Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Randegan, Kampung di Sidoarjo yang Anggap Jualan Nasi Itu Tabu

Dini N. Rizeki oleh Dini N. Rizeki
25 Maret 2020
A A
Randegan, Kampung di Sidoarjo yang Menganggap Berjualan Nasi itu Tabu
Share on FacebookShare on Twitter

Bapak dan ibu saya menempati rumah di daerah Randegan ini sejak sekitar tahun 2016. Persisnya di salah satu kelurahan yang termasuk di kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Tanggulangin selama ini dikenal sebagai pusat industri kerajinan kulit, mulai dari tas, dompet, sepatu, sampai jaket.

Saya sendiri setelah beberapa tahun bekerja di Jakarta, baru pulang dan menetap di rumah orang tua saya per Januari 2019. Saat itulah saya baru tahu ada kebiasaan unik di kampung ini.

Randegan terdiri dari beberapa RW yang masing-masingnya ada sekitar sembilan sampai sepuluh RT. Masyarakatnya mayoritas adalah pekerja pabrik atau petani, suasananya masih kampung sekali. Begitu juga dengan adat budaya keseharian, walau letaknya tak jauh dari pusat kota Sidoarjo dan disebut sebagai sentra wisata tapi orang-orang di sini terasa masih sangat konvensional.

Satu kebiasaan uniknya yang baru saya ketahui adalah ternyata masyarakat di sini menganggap berjualan nasi adalah hal tabu. Kalau ada yang berjualan nasi maka akan ada anggota keluarga yang mati. Ketika berjualan nasi, berarti rejeki pun akan mampat selamanya. Wah, kok ngeri, ya? Iya, lumayan. Dan ini nyata.

Awalnya saya juga tak percaya sampai akhirnya benar-benar mengamati bahwa tak ada satu pun penduduk Randegan yang berjualan nasi. Kalaupun ada yang berjualan makanan mereka akan menggantinya dengan alternatif lontong atau ketupat. Sebut saja lontong petis, lontong tahu, lontong lodeh, sampai lontong mi. Pokoknya bukan nasi.

Hal ini terlihat jelas perbedaannya dengan kelurahan-kelurahan di sebelahnya. Bila kita datang dari arah Porong atau Sidoarjo kota, kita akan melewati kelurahan Ketegan dan Kludan terlebih dulu sebelum memasuki Randegan. Letaknya berdempetan dengan Randegan tapi tak ada adat seperti itu di sana. Penduduk mereka masih banyak yang berjualan nasi goreng atau membuka usaha warteg yang berjualan nasi campur atau nasi rames.

Begitu pula bila kita datang dari arah Tulangan atau Mojosari, kita akan melewati satu kelurahan yang juga berdempetan dengan Randegan yaitu Pang Kemiri. Dan semuanya normal saja di situ, banyak warung bahkan restoran dan kafe yang dengan santai saja berjualan nasi.

Hal ini pernah secara iseng saya tanyakan ke beberapa tetangga penduduk asli Randegan, mereka bilang sudah tidak ada yang ingat bagaimana cerita awalnya mitos atau kepercayaan itu bisa hadir. Yang mereka tahu para orang tua selalu mengingatkan agar siapa pun yang ingin berjualan untuk tidak menyediakan nasi di tempat usahanya. Mereka takut bahwa hal yang dibicarakan itu akan benar-benar terjadi. Toh, tidak ada yang mau meninggal atau jadi mendadak melarat selamanya hanya karena melanggar aturan daerah tempat mereka tinggal. Jadi, belum apa-apa mereka sudah keder duluan mendengar aturan tak tertulis itu.

Baca Juga:

Sidoarjo yang Membuat Wisatawan Bertanya-tanya, Antara Resah dan Heran karena ini Bukan Kabupaten tapi Kota yang Menyamar

Saya Warga Sidoarjo, tapi Nggak Pernah Bangga dengan Kota Sendiri

Saya yang punya hobi masak sebenarnya sempat sedikit terganggu dengan mitos ini. Dulu saya pernah punya usaha nasi bakar di tempat tinggal sebelumnya. Nasi bakar ini biasanya dipesan secara online untuk makan siang atau sarapan beberapa teman yang bekerja di kantoran. Sering juga dipesan untuk acara ulang tahun, arisan, atau pengajian. Saya sebetulnya ingin membuka kembali usaha saya di Randegan, tapi bapak saya mengingatkan tentang mitos tersebut.

Saya sempat menyanggahnya karena toh saya tidak perlu warung atau kedai permanen untuk berjualan nasi bakar itu, saya hanya mengolahnya di dalam rumah. Tidak terang-terangan berdagang di pinggir jalan. Tapi bapak bilang bahwa saya harus menghormati adat istiadat termasuk budaya yang sudah tertanam lama di situ. Baiklah, saya harus menyusun ulang rencana lagi kayaknya.

Herannya, tak banyak warga Sidoarjo yang ngeh perkara mitos ini. Kebanyakan dari mereka menganggap Randegan itu ya sepaket dengan beberapa kelurahan lainnya di Tanggulangin yang menjadi pusat industri dan sentra wisata, maka pastilah banyak usaha kuliner di dalamnya.

Ada satu orang teman saya yang pernah bertanya: Apa mungkin dengan segala modernitas di dunia ini yang semakin lama semakin maju, rakyat Randegan akan berubah pikiran tentang mitos ini? Hmmm, saya tidak bisa menjawab dengan pasti. Dengan segala mindset dan pemahaman para penduduknya yang saya lihat sehari-hari, saya rasa kemungkinannya hampir nol persen. Seperti mitos-mitos lainnya di negara kita ini, mereka meyakini dan menyimpan rasa takut untuk melanggar kepercayaan-kepercayaan yang sudah lama ditanamkan di Randegan.

Bagi yang mungkin tidak percaya, silakan datang, ya. Nanti saya ajak makan lontong mi!

BACA JUGA Tidak Perlu Malu Mengakui Tinggal di Sidoarjo yang Sering Disebut Pinggiran Kota Surabaya atau tulisan Dini N. Rizeki lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 25 Maret 2020 oleh

Tags: jualan nasilontongSidoarjo
Dini N. Rizeki

Dini N. Rizeki

Seorang yang menulis supaya tetap waras.

ArtikelTerkait

Bagi Saya, Makan Rujak Cingur Pakai Nasi Itu Sungguh Aneh!

Bagi Saya, Makan Rujak Cingur Pakai Nasi Itu Sungguh Aneh!

14 April 2020
Terminal Purabaya Sidoarjo (Unsplash)

Persoalan Terminal Purabaya Sidoarjo di Tengah Kemegahannya

28 Mei 2023
Kafe Populer di Sidoarjo, Rekomendasi untuk yang Gaul-gaul Aja Mojok.co

Rekomendasi Kafe Populer di Sidoarjo, buat yang Gaul-gaul Aja

23 Oktober 2023
GOR Sidoarjo, Kawasan Makan yang Mendadak Jadi "Arena Balap" Sepeda Listrik

GOR Sidoarjo, Kawasan Makan yang Mendadak Jadi “Arena Balap” Sepeda Listrik

5 Desember 2024
Derita Tinggal di Bungurasih, Daerah Perbatasan Sidoarjo dan Surabaya yang Penuh Masalah

Derita Tinggal di Bungurasih, Daerah Perbatasan Sidoarjo dan Surabaya yang Penuh Masalah

11 Maret 2024
Tak Ada yang Lebih Tabah dari Pengguna Jalan Perempatan Gedangan Sidoarjo

Tak Ada yang Lebih Tabah dari Pengguna Jalan Perempatan Gedangan Sidoarjo

16 Maret 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Indomaret T3BG RE Martadinata Jadi Rest Area Terbaik di Pantura (Unsplash)

Rest Area Terbaik di Pantura Jatuh kepada Indomaret T3BG RE Martadinata. Ini Alasannya!

11 November 2025
Kasta Micin dari yang Gurih Umami sampai yang Kurang Nendang di Lidah

Kasta Micin dari yang Gurih Umami sampai yang Kurang Nendang di Lidah

9 November 2025
3 Drama Korea Terbaru yang Sebaiknya Jangan Ditonton demi Kesehatan Mental   Mojok.co

3 Drama Korea Terbaru yang Sebaiknya Jangan Ditonton demi Kesehatan Mental  

12 November 2025
4 Dosa Penjual Makanan Kukusan yang Luput dari Pandangan Pembeli

4 Dosa Penjual Makanan Kukusan yang Luput dari Pandangan Pembeli

9 November 2025
Film Pangku, Titik Balik Saya sebagai Laki-laki Memahami Ketimpangan Gender di Masyarakat Mojok.co

Film Pangku Jadi Gerbang untuk Saya sebagai Laki-laki Memahami Isu Gender

12 November 2025
4 Menu Alif’s Bakery yang Paling Enak dan Wajib Dicoba Mojok.co

4 Menu Alif’s Bakery yang Paling Enak dan Wajib Dicoba

13 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=xlSfd228tDI

DARI MOJOK

  • Perjuangan Ibu Belikan Sepatu Futsal, Beri Saya Kegigihan di Bawah Mistar
  • Aulia, Clutch Player UNY dari Bukit Pinus yang Tak Butuh Sorotan Untuk Bersinar
  • Mimpi Setinggi “Rinjani”: Dari Cap “Cewek kayak Laki” hingga Mencatat Prestasi dan Sejarah di Tim Futsal Putri
  • Petani Kopi Muda dari Lereng Muria: Narko dan Pilihan untuk Tetap di Desa
  • Cari Pasangan Sesama Katolik itu Susah, Tolong Jangan Login dan Ambil Jatah Kami
  • Satu Malam, Dua Trofi: Tim Futsal UNY Kawinkan Gelar Juara, Putra-Putri Menang Besar di Final

Summer Sale Banner
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.