Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Salah Kaprah tentang Bela Diri Taekwondo yang Dipercayai Banyak Orang

Taufik oleh Taufik
20 Januari 2021
A A
taekwondo korea kata edo mojok

taekwondo korea kata edo mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Saya selalu terkejut jika ada satu atau dua orang yang baru ketemu dengan saya dan tahu bahwa saya mengajar bela diri taekwondo lantas bercerita babibu mengenai bela diri yang sudah saya tekuni selama 12 tahun tersebut. Biasanya seputar pengetahuan (yang katanya umum) mengenai bagaimana taekwondo itu berarti bela diri yang mempergunakan kakinya untuk tendangan sehingga akan terbatas jika digunakan pada ruang gerak yang sempit.

Belum lagi mitos-mitos lain yang berkembang dan diamini oleh banyak orang. Mereka percaya, pada banyak hal yang justru berangkat dari apa yang banyak orang lain sebut sebagai cocoklogi dunia perbeladirian. Bahwa bela diri ini berarti begini, bela diri itu berarti harus begitu. Mereka menjadi guru dan pengamat bela diri dadakan yang kadang sekali dua kali melihat apa yang dilakukan seseorang dengan hal yang mereka tekuni lantas menyimpulkan, “oh ini itu bakal kayak gini nih, ntar”.

Nah, sebagai orang yang tidak mau kesesatan ini berlanjut sampai level akut. Dan tentu saja sekedar sharing bahwa banyak hal yang dipahami awam dan mereka benarkan sebagai kebenaran lantas membuat mereka yakin bahwa ilmu yang mereka benarkan itu nyata terjadi, mari saya beri tahu beberapa hal terkait salah kaprah tentang bela diri taekwondo yang berkembang di masyarakat.

Taekwondo dianggap sama dengan karate dan berasal dari Jepang

Pertama-tama, saya harus memperkenalkan Mauritsz Dominggus, seorang asli Ambon, Indonesia yang merantau ke Belanda dan mempelajari taekwondo (aliran World Taekwondo) di Belanda. Pada 1972, blio membawa aliran bela diri ini masuk ke Indonesia. Memperkenalkannya kepada orang-orang, yang sudah kadung suka terlebih dahulu dengan bela diri yang mirip dan berasal dari Jepang, karate. Pada tahun-tahun itu, orang-orang sudah lebih dulu direcoki karate hampir ke semua lini kehidupan. Bahkan kabarnya, persyaratan khusus menjadi aktor laga, harus bisa karate.

Nah, sebagai anak bawang yang baru masuk belakangan, agak susah untuk taekwondo menyesuaikan dengan pasar di Indonesia. Orang-orang memandang remeh aliran bela diri satu ini.

Pada masa-masa taaruf ini, para praktisi beladiri Taekwondo melakukan berbagai cara agar bisa dikenal. Salah satunya dengan bergabung pada komunitas karate dan mempergunakan nama perkumpulan KATA EDO, gabungan dari karate dan taekwondo.

Berawal dari sinilah kemudian banyak orang mengidentikkan taekwondo kepada karate lalu menganggap keduanya sama-sama dari Jepang. Yang benar, taekwondo itu dari Korea.

Fokus ke gerakan kaki

Salah kaprah selanjutnya orang-orang terhadap bela diri taekwondo adalah katanya, bela diri ini fokus ke gerakan kaki. Padahal dari arti namanya saja, taekwondo itu berarti seni bela diri yang menggunakan tangan dan kaki. Bahwa pada banyak kejuaraan, menjadikan kyorugi (pertarungan) sebagai yang paling banyak menggunakan kaki, saya pikir itu hanyalah penyederhanaan yang sudah berlangsung sejak bertahun-tahun yang lalu. Bahkan sejak beberapa tahun belakangan, penggunaan tangan dalam kejuaraan kyorugi menjadi poin yang kadang membawa ke podium juara.

Baca Juga:

Menonton Drama Korea Reply 1988 yang Legendaris setelah 10 Tahun Rilis

Drama Korea Typhoon Family, Membahas yang Terlewat dalam Debat Perintis vs Pewaris di Media Sosial

Pada kejuaraan poomsae (jurus), gerakannya berfokus pada tangan. Hanya ada beberapa gerakan tendangan. Gerakan kaki lainnya juga didominasi oleh kuda-kuda yang macem-macem jenisnya.

Apakah pada pertarungan jalanan, semua petarung dari aliran taekwondo lebih memilih kekuatan tangan sebagai senjata? Saya rasa sangat dangkal jika berpikir begitu. Praktisi bela diri yang mumpuni, akan bisa menggunakan semua bagian tubuhnya untuk bertarung, termasuk membunuh.

Tidak bisa bertarung dalam jarak yang dekat dan ruang sempit

Menyambung dari penjelasan di bagian kedua, pertarungan seorang praktisi bela diri bisa terjadi dalam jarak yang tidak kita sangka dan duga. Termasuk di dalamnya pertarungan jarak dekat dan ruang sempit. Tidak harus sejarak jangkauan kaki. Sejarak pukulan pun, jika ia petarung yang handal dan bisa menggunakan ilmunya dengan baik, maka ia bisa meladeni penantangnya.

Hal yang sama terjadi juga untuk para petarung di taekwondo. Yang sudah mahir dan menggunakan otaknya saat bertarung bisa meladeni pertarungan jarak dekat dan ruang sempit. Emang dikira kita-kita yang praktisi bela diri hanya fokus ke kaki doang? Ya nggak lah, semua hal yang berhubungan dengan pertarungan yang kita pelajari. Namun, mungkin yang kelihatan oleh orang ya saat latihan menggunakan kaki saja. Dan itu justru kabar gembira karena ilmu pertarungan lain masih bisa disimpan sebagai senjata pamungkas.

Praktisi bela diri suka berantem

Saya pernah menulis tentang Duka Praktisi Bela Diri: Susah Mencari Guru, Stigma Suka Berkelahi, dan Dianggap Bisa Sembuhin Kesurupan. Di artikel itu, saya menerangkan bahwa ilmu yang saya anut dan saya berusaha untuk menurunkannya kepada murid-murid saya adalah ilmu langkah seribu. Bahwa misal saja sedang terjadi tawuran di barat, lari ke timur sejauh seribu langkah. Begitu pula sebaliknya. Boleh meladeni jika tidak ada lagi pilihan lain selain dihadapi.

Maka sangat salah jika menganggap semua praktisi bela diri, terutama taekwondo, bahwa mereka suka dengan tawuran dan berkelahi. Justru semakin bertambah ilmu bela diri seseorang praktisi, semakin sulit untuk ia sekedar diajak cari gara-gara.

BACA JUGA Duka Praktisi Bela Diri: Susah Mencari Guru, Stigma Suka Berkelahi, dan Dianggap Bisa Sembuhin Kesurupan dan tulisan Taufik lainnya.

Baca Juga:  4 Olahan Singkong yang Hanya Ada di Wakatobi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 20 Januari 2021 oleh

Tags: bela dirijepangkaratekoreataekwondo
Taufik

Taufik

Ide adalah ledakan!

ArtikelTerkait

Drama Korea Typhoon Family, Membahas yang Terlewat dalam Debat Perintis vs Pewaris di Media Sosial

13 November 2025
Nonton Konten YouTube Kultur JDM Adalah Hobi, Ini Kanal Rekomendasi Saya terminal mojok.co

Nonton Konten YouTube Kultur JDM Adalah Hobi, Ini Kanal Rekomendasi Saya

6 Januari 2021
Budaya Pop Jepang, Nasibmu Kini Terminal Mojok

Budaya Pop Jepang di Indonesia: Nasibmu Kini

24 Juli 2022
Kendarai Sepeda Motor di Jepang Jauh Lebih Ribet Dibanding Mobil terminal mojok.co

Kendarai Sepeda Motor di Jepang Jauh Lebih Ribet Dibanding Mobil

26 November 2021
Japan Sinks: People of Hope: Pentingnya Peran Negara dalam Menangani Bencana

Japan Sinks: People of Hope: Pentingnya Peran Negara dalam Menangani Bencana

20 Januari 2022
Juhachi Kippu: Cara Orang Jepang Keliling Negara Menggunakan Kereta

Nembak Kereta, Kelakuan Memalukan Orang Indonesia di Jepang

25 Mei 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.