Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

PT KAI Adalah Contoh untuk Negara dan BUMN: Tidak Ada Kufur Nikmat dari Keluhan Rakyat

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
27 Agustus 2022
A A
PT KAI Adalah Contoh untuk Negara dan BUMN: Tidak Ada Kufur Nikmat dari Keluhan Rakyat

PT KAI Adalah Contoh untuk Negara dan BUMN: Tidak Ada Kufur Nikmat dari Keluhan Rakyat (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Vox populi vox dei, diterjemahkan jadi rakyat adalah suara Tuhan. Pepatah latin ini sudah sewajarnya jadi pegangan hidup pemerintah dan penyelenggara kepentingan rakyat. Dan kali ini, PT KAI sudah melaksanakan pepatah ini dengan cantik. Suara rakyat didengarkan, dan keluh kesah dijawab dengan kerja nyata.

Perkara kursi kereta kelas ekonomi menjadi keluh kesah warganet. Akun @Qruunn mengeluhkan kursi berhadapan di kereta ekonomi. Kursi yang sempit dan tegak ini dikeluhkan menyebabkan badan pegal. Apalagi untuk perjalanan jauh di atas 5 jam. Bagi Anda yang pernah naik kereta ekonomi jarak jauh pasti sepakat. Kursi model ini tidak diciptakan untuk kenyamanan berkendara.

Cuitan @Qruunn ini dibalas oleh salah satu pegawai di KAI. Tidak perlulah saya buka akunnya, nggak pantes juga dapat eksposur. Tapi, intinya, ia menuding generasi Z dan alpha telah kufur nikmat. Dengan landasan “orang yang punya experience naik kereta sebelum layanannya jadi seperti sekarang,” blio menunjukkan kesan fasilitas dari KAI hari ini harus disyukuri.

Namun, KAI memberi jawaban lain. Muncul wacana untuk mengganti kursi tegak dengan kursi yang lebih nyaman. Tentu wacana ini disambut dengan berbagai tanggapan dari masyarakat. Sebagian besar setuju dan mengapresiasi, sisanya masih menuding adanya kufur nikmat dari gen Z dan Alpha.

Saya tidak akan membahas tentang polemik ini. Toh memang mereka yang menolak ini terlalu ndlogok. Fasilitas diperbaiki kok malah protes. Perkara kelak harga tiket naik atau berkurangnya kapasitas kereta, itu masalah teknis dari KAI. Mosok rakyat masih harus ikutan mikir sedetail ini. Sudah mikir hidup yang makin sulit, masih harus mikir skema pembiayaan layanan kereta.

Sikap KAI yang mengapresiasi keluhan pengguna ini patut dihargai. Bahkan perlu jadi contoh bagi pemerintah maupun BUMN lain. Meskipun harus viral dulu, setidaknya KAI tidak memakai argumen “kufur nikmat” yang nggatheli.

Misal untuk Indihome dan Telkom. Ketika ada keluhan dan kekhawatiran data pengguna dicuri, jangan dijawab “hanya hoax” dengan enteng. Lebih baik dijawab dengan menunjukkan proteksi yang baik terhadap data pengguna. Kalau cuma menyebut hoax, saya juga bisa, Lur. Toh pelanggan Indihome membayar bukan untuk mendapat jawaban ndlogok macam ini.

Pemerintah juga perlu belajar dari KAI. Ketika rakyat mengeluh, bukan berarti rakyat sedang kufur nikmat. Justru ini jadi alat koreksi pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintahan. Rakyat sebagai pemberi mandat berhak mengeluhkan kerja negara yang kurang optimal. Jangan malah dituduh subversif dan manja.

Baca Juga:

13 Dosa Para Penumpang di Gerbong Restorasi Kereta yang Bikin Muak dan Menyebalkan

KA Kahuripan Adalah Kereta Murahan, yang Sekarang Menjadi Anak Tiri PT KAI: Gerbong Tua, AC Mati, Kursi Menyiksa

Apalagi ketika ada ujaran “kritik dengan solusi”. Yo ra mashok tho, Bosku. Rakyat memberi kritik agar pemerintah bisa memetakan masalah. Tujuannya agar ada proyek vital dan pendanaan baru pemerintah bisa tepat sasaran dalam menyelesaikan masalah rakyat. Kalau harus memberi solusi, mending tidak usah ada negara-negaraan. Biar negara diurus cah-cah kene wae.

Selain bagaimana PT KAI menjawab keluhan, salah satu BUMN tertua ini juga berhasil lepas dari “oknum”. Sobat “kufur nikmat” yang menjawab keluhan dengan pekok ini tidak lagi menjadi cerminan KAI. Meskipun oknum mereka menyebalkan, tapi KAI tetap setia melayani rakyat dan menjawab keluh kesah dengan baik. Ini menunjukkan profesionalitas KAI sekaligus menegaskan suara oknum bukan cerminan KAI.

Cara pikir ini perlu diadaptasi oleh instansi yang “satu hari satu oknum”. Untuk mengembalikan kepercayaan rakyat, kinerja harus tidak dicerminkan oleh oknum yang brengsek. Tapi kalau oknumnya saja sampai ratusan, mending bikin paguyuban sekalian.

Dan terakhir, jangan meremehkan viralitas. Memang, sebaiknya negara dan penyelenggara hajat hidup rakyat lebih tanggap. Jangan menunggu viral baru ambil tindakan. Tapi jika memang terpaksa seperti ini, rakyat harus bisa mengatur jalannya pemerintahan dengan semangat vox populi vox dei tadi.

Ini bukan kufur nikmat. Ini bukan manja. Tapi seluruh protes rakyat (tanpa ditunggangi kepentingan politik) adalah koreksi bagi pemerintah. Kalau protes dianggap manja atau malah dikriminalkan, lalu siapa yang jadi korektor bagi pemerintah?

Suara rakyat adalah suara Tuhan. Negara yang tidak mendengarkan suara Tuhan pasti celaka. Tapi kalau malas mendengar suara Tuhan, mending tidak usah main negara-negaraan lagi.

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA PT KAI Blacklist Pelaku Pelecehan Seksual, BUMN Lain Wajib Terinspirasi!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 Agustus 2022 oleh

Tags: kritiknegarapt kai
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

pungli proyek pemerintah gaji PNS kerja 10 juta pejabat digaji besar tapi solusi minta rakyat mojok

Sebenarnya, Pejabat Itu Dibayar untuk Menyelesaikan Masalah atau Minta Solusi dari Rakyat?

12 Juli 2021
jadi presiden selama sehari lambang negara jokowi nasionalisme karya anak bangsa jabatan presiden tiga periode sepak bola indonesia piala menpora 2021 iwan bule indonesia jokowi megawati ahok jadi presiden mojok

Jokowi Jadi Presiden Biar Aman Saat Mengkritik Negara: Sebuah Plot Twist

31 Mei 2021
pekerja seni

Kritik dan Komentar Itu Biasa: Pekerja Seni Kok Baper?

21 Oktober 2019
Peraturan Ppnbm adalah bukti Repotnya Mengurus Negara dengan Banyak Kepentingan yang Sama-sama Penting Terminal mojok

Peraturan PPnBm: Bukti Repotnya Mengurus Negara dengan Banyak Kepentingan yang Sama-sama Penting

25 Februari 2021
Nusron Wahid Keliru, Tanah Milik Tuhan dan Diberikan pada Rakyat, Bukan Negara Indonesia!

Nusron Wahid Keliru, Tanah Milik Tuhan dan Diberikan pada Rakyat, Bukan Negara Indonesia!

12 Agustus 2025
iklan marjan

Kritik buat Iklan Ramadan Marjan yang Makin Nggak Ngena

16 Mei 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.