Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

Sebenarnya, Pejabat Itu Dibayar untuk Menyelesaikan Masalah atau Minta Solusi dari Rakyat?

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
12 Juli 2021
A A
pungli proyek pemerintah gaji PNS kerja 10 juta pejabat digaji besar tapi solusi minta rakyat mojok

pejabat digaji besar tapi solusi minta rakyat mojok

Share on FacebookShare on Twitter

“Siapapun yang mengkritik tidak boleh melihat satu sisi persepsi sehingga publik seolah-olah (menilai) negatif. Berikan juga solusi, jalan keluar,” kata Dr Emrus Sihombing. Pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan ini menyampaikan pendapat di atas untuk menanggapi pidato Presiden Jokowi perkara kritik.

Masih menurut Pak Emrus, kritik yang disampaikan tanpa disertai jalan keluar justru memberikan persepsi yang kurang produktif terhadap lembaga yang menjadi sasaran kritik. Menurut Pak Emrus, terkadang ada pihak yang melontarkan kritik hanya dari satu sisi atau sudut pandang. Kritik seperti ini terkesan memojokkan lembaga tersebut.

Dari pendapat Pak Emrus ini, kita diminta untuk selalu menyertakan solusi ketika mengkritik pemerintahan. Jadi tidak hanya kritik yang membuat instansi terlihat buruk dan gagal. Kita harus proaktif mencari solusi bagi masalah yang akan dikritik. Jadi mari sama-sama kita menunda kritik ketika belum menemukan solusi. Bismillah komisaris PT. Semen Indonesia.

Sek, sek. Saya sedikit tergelitik dengan pendapat Pak Emrus perkara memberi solusi saat mengkritik. Saya paham maksud Pak Emrus pasti baik. Entah baik untuk keberlangsungan negara atau minimal baik untuk nama Pak Emrus di pemerintahan. Tapi, mempermasalahkan solusi ketika kritik?

Saya teringat saat saya mendapat training di tempat kerja saya. Dulu saya pikir ilmu training ini hanya diterapkan dalam lingkup kantor. Ternyata saat ini saya pakai teori yang saya peroleh untuk memahami kerja pemerintah

“Seseorang digaji bukan karena tenaga yang keluar, tapi digaji karena problem solving yang dilakukan. Gaji seseorang akan lebih besar ketika menyelesaikan masalah yang lebih besar juga. Itulah kenapa tenaga ahli dan manajer berpengalaman digaji besar, karena mereka problem solver penting di perusahaan,” kata bos saya.

Seorang koki dibayar karena menyelesaikan masalah produksi restoran. Seorang laboran dibayar karena menyelesaikan masalah laboratorium. Seorang buzzer dibayar karena menyelesaikan masalah nama baik tokoh politik. Nah seorang yang bekerja dalam pemerintahan pusat dibayar untuk apa?

Ya dibayar untuk menyelesaikan masalah dalam tataran negara lah. Presiden dipilih rakyat untuk mengurusi pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan untuk satu komunal negara. Nah para menteri diangkat untuk membantu kerja presiden ketika menghadapi negara dengan keruwetannya.

Baca Juga:

Pemerintah Bangkalan Madura Nggak Paham Prioritas, Memilih Sibuk Bikin Ikon Pendidikan daripada Perbaiki Kualitas Pendidikan

Komentar Jelek Pejabat Bikin Hidup Orang Indonesia Tambah Suram

Kan tidak mungkin juga satu kepala memikirkan urusan pupuk dan relaksasi pajak dalam waktu bersamaan. Di sinilah menteri dan kementerian bekerja sebagai focus group dalam satu urusan kenegaraan. Nah instansi yang dibentuk negara menjadi wadah focus group ini menyelesaikan masalah dalam satu bidang.

Kalau DPR dipilih untuk apa? Bukan untuk menyelesaikan masalah kebutuhan spanduk bekas ya, tapi menyelesaikan masalah penyampaian aspirasi yang rumit. Rumit karena populasi Indonesia yang berjuta-juta. Maka sistem perwakilan ini menjawab perkara aspirasi.

Nah sudah jelas toh arahnya? Kalau sebuah instansi dikritik karena kinerjanya, ya wajar lah. Sebab, kritik ini bersifat controlling terhadap kinerja instansi atau mungkin kepresidenan. Lha kok malah harus kritik bersama solusi?

Bukan berarti bermental “pembeli adalah raja”. Tapi sudah jelas peran pemerintahan adalah menyelesaikan masalah rakyat. Sebab, untuk tataran negara yang lebih panjang dari Amerika Serikat ini, akan memakan waktu dan sumber daya yang luar biasa besar. Kecuali mengurusi dalam ukuran komunal, baru bisa efektif dengan konsep demokrasi langsung.

Lha untuk menghemat waktu dan biaya, maka dibentuklah negara. Lha kalau solusi harus menunggu diberi oleh pihak pengkritik, malah nggak fungsi sistemnya. Logikanya, kritik kan jadi alasan instansi menemukan solusi.

Dengan gaji yang jelas melampaui UMR manapun, tuntutan menemukan solusi menjadi wajar. Gaji yang besar menuntut problem solving skala besar. Menteri saja bergaji 18 juta lebih lho. Masak solusinya tetap harus menanti dari pihak di luar sistem? Lha terus gaji sebesar itu untuk apa?

Ya kalau problem solvingnya kecil, wajar jika digaji kecil pula. Misal problem solving instansi hanyalah menanti solusi dari rakyat, mungkin bisa digaji dengan standar UMP Jogja.

Lebih-lebih, masalah negara yang sering dikritik sudah terlihat jelas solusinya. Para ahli selalu memberi hasil riset mereka. Rakyat juga selalu menyuarakan aspirasi yang sebenarnya diolah sedikit jadi solusi. Solusi itu melimpah ruah seperti pandemi dan siap diolah oleh sistem pemerintahan.

Tapi, kalau solusi yang melimpah ruah ini tidak dikerjakan, ya sama saja bohong. Kalau solusi yang disampaikan malah diabaikan, ya rugi lah. Contohnya seperti solusi menangani pandemi ketika belum ada ledakan kasus.

Jadi percuma juga kalau kita harus solutif seperti usul Pak Ermus. Toh yang memegang kendali atas keputusan adalah pemerintahan. Kalau solusi tidak diindahkan, ya tidak lebih hasilnya seperti pandemi ini. Dan sekali lagi, Anda dibayar besar karena bertugas menyelesaikan masalah besar wahai wakil rakyat. Jadi ayo kerja, kerja, kerja. Kan belum mati!

BACA JUGA ‘Negri Ngeri’ Adalah Gambaran Indonesia Saat Dihajar Pandemi dan tulisan Prabu Yudianto lainnya. 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 6 Oktober 2021 oleh

Tags: gaji besarkritikPejabatpemerintahPojok Tubir Terminalsolusi
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

RKUHP Adalah Karya Agung Pemerintah yang Mesti Dipuji Setinggi Langit

RKUHP Adalah Karya Agung Pemerintah yang Mesti Dipuji Setinggi Langit

4 Juli 2022
Berbagai Alasan Aspal Jalan di Indonesia Nggak Pernah Mulus terminal mojok.co

Berbagai Alasan Aspal Jalan di Indonesia Nggak Pernah Mulus

2 November 2021
Konsekuensi Memberi Predikat “Paling” dalam Menilai Film atau Serial terminal mojok.co

Konsekuensi Memberi Predikat ‘Paling’ dalam Menilai Film atau Serial

21 Oktober 2020
Penerbitan IMB GKI Yasmin Adalah Bukti bahwa Usaha Keras Saja Tidak Cukup untuk Menjamin Adanya Kebebasan Beribadah di Negeri Ini terminal mojok

Penerbitan IMB GKI Yasmin Adalah Bukti bahwa Usaha Keras Saja Tidak Cukup untuk Menjamin Adanya Kebebasan Beribadah di Negeri Ini

14 Agustus 2021
Tapera Bukti Nyata Kita Hidup di Negara yang Salah Urus Mojok,co

Tapera Bukti Nyata Kita Hidup di Negara yang Salah Urus

29 Mei 2024
Lampu Jalan yang Dimatikan Adalah Langkah Baik Pemerintah yang Patut Diapresiasi terminal mojok.co penerangan jalan

Lampu Jalan yang Dimatikan Adalah Langkah Baik Pemerintah yang Patut Diapresiasi

8 Juli 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Saya Setuju Jika Tidak Boleh Menolak Pembayaran Uang Tunai, tapi Pembeli juga Harus Memperhatikan Hal Ini!

Saya Setuju Jika Tidak Boleh Menolak Pembayaran Uang Tunai, tapi Pembeli juga Harus Memperhatikan Hal Ini!

28 November 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.