Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

SD Muhammadiyah Sapen: Culture Shock Pertama yang Bakal Dihadapi Maba UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Jevi Adhi Nugraha oleh Jevi Adhi Nugraha
11 Juli 2022
A A
Culture shock maba UIN Sunan Kalijaga karena SD Muhammadiyah Sapen. (uin-suka.ac.id)

Culture shock maba UIN Sunan Kalijaga karena SD Muhammadiyah Sapen. (uin-suka.ac.id)

Share on FacebookShare on Twitter

Dear maba UIN Sunan Kalijaga, sabar ya ketika nanti kamu melihat SD Muhammadiyah Sapen untuk kali pertama.

Sebagai orang yang tinggal di pedalaman Gunungkidul, yang jauh dari ingar bingar perkotaan membuat saya selalu merasa beruntung bisa merasakan bangku kuliah. Pasalnya, tidak semua orang yang tinggal di kampung saya bisa merasakan menjadi seorang mahasiswa. Bahkan, pada 2011 silam, saya satu-satunya orang yang mendaftar ke perguruan tinggi negeri, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan lolos seleksi.

Setidaknya ada tiga alasan ketika saya memutuskan untuk kuliah di UIN Sunan Kalijaga. Pertama, dekat rumah saudara. Kedua, gedungnya lumayan megah. Ketiga, pastinya biaya SPP yang murah. Dari beberapa alasan tersebut, tampaknya SPP murah menjadi alasan paling masuk akal saya memutuskan kuliah di kampus dekat bantaran Kali Gajah Wong ini.

Dibandingkan dengan kampus lain, dulu, sebelum ada sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT), UIN Sunan Kalijaga menjadi salah satu kampus paling murah se-Indonesia. Ya, kami, para mahasiswa UIN, cuma diminta bayar biaya SPP Rp600 ribu per semester. Padahal, masalah fasilitas, kampus ini tidak kalah dengan kampus lainnya yang ada di Jogja.

Hal ini bisa dilihat dari banyaknya bangunan megah di kampus UIN, mulai dari masjid, perpustakaan, hingga gedung Student Center (SC). Tak pelak, mewahnya berbagai fasilitas membuat saya cukup congkak dan bangga menjadi mahasiswa UIN Sunan Kalijaga.

Namun, kebanggan saya terhadap almamater tercinta ini terusik saat salah seorang kawan baru saya dari Jakarta menanyakan keberadaan atau lokasi kampus. Kawan saya ini merupakan salah seorang guru SD di Jakarta, yang Lebaran lalu ikut mudik pakdhe ke kampung saya, Gunungkidul.

“Kampus UIN itu di mana, sih? Sama SD Muhammadiyah Sapen jauh nggak?”

Pertanyaan ini membuat saya sadar bahwa kampus UIN Sunan Kalijaga tidak seterkenal apa yang saya bayangkan. Padahal, kalau dilihat-lihat, kampus UIN dan SD Muhammadiyah Sapen itu seperti gandeng atau jadi satu. Tapi, kenapa orang lebih familiar dengan nama SD Sapen daripada kampus saya?

Baca Juga:

Kasihan Solo, Selalu Dibandingkan dengan Jogja, padahal Perbandingannya Kerap Tidak Adil!

Drini Park, Tempat Wisata Viral di Gunungkidul yang Cukup Dikunjungi Sekali Saja

Pertanyaan yang terlontar dari kawan saya ini membangkitkan kenangan pada 2011 silam, tepatnya waktu pertama kali masuk kampus. Saya melihat banyak sekali mobil mewah berderet-deret di Jalan Bimokurdo, Demangan, atau tepatnya di depan Kopma UIN Sunan Kalijaga. Sebagai orang desa yang kuliah di kota, tentu fenomena mobil mewah ini membuat saya gumun dan lumayan shock.

Awalnya, saya menyangka bahwa mobil-mobil yang bikin macet di depan Kopma itu milik mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Eh, ternyata, mobil-mobil mahal nan mewah itu milik orang tua siswa SD Muhammadiyah Sapen, yang tengah menjemput anaknya. Bagi yang belum tahu, SD Sapen sendiri adalah sekolah paling dekat kampus UIN yang berada persis di sebelah barat kampus, tepatnya di dekat gedung Kopma.

Tidak hanya mobilnya yang mewah, tetapi dandanan orang tua siswa juga tampak klimis, bersih, dan  rapi. Begitu juga dengan para siswa-siswi SD Muhammadiyah Sapen, yang terlihat edgy dengan baju seragam yang halus, bersih, dan higienis. Tentu hal ini jauh berbeda dengan kondisi para mahasiswa UIN, yang rata-rata adalah orang-orang dari pedalaman atau pelosok desa, termasuk saya.

Hampir setiap pagi dan sore hari, jalanan di depan Kopma UIN Sunan Kalijaga selalu padat merayap. Banyaknya berbagai jenis merk mobil yang bertengger di bahu jalan, membuat suasana cukup sumpek dan macet. Ya, ruwetnya di ruas jalan menuju SD Muhammadiyah Sapen menjadi pemandangan sehari-hari bagi warga sekitar, khususnya mahasiswa UIN.

Bagi maba UIN Sunan Kalijaga yang rata-rata dari pelosok desa dan kalangan menengah ke bawah, banyaknya mobil mewah yang bikin macet ini menjadi pemandangan yang cukup ajaib. Gimana nggak gumun, hawong mereka setiap hari hidup di pedalaman, tiba-tiba disuguhi kemewahan khas perkotaan.

Di balik sikap gumun para maba, ada semacam tamparan cukup telak yang dirasakan orang-orang baru di kampus UIN Sunan Kalijaga ini. Saat melihat kemewahan anak-anak SD Muhammadiyah Sapen, tentu akan membangkitkan kenangan masa kecilnya. Masa di mana duduk di bangku sekolah dasar yang penuh dengan keterbatasan dan prihatin.

Berbeda dengan anak-anak SD Sapen yang mengenakan seragam bersih dan biasa dijemput orang tuanya menggunakan mobil mewah, mayoritas maba UIN Sunan Kalijaga ini dulunya biasa jalan kaki setiap hendak berangkat maupun pulang sekolah. Ini juga yang saya alami, di mana setiap turun hujan, terpaksa harus melepas sepatu dan baru memakainya ketika sudah sampai sekolah.

Itu baru masalah sepatu, belum soal seragam sekolah yang kotor gara-gara nyerempet tanaman kolonjono basah di sepanjang sawah. Sekolah saya yang berada di lereng bukit dan tengah-tengah sawah, memaksa kami para siswa harus cerdik menyikapi keadaan. Tentu fenomena semacam ini tidak akan pernah dialami anak-anak SD Muhammadiyah Sapen, yang biasa langsung trancik naik mobil ongkang-ongkang tanpa takut kehujanan maupun kepanasan.

Di samping itu, SD Sapen tidak hanya terkenal karena dihuni oleh anak-anak kolongmerat, tetapi juga prestasi dan berbagai penghargaan yang telah diraihnya. Bahkan, baru-baru ini, meraih penghargaan nomor satu Education Best Choice dalam perhelatan Masterpiece Award in Pandemic Best of The Year. Hal ini yang kemudian menempatkan mereka sebagai salah satu SD terbaik di Yogyakarta.

Maka dari itu, bagi para maba UIN Sunan Kalijaga, terutama yang datang dari pelosok desa, siapkan mental untuk melihat pemandangan yang penuh kemewahan di SD Muhammadiyah Sapen. 

Kampus kita memang megah dan gumebyar, tetapi sialnya dekat SD yang dihuni oleh anak-anak yang bergelimang harta. Jadi, nggak usah heran jika sewaktu-waktu akan ada pertanyaan, “Kampus UIN itu sebelah mananya SD Sapen, sih?”

Begitulah realitanya, barangkali SPP yang kamu bayar setiap semester juga belum tentu cukup untuk uang jajan mereka. Sabar dan ikhlas adalah kunci kuliah di UIN Sunan Kalijaga yang bertetangga dengan anak-anak SD yang nasibnya lumayan jauh dengan kita yang biasa membelah sebungkus Indomie menjadi dua untuk bertahan hidup.

Menjadi mahasiswa UIN memang harus hidup prihatin. Hal ini sesuai dengan ajaran dosen-dosen kita yang selalu menuntut mahasiswanya untuk selalu hidup sederhana dan juga tidak berlebihan. Ya, karena hanya itu yang kita punya selain bakar ban di pertigaan UIN.

Pada akhirnya, sebagai alumni, saya mengucapkan selamat datang untuk para maba UIN Sunan Kalijaga tahun 2022. Selamat bergabung dengan kampus yang dihuni orang-orang berpeci, hobi diskusi, dan berbahasa satu bahasa tanpa kebohongan. Hidup mahasiswa! Lawan!

Penulis: Jevi Adhi Nugraha

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Kuliah di UIN? Ini 5 Culture Shock yang Dirasakan Lulusan SMA.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 11 Juli 2022 oleh

Tags: Gunungkidulmaba UINSD Muhammadiyah SapenSD SapenUIN JogjaUIN Sunan Kalijaga
Jevi Adhi Nugraha

Jevi Adhi Nugraha

Lulusan S1 Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berdomisili di Gunungkidul.

ArtikelTerkait

5 Tips Nonton Jathilan biar Nggak Kesurupan

5 Tips Nonton Jathilan biar Nggak Kesurupan

7 Juni 2022
tips menangkap belalang terminalmojok

4 Tips Menangkap Belalang yang Lumayan Ramah Lingkungan

21 Februari 2021
4 Candi di Gunungkidul yang Perlu Dikunjungi Mahasiswa Sejarah Terminal Mojok semanu

Derita Tinggal di Bawah Kaki Bukit Semanu Gunungkidul: Jalan Gelap, Penuh Lubang, dan Ulat Jati Bergelantungan

11 April 2023
3 Pantai di Gunungkidul yang Baiknya Dihindari Wisatawan karena Bikin Ketakutan

3 Pantai di Gunungkidul yang Baiknya Dihindari Wisatawan karena Bikin Ketakutan

26 April 2025
Kicikan, Kuliner Khas Gunungkidul yang Layak Dikenal Banyak Orang, biar Taunya Nggak Cuma Belalang Goreng

Kicikan, Kuliner Khas Gunungkidul yang Layak Dikenal Banyak Orang, biar Taunya Nggak Cuma Belalang Goreng

28 April 2025
UIN Sunan Kalijaga Tepati Janji, Maba Tak Menderita Lagi (uin-suka.ac.id) UIN SUKA, UGM, UNY, Jogja

Di UIN Sunan Kalijaga, Mahasiswa Harus Demo Supaya Rektorat Mau Mendengarkan Suara Mahasiswa

14 Januari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.