Memangnya Ada yang Salah dari PGI Menolak Upaya Pelemahan KPK? Kenapa Diserang? – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Politik

Memangnya Ada yang Salah dari PGI Menolak Upaya Pelemahan KPK? Kenapa Diserang?

Raynal Payuk oleh Raynal Payuk
3 Juni 2021
0
A A
PGI tes wawasan kebangsaan KPK mojok

PGI tes wawasan kebangsaan KPK mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa hari lalu, Persatuan Gereja Indonesia (PGI) mengeluarkan pernyataan resminya terkait Tes Wawasan Kebangsaan atau TWK di KPK. PGI menyatakan penolakannya terhadap segala bentuk upaya pelemahan KPK termasuk melalui penonaktifan 75 pegawai KPK yang dinyatakan tidak lulus TWK. Pernyataan tersebut keluar setelah kunjungan Novel Baswedan, Hotman Tambunan, Andre Deddy Nainggolan, dan Rasamala Aritonang sebagai perwakilan pegawai KPK ke PGI. Merespons pernyataan resmi tersebut, PGI langsung menyurati Presiden Jokowi agar turun tangan menyelamatkan KPK.

Namun, bukannya mendapat dukungan, beberapa pihak malah menyerang dan menyebarkan fitnah kepada PGI dan Pendeta Gomar Gultom selaku Ketua PGI di media sosial. Bahkan tersebar hoax bahwa Pendeta Gomar Gultom memiliki adik bernama Patar Gultom yang tidak lulus “Tes Wawasan Kebangsaan”. Anda bisa cari di daftar semua pegawai yang dinonaktifkan pada semua media nasional dan tidak akan anda menemukan nama tersebut.

Bukan hanya hoax, banyak serangan lain yang sangat tidak masuk di nalar dan sudah mengarah ke arah SARA. Contohnya ada yang menyerang PGI dan Gomar Gultom karena menerima kunjungan Novel Baswedan sebagai bentuk politik praktis. Mereka bilang bahwa Ketum telah menggunakan organisasi tersebut sebagai kendaraan politik.

Pertama kita harus membedakan mana politik praktis dan mana komentar politik. Politik praktis saat pengurus PGI menggunakan organisasi tersebut untuk mendukung calon politik tertentu dalam suatu pemilu atau menggunakannya untuk mendapatkan jabatan pemerintahan. Sedangkan komentar politik adalah bagian dari kepedulian gereja terhadap kondisi negara dan umat.


Contoh gampang politik praktis dalam gereja, lihat saja waktu Pilgub Jakarta kemarin. Ada pendeta mendukung calon tertentu karena diusung partai yang didirikan penganut Kristiani dan ada gereja menjatuhkan pilihan ke calon lainnya karena seagama. Itu baru namanya politik praktis, bukan pernyataan PGI soal KPK.

Sekarang saya tanya, gereja itu ada di bumi atau di surga? Selama masih di Bumi, maka gereja tidak akan terlepas dari kondisi sosial politik di negara tempat mereka berada. Pemberantasan korupsi oleh karena itu adalah isu yang gereja harus fokuskan. Memangnya tidak ada uang umat kristiani dalam duit pajak yang dikorupsi para koruptor?

Kedua, nalar ini pun makin tidak masuk akal saat PGI sudah sering mengeluarkan pernyataan politik terkait kondisi negara. Bukankah sebagai negara Pancasila, organisasi keagamaan ikut berpartisipasi aktif mengkritisi kebijakan pemerintah? Pernyataan PGI tidak ada bedanya dengan saat organisasi keagamaan lain seperti PBNU dan Muhammadiyah menyatakan pendapat politik mereka. Toh PGI saja ikut mengeluarkan kritik terhadap RUU Cipta Kerja tahun lalu bersamaan NU dan Muhammadiyah.

Lalu apa yang perlu diperdebatkan lagi soal keputusan PGI ikut mengeluarkan pernyataan terkait kisruh penonaktifan 75 pegawai KPK? Lah seminggu yang lalu saja mereka mengeluarkan pernyataan pendampingan oleh gereja di Sumatera Utara untuk masyarakat yang sedang berkonflik agraria dengan PT Toba Pulp Lestari. Belum lagi pernyataan terkait isu HAM di Papua dan kriminalisasi masyarakat adat dari Kalimantan hingga Nusa Tenggara Timur.

PGI pun punya serial YouTube bernama Relasi yang membahas soal isu anti-korupsi sejak tahun lalu. Terlihat di sini komitmen terhadap isu anti-korupsi. Malahan Anda yang memperlihatkan sentimen sektarianisme diri sendiri terkait isu ini. Saya bilang begitu karena beberapa pihak sampai dengan kejinya menyatakan PGI ditipu Novel Baswedan untuk menjadi pendukung Taliban.

Halo, bapak dan ibu yang saya kasihi, sudah baca rilis resmi PGI soal siapa saja yang ikut pertemuan tersebut? Sudah tahu siapa saja pegawai yang dinonaktifkan dari KPK? Ya, sesama saudara seiman kita yang dengan tidak adil dicap anti-Pancasila hanya karena tidak lolos TWK. Bagaimana bisa kita menerima hasil TWK ini saat soal dan nilai dari tes tersebut saja tidak dibuka ke publik oleh pemerintah.

Mereka ini jemaat gereja di bawah naungan dan aktif mendirikan Oikumene di KPK namun tetap saja tidak lulus TWK loh. Prestasi mereka dalam berbagai kasus korupsi mulai dari simulator SIM, jual beli jabatan, benur hingga Bansos tak perlu dipertanyakan lagi. Sekarang apakah PGI harus tinggal diam saat salah satu umat mereka paling berprestasi dalam pemberantasan korupsi disingkirkan?!

Anda mendasarkan opini cuma berdasarkan sentimen diskriminatif terhadap penampilan seorang penyidik KPK yang ikut dinonaktifkan. Jika anda main asal cap orang “Taliban” karena seseorang taat menjalankan hukum agamanya, apa bedanya anda dengan kelompok “Taliban” itu sendiri. Apalagi kalian dengan gampangnya mencap saudara seiman dan para pendeta sebagai kadrun karena isu ini. Sebelas dua belas anda dengan kelompok sebelah yang dikit-dikit cap saudara seiman mereka “kafir” karena perbedaan pandangan politik.

Jangan pula kalian bawa-bawa soal isu penutupan dan pembakaran gereja, seolah-olah mereka tidak merespons kasus tersebut. Pendeta Gomar Gultom sudah bolak-balik Istana membawa isu GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia tahun lalu. Tinggal kemauan Presiden Jokowi saja, mau pura-pura tidak lihat jemaat yang beribadah dua minggu sekali di depan Istananya atau bertindak memerintahkan pemerintah daerah melaksanakan putusan MA yang berkekuatan hukum tetap.

Apalagi ada yang bilang bahwa PGI lebih baik urusin masalah penyerangan gereja di Sigi daripada isu ini. Malahan saat Tragedi Sigi, PGI sangat gercep mengeluarkan pernyataan resmi sehari setelah penyerangan. Sedangkan Presiden tercinta kita merasa 3,5 hari waktu yang wajar untuk mengeluarkan pernyataan resmi atas serangan teroris di negaranya. Bandingkan dengan waktu 2,5 hari yang dibutuhkan Jokowi untuk mengecam serangan di Perancis sambil mengkritik Presiden Manuel Marcon. Memang Presidennya itu siapa sih, Ketua PGI atau Jokowi?

Akhirnya, masalah yang menjadi perhatian PGI itu bukan saja soal teologi dan keberagaman melulu. Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi umat juga bagian perhatian PGI. Jika PGI mendesak pemerintah turun tangan dalam masalah yang dialami umat secara langsung, kita harus dukung. Bukan malah diserang dan difitnah cuma karena Anda terlalu keblinger mendukung politisi favoritmu sambil memakan hoax dari buzzer. Ingat, yang najis bukan masuk dari mulut tetapi yang keluar dari mulut anda.

BACA JUGA Kami Coba Mengerjakan 20 Soal Tes Wawasan Kebangsaan KPK dan Ini Hasilnya dan tulisan Raynal Arrung Bua lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 11 Mei 2022 oleh

Tags: gerejakpkPGIPojok Tubir Terminaltes TWK
Raynal Payuk

Raynal Payuk

Mantan Pers Kampus Dalam Pencarian Jati Diri dan Pekerjaan

Artikel Lainnya

Mars dan Himne KPK Beneran Penting Banget untuk Pemberantasan Korupsi, Percaya deh

Mars dan Himne KPK Beneran Penting Banget untuk Pemberantasan Korupsi, Percaya deh

19 Februari 2022
OTT KPK

Bupati Minta Kisi-Kisi OTT KPK Itu Nalarnya di Mana?

15 November 2021
Polri Memang Juru Selamat buat Pegawai KPK yang Tersingkir TWK terminal mojok.co

Polri Memang Juru Selamat buat Pegawai KPK yang Tersingkir TWK

30 September 2021
KPK penilapan duit bansos koruptor jaksa pinangki cinta laura pejabat boros buang-buang anggaran tersangka korupsi korupsi tidak bisa dibenarkan mojok

Putusan Sidang Kode Etik Wakil Ketua KPK: Mengharap Rasa Malu dalam Drama yang Belum Berlalu

4 September 2021
Tak Kalah Rumit dari Cinta Beda Agama_ Cinta Beda Aliran Gereja terminal mojok

Tak Kalah Rumit dari Cinta Beda Agama: Cinta Beda Aliran Gereja

30 Agustus 2021
3 Hal yang Bisa Ditangisi Bu Mega selain Badan Kurus Presiden Jokowi terminal mojok

3 Hal yang Bisa Ditangisi Bu Mega selain Badan Kurus Presiden Jokowi

21 Agustus 2021
Pos Selanjutnya
ogan ilir radiator springs mojok

Ogan Ilir, Kabupaten Kecil yang (Akan) Bernasib Sama seperti Radiator Springs

Terpopuler Sepekan

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini Terminal Mojok.co

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini

16 Mei 2022
Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik Terminal Mojok

Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik

15 Mei 2022
3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

14 Mei 2022
Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara Starbucks Membuat Orang Tertarik Beli meski Tahu Harganya Mahal

13 Mei 2022
Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

6 Mei 2022
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022
Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

11 Mei 2022

Dari MOJOK

  • KKN di Desa Penari Hingga Elon Musk yang Ditemui Jokowi
    by Ali Ma'ruf on 18 Mei 2022
  • Mengenang Kebesaran Raja-raja Jawa di Pajimatan
    by Syaeful Cahyadi on 18 Mei 2022
  • Kementerian PPPA Minta UGM Bantu Buat Aturan Turunan UU TPKS
    by Yvesta Ayu on 18 Mei 2022
  • Dubes Palestina: Perjuangan Melawan Israel Dilanjutkan Anak-anak Muda
    by Arif Hernawan on 17 Mei 2022
  • Piala Dunia, Ketakutan Romo Sindhu di Usianya yang ke-70
    by Yvesta Ayu on 17 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GwazDvZPZ_Q&t=619s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In