ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Kuliah di UIN? Ini 5 Culture Shock yang Dirasakan Lulusan SMA

Ahmad Arief Widodo oleh Ahmad Arief Widodo
20 Juni 2022
A A
Kuliah di UIN (Unsplash.com)

Kuliah di UIN (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Belum lama ini, beberapa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Ini menjadi kabar gembira, bukan hanya bagi civitas akademik kampus, tapi juga bagi bagi kota tempat perguruan tinggi itu berada. Warga kota di mana UIN berada makin mudah mengakses pendidikan yang berkualitas.

Kabar perubahan IAIN ke UIN saya maknai agak berbeda. Ya, tiba-tiba saya bernostalgia lagi ke masa kali pertama kuliah di salah satu UIN yang berada di Jawa Tengah. 

Kampus saya agak berbeda dari mayoritas mahasiswa UIN pada umumnya, yang rata-rata adalah alumni pondok pesantren atau minimal bersekolah di madrasah atau sekolah Islam. Saya berasal dari sekolah umum alias SMA. Sejak TK sampai SMA, saya belajar di instansi pendidikan umum tanpa ada label Islam.

Tentu saja bukan hal mudah bagi saya untuk beradaptasi dengan lingkungan kampus UIN sebagai anak SMA. Setidaknya saya mengalami lima hal berikut:

#1 Kaget dengan budaya sarungan

Ketika kali pertama kali menginjakkan kaki di UIN untuk daftar ulang, saya agak kaget dengan gaya fesyen mahasiswanya saat di luar kampus. Banyak mahasiswa yang menggunakan kaos dan sarungan saat makan atau nongkrong. Padahal, gambaran mahasiswa di kepala saya adalah orang-orang yang bergaya kasual.

Gaya sarungan dan kaosan seperti itu kalau di daerah asal saya yaitu Cikarang, hanya digunakan oleh bapak-bapak saja. Akan tetapi, mulai dari semester tiga, saya coba-coba untuk mulai pakai kaos dan sarungan. Ternyata sangat nyaman sampai jadi kebiasaan sehari-hari hingga sekarang.

#2 TOAFL atau IMKA sebagai syarat sidang skripsi

Saya sudah tahu bahwa salah satu mata kuliah di UIN adalah Bahasa Arab. Yang saya nggak tahu, syarat sidang skripsi di UIN adalah lulus TOAFL atau IMKA. TOAFL atau IMKA itu semacam tes TOEFL atau IELTS di perguruan tinggi umum.

Saya harus melalui proses yang cukup panjang hanya untuk lulus TOAFL dan IMKA. Perjuangan saya sampai harus melewati lima ujian tes TOAFL/IMKA ditambah satu kali kursus tambahan agar bisa lulus. Baru setelah itu saya bisa mengikuti sidang skripsi sebagai syarat merampungkan studi strata satu.

#3 Mata kuliah agama Islam yang lebih banyak

Setahu saya, waktu kurikulum sekolah umum masih menggunakan KTSP, mata pelajaran agama hanya dua jam setiap minggunya. Syukur-syukur saya enggak sakit atau izin ketika hari mata pelajaran agama diajarkan. Kalau sakit atau izin berarti dalam satu minggu, saya enggak dapat materi agama dari sekolah.

Hal tersebut berbeda jauh ketika semester awal saya kuliah di UIN. Nyaris setiap hari kuliah minimal ada dua sampai tiga mata kuliah agama. Yah, agak kaget, sih. Hal ini mungkin hanya dialami oleh anak-anak SMA yang baru masuk UIN saja.

#4 Pernyataan dosen UIN yang nggak mainstream

Bukan hanya orang biasa yang menganggap bahwa UIN adalah kampus liberal. Bahkan ada pemuka agama yang secara terang-terangan menyatakan bahwa dosen-dosen di UIN itu memiliki pemikiran liberal dalam ceramahnya. Dalam hal ini, saya kurang sepakat, tapi kalau ada yang mengatakan bahwa pernyataan atau karya ilmiah dari dosen UIN banyak yang nggak mainstream, saya cukup sepakat.

Bahkan saya kerap tercengang atas beberapa pernyataan dosen saat masih di ruang kuliah. Akan tetapi, pernyataan atau karya ilmiah yang nggak mainstream tersebut pasti punya dasar kuat. Saya percaya para dosen UIN sudah menguasai ilmunya sebelum mengeluarkan suatu pernyataan yang nggak mainstream.

#5 Tata krama ala pondok

Rata-rata dosen UIN itu kiai pondok pesantren atau minimal kiai di tempat tinggal. Sementara itu, mahasiswa UIN adalah santri. Maka dari itu, tata krama yang berlaku adalah tata krama ala pondok pesantren yang disesuaikan dengan kondisi kampus.

Menurut saya, tata krama ala pondok pesantren lebih sopan dan santun ketimbang tata krama yang diajarkan saat saya SMA. Makanya, saat saya awal-awal kuliah, banyak bertanya dan belajar tata krama yang baik ketika menghadap ke dosen biar nggak dianggap kurang sopan.

Begitu sekiranya lima hal yang akan dialami ketika anak SMA beradaptasi dan berkuliah di lingkungan kampus UIN. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kalian yang menjadi mahasiswa baru di UIN agar cepat menyesuaikan diri di kampus.

Penulis: Ahmad Arief Widodo

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Waspada Tipu Daya Wedding Organizer Abal-abal!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 20 Juni 2022 oleh

Tags: IAINkiai pesantrenkuliah di UINPondok PesantrensantriUIN
Ahmad Arief Widodo

Ahmad Arief Widodo

Stand like a hero and die bravely.

ArtikelTerkait

Belumlah AfdStereotip Menyebalkan Masyarakat Awam pada Lulusan Pondok Pesantren terminal mojok.coal Nyantrinya Seseorang Kalau Belum Gudikan santri pondok pesantren gudik terminal mojok.co

Belumlah Afdal Nyantrinya Seseorang Kalau Belum Gudikan

24 September 2020
Belumlah AfdStereotip Menyebalkan Masyarakat Awam pada Lulusan Pondok Pesantren terminal mojok.coal Nyantrinya Seseorang Kalau Belum Gudikan santri pondok pesantren gudik terminal mojok.co

Stereotip Menyebalkan Masyarakat Awam pada Lulusan Pondok Pesantren

28 Januari 2021
Mempertanyakan Mengapa Santri Dilarang Punya Rambut Gondrong terminal mojok.co

Logika New Normal Jelas Nggak Cocok sama Kehidupan Pesantren, Titik!

13 Juni 2020
Culture Shock yang Bakal Dihadapi Santri Saat Jadi Alumni terminal mojok.co

Culture Shock yang Bakal Dihadapi Santri Saat Jadi Alumni

7 Februari 2021
sastra pesantren

Sastra Pesantren Kekinian: Jangan Cuma Bahas Kasih Tak Sampai

4 Oktober 2019
Tidak Turunnya UKT Adalah Misi Membuat Kampus Kaya, Mahasiswa Sengsara terminal mojok.co

Mahasiswa Kampus Islam Negeri Emang Harus Tabah dan Qanaah Menghadapi Kemenag

27 April 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
5 Hal Konyol yang Saya Temui Saat Melewati Palang Pintu Rel Kereta Api

5 Hal Konyol yang Saya Temui Saat Melewati Palang Pintu Rel Kereta Api

Memahami #BoikotIndosiar dari Sisi Lain

Memahami #BoikotIndosiar dari Sisi Lain

Karakter anime (Unsplash.com)

3 Alasan Mencintai Karakter Anime dan Fiksi Lebih Sehat untuk Hati

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gaji ke-13 PNS: Tradisi Musiman yang Dirayakan dengan Sepatu Baru dan Kecemasan Baru

Gaji ke-13 PNS: Tradisi Musiman yang Dirayakan dengan Sepatu Baru dan Kecemasan Baru

21 Mei 2025
Bintara, Jalur Penghubung Bekasi dan Jakarta Paling Cepat Sekaligus Paling Horor di Antara Jalur Lainnya

Bintara, Jalur Penghubung Bekasi dan Jakarta Paling Cepat Sekaligus Paling Horor di Antara Jalur Lainnya

24 Mei 2025
5 Hal yang Perlu Dilakukan Wisatawan sebelum Berkunjung ke Candi Prambanan

5 Hal yang Perlu Dilakukan Wisatawan sebelum Berkunjung ke Candi Prambanan

18 Mei 2025
Bisnis Kos di Jogja Lebih Sering Boncos daripada Cuan, Untungnya Benar-benar Kecil, Malah Bikin Stres!

Kamu Ingin Bisnis Kos di Jogja lalu Bangkrut? Jangan Baca Artikel Ini, dan Silakan Nikmati Penderitaanmu

22 Mei 2025
Trenggalek Kabupaten yang Krisis Identitas, Pantas Saja Ditinggalkan Warganya Mojok.co

Trenggalek Kabupaten yang Krisis Identitas, Pantas Saja Ditinggalkan Warganya

19 Mei 2025
KA Argo Wilis, Kereta Api Eksekutif Terbaik Penghubung Surabaya-Bandung

KA Argo Wilis, Kereta Api Eksekutif Terbaik Penghubung Surabaya-Bandung

18 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=Zbmdu5T4vVo

DARI MOJOK

  • Sarjana Jadi Ojek LC dan PSK di Jakarta Barat karena Ijazah S1 Tak Guna, Ngaku Kerja Kantoran agar Orangtua Bangga
  • Setelah Lulus Kuliah Buka Grup WA Jurusan Terasa Menyebalkan, Isinya Info Loker Nggak Jelas dan Orang Pamer Pencapaian
  • Kampus di Bawah Kementerian Pertahanan Tak Membuat Saya Menyesal Melepas Beasiswa S2 dari UGM buat Jadi Dosen
  • Tinggal di Kos Dekat UPN Jogja: Murah tapi Mewah, Fasilitas bikin Iri Penghuni Kos Rp700 Ribu
  • Siswa “Terpintar” SMA Sombong Bakal Lolos Mudah ke PTN, Berakhir Kuliah di Kampus Tak Terkenal setelah Dua Tahun Gagal UTBK
  • Butuh Gaji Rp15 Juta untuk Hidup Nyaman di Jakarta, Perantau yang Miskin Kudu Rela Tinggal Bersama Kecoa-Tikus dan Melahap Makanan Sisa

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.