Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Seperti Angkringan di Jogja, Mari Romantisasi Perumahan di Banguntapan

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
19 Agustus 2020
A A
memborong rumah perumahan banguntapan mojok

Ilustrasi perumahan

Share on FacebookShare on Twitter

Ada sebuah perdebatan unik mengenai komersialisasi Jogja. Katanya, ketika selebtweet kehabisan bahan, mereka tinggal posting video Jogja dibubuhi dengan tulisan “ada yang kangen dengan kota ini?”, maka ribuan like pun datang menyertainya. Mereka mengawinkan nostalgia dan Jogja. Padahal, kota ini adalah jatuh cinta paling nyata tanpa harus diungkapkan. Begitu sekiranya isi perdebatan.

Dari sana, muncul sebuah konsep bahwa Jogja dan Bandung itu kiblat kerinduan. Jika Bandung diciptakan saat Tuhan sedang tersenyum. Jogja pun sama. Namun, tidak hanya tersenyum, namun juga guyon. Sehingga menghasikan keutuhan sempurna seperti apa yang ditembangkan oleh KLA Project dan Adhitia Sofyan.

Banyak mahasiswa yang datang bukan hanya untuk belajar, namun juga untuk nyaman. Berdiam diri di kota ini, beranak pinak dan melebur bersama dengan sumringah. Jogja mengijinkan semua itu. Tidak ada yang bisa menyalahkan, kecuali bagi mereka yang berpikiran sempit. Sesempit lahan parkir kebanyakan burjo di tengah kota Jogja.

Teorinya pun sederhana, makin banyak yang nyaman, maka makin banyak pula yang tinggal. Semakin banyak yang tinggal, maka kebutuhan lahan pun makin melonjak. Kita ketahui bahwa pertumbuhan hotel dan apartemen bagai jamur di musim penghujan. Jamurnya jamur letong lagi. Miniatur ibukota adalah guyonan. Jika Utara adalah hotel, maka Selatan adalah perumahan.

Saya ingat betul pertama kali pindah dari Umbulharjo menuju Banguntapan medio tahun 2001. Pemandangan saat itu hanyalah semak belukar yang berisi ular, kodok, dan garangan. Saat itu, saya hampir menangis karena meninggalkan keramaian untuk tinggal di daerah yang sunyi senyap. Dan kini, seakan menjawab semua doa saya ketika kecil, Banguntapan bersolek menjadi sebuah kota satelit yang elok dan tak kalah ramai.

Hampir dua dekade sudah saya melihat matahari timbul tenggelam di Bumi Banguntapan. Yang awalnya hanya deretan kebun berisikan pisang, sekarang sudah menjadi menara-menara yang terpasang. Sawah-sawah diubah menjadi konblok raksasa. Di atasnya berdiri rumah-rumah megah yang dari ujung ke ujung bentuknya sama. Stagnan. Cat yang berwarna sama, berubah jika sudah berpindah tangan.

Jalan Imogiri Timur pun tak kalah menyimpan kelucuan, berisikan iklan-iklan yang mengharapkan cuan. Namun yang ada tak lebih dari sekadar—lagi-lagi—guyonan. “Segera beli sebagai investasi, akses mudah, hanya 15 menit menuju bandara”. Pertanyaannya, naik apa? Buroq? Dalam keadaan ramai lancar saja kurang lebih 40 menit dengan kecepatan rata-rata. Apa lagi dengan kondisi lalu-lintas sekarang ini, kemacetan adalah kawan.

Utara adalah pusat kota, maka hotel dan kawan-kawannya merupakan sarana terbaik menanam modal. Sedangkan sisi Selatan adalah rentetan ketenangan dan investor menilai bagian ini adalah tempat yang tepat untuk menanam modal dalam bentuk perumahan. Selatan menuju Utara tak jauh-jauh amat. Maka perumahan yang tenang, sederhana, dan murah menjadi rujukan sempurna.

Baca Juga:

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Sialnya, jika pola seperti ini dipergunakan untuk menghimpun kebutuhan ratusan ribu orang per tahun, yang ada adalah kondisi saat ini. Yang dapat digambarkan pada masa sekarang ini. Banguntapan tak ubahnya menjadi deretan atap yang serupa, mengingatkan kita pada betapa seramnya Perumahan Yonder dalam film Vivarium.

Ya, mau bagaimana lagi. Tujuan ada di kota ini adalah cari makan. Begitu juga dengan tujuan para investor, sama seperti kita, mereka juga mencari makan. Adanya peluang, kemungkinan terbaik untuk menanam modal, maka jadilah sebuah hunian. Deretan konblok menggantikan persawahan bukanlah permasalahan. Kita di-nina-bobok-kan dalam kondisi seperti ini entah sampai kapan. Mungkin sampai para petani menjual seluruh persawahannya.

Kebanyakan perumahan ini hinggap di Wirokerten, Tamanan, Jambidan, Singosaren, dan Potorono, adalah hasil dari lahan pertanian. Pemilik pertanian yang hasil taninya sudah tidak menentu, berbanding terbalik dengan kebutuhan yang kian pesat, dan ketahui bahwa mudahnya alih fungsi lahan dari pertanian menjadi lahan terbangun, menambah daftar pilu dari agenda ramainya Banguntapan.

Banguntapan adalah tempat yang indah menurut saya. Bahkan hingga saat ini tak pernah berubah rasanya. Namun, hingga titik tertentu, “penuhnya” Banguntapan masuk dalam kadar memuakan bagi saya. Betapa rindunya melihat burung kuntul berkerumun di persawahan alih-alih buldozer yang sedang menimbun dan meratakan persawahan. Tapi ya mau bagaimana lagi, jaman sudah berganti. Nyawa saja bisa mati, apa lagi kenangan yang terpatri.

Kita bisa berdebat panas mengenai rencana pembangunan yang entah ke mana arah tujuannya ini. Tapi, kembali lagi, banyaknya komersialisasi romantisme, tak ubahnya menjadikan perdebatan ini hanya berlangsung di permukaan saja dan sekadar lucu-lucuan belaka. Tidak lebih, tidak kurang, tidak akan merubah apapun juga. Kritik yang membangun, akan berubah menjadi “kalau nggak terima, minggat saja!”. Ah, lagu lama.

BACA JUGA Kritik untuk Desain Rumah Minimalis yang Sering Dicontoh Pengantin Baru dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 Agustus 2020 oleh

Tags: angkirnganJogjaperumahan
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Buat Orang Jogja Kayak Saya, Bandung Itu Magis dan Spesial!

Buat Orang Jogja Kayak Saya, Bandung Itu Magis dan Spesial!

26 Agustus 2023
3 Makanan Khas Jogja yang Mulai Punah dan Susah Ditemui, padahal Enak!

3 Makanan Khas Jogja yang Mulai Punah dan Susah Ditemui, padahal Enak!

2 Agustus 2024
Klaten Adalah Tempat Pensiun Paling Ideal Mengalahkan Jogja Mojok.co

Klaten Adalah Tempat Pensiun Paling Ideal Mengalahkan Jogja

24 Februari 2024
Mahasiswa Semarang KKL ke Jogja Buat Apa? Banyak Tempat yang Lebih Baik dari Jogja

Mahasiswa Semarang KKL ke Jogja Buat Apa? Banyak Tempat yang Lebih Baik dari Jogja

15 Februari 2024
Mi Ayam Pak Narto: Rasa Elit, Kantong Tak Menjerit

Mi Ayam Pak Narto: Rasa Elit, Kantong Tak Menjerit

8 Mei 2023
Wonosobo Nggak Mungkin Ada Klitih, Geng Anak Muda Melempem dan Udara Malam Terlalu Dingin Mojok.co

Wonosobo Nggak Mungkin Ada Klitih, Geng Anak Muda Melempem dan Udara Malam Terlalu Dingin

22 April 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.