunya Terminal Mojok

Senjakala Tradisi Rewang: Semua Bakal Pakai Jasa WO pada Waktunya

25 Agustus 2022
Rawon, Makanan Primadona Ketika Resepsi Pernikahan

Rawon, Makanan Primadona Ketika Resepsi Pernikahan

17 Desember 2019
Menormalisasi Resepsi Pernikahan Tanpa Sumbangan. Bukannya Sultan, Hanya Nggak Ingin Punya Beban Mojok.co

Menormalisasi Resepsi Pernikahan Tanpa Sumbangan. Bukannya Sultan, Hanya Nggak Ingin Punya Beban

13 Desember 2023
Tidak Ada Hajatan yang Menguntungkan Terminal Mojok

Tidak Ada Hajatan yang Menguntungkan

5 Januari 2023
Kalau Semua Orang Nikah Gratis di KUA, Gimana Nasib Buruh Dekorasi Pesta Nikah Terminal Mojok

Kalau Semua Orang Nikah Gratis di KUA, Gimana Nasib Buruh Dekorasi Pesta Nikah?

4 Februari 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.