• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Kritik buat Iklan Ramadan Marjan yang Makin Nggak Ngena

Fandy Ahmad Salim oleh Fandy Ahmad Salim
16 Mei 2020
A A
iklan marjan

Kritik Buat Iklan Ramadan Marjan yang Makin Nggak Ngena

Share on FacebookShare on Twitter

Salah satu tanda mendekatnya kiamat  lebaran bukan cuma hype-hype ihwal Lailatul Qadr dan zakat fitrah. Tapi juga episode ketiga (epilog) iklan bersambung khas Ramadan dari Sirup Marjan. Btw sebagai pengingat di awal, tulisan ini tidak di-endorse oleh Marjan, pun penulis tidak disewa sebagai buzzer oposisi dari merk-merk kompetitornya.

Jujur, saya merasa iklan Ramadan Sirup Marjan tahun ini kurang ngena. Mulai dari episode pertama yang tayang di awal bulan puasa, sampai episode pungkasan yang menampilkan scene tik-tok an itu. Opini tersebut sebenarnya sekadar buntut dari opini saya yang lain (yang lebih kontroversial): iklan Ramadan Sirup Marjan makin ke sini makin ga ngena. Puncaknya adalah iklan tahun kemarin-–tentang Timun Mas dan Buto Ijo yang kejar-kejaran hampir sebulan penuh–-dan iklan tahun ini-–Purbasari dan Lutung Kasarung.

Saya mencoba menggunakan pendekatan historis-komparatif dalam meninjau permasalahan yang begitu krusial ini. Yaitu dengan membandingkan konsep, teknik, dan hikmah dari iklan khas Marjan tersebut dari masa ke masa.

Sampel saya batasi dalam rentang 10 tahun terakhir, yaitu 2010-2020. Pengambilan sampel tersebut adalah berdasar pada video 20 menit kompilasi iklan Sirup Marjan yang saya temukan di Youtube. Yak, betul! Anda tidak salah. Saya menghabiskan 20 menit menonton video kompilasi iklan sirup.

Daftar Isi

  • Adegan nggrujug sirup yang makin sedikit
  • Kurang humanis, terlalu hitam-putih
  • Perkara Teknis

Adegan nggrujug sirup yang makin sedikit

Jika Anda perhatikan, scene nggrujug (terj: mengguyur) sirup pada tahun ini blas nggak ada. Adegan legendaris sirup yang diguyur ke gelas berisi es itu sama sekali absen di ketiga episode. Kalau seruput-seruput mungkin masih ada namun sangat minimal. Sedangkan untuk yang versi tahun 2019, adegan tersebut masih nampak walau hanya di akhir-akhir.

Beda dengan iklan-iklan di tahun sebelumnya, di mana adegan tersebut ditaruh melimpah di setiap episode. Bahkan di iklan tahun 2010, adegan tersebut lebih mendominasi ketimbang alurnya. Padahal, jujur, adegan mengalir dan menyiramnya sirup marjan itulah yang justru bikin kita-kita yang sedang puasa ini ngeces dan tergoda buat buka sembunyi-sembunyi. Hehehe~

Kurang humanis, terlalu hitam-putih

Sudah dua tahun ini, 2019 dan 2020, plot yang dipakai di iklan Sirup Marjan mencomot dari legenda lokal. Tahun kemarin Timun Mas dan Buto Ijo kejar-kejaran di kampung, mirip aktivis reformasi diuber-uber aparat. Tahun ini Purbasari dan Lutung Kasarung, yang mending gabung universe sama naga indosiar.

Padahal di tahun-tahun sebelumnya, mereka membuat plot original dengan tokoh-tokohnya sendiri. Tahun 2012 tentang kompetisi lomba dayung. Tahun 2013 tentang bocah Madura yang belajar pecut karaban sapi. Tahun 2017 tentang kolaborasi para penari Betawi dengan anak-anak sepatu roda.

Bukan hanya tentang orisinalitas plot tetapi juga pesan kemanusiaan yang jadi pembeda. Iklan-iklan tahun kemarin selalu menampilkan sebuah koflik antara dua kutub manusia. Yang modern versus yang tradisional. Yang muda versus yang tua. Yang pro versus yang kontra. Namun di balik seluruh clash itu tadi, pada akhirnya napas yang diusung mirip. Yaitu kemenangan dari berlapang dada. Keberhasilan yang dicapai dengan menurunkan ego masing-masing. A lam nasyrah laka sadrak. “Bukankah kami telah melapangkan dadamu?”

Sedangkan di iklan tahun 2019-2020, terjadi pergeseran konflik. Yang bertarung dan bergesekan adalah yang baik versus yang jahat. Yang benar versus yang salah. Ini membentuk pola pikir hitam-putih. Padahal di kehidupan, jarang terjadi bentrokan antara sang pembela kebenaran yang 100% benar-–yang cuman merasa paling benar ga keitung–-melawan sang kekuatan jahat. Lebih seringnya adalah ketegangan dari sesama manusia yang berbeda. Berbeda opini, berbeda kepentingan, berbeda preferensi.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah eksistensi narator di tahun 2019 dan 2020. Padahal di tahun-tahun sebelumnya, iklan Sirup Marjan selalu bisa menyentil walau tanpa narasi. Cukup lewat dialog-dialog singkat.

Perkara Teknis

Saya kasihan sama tim kreatif iklan Sirup Marjan kalau merasa berkecil hati dengan semua kritikan di atas. Mereka sudah susah-susah buat iklan malah saya roasting. Padahal dibanding mereka pun saya juga sekadar serbuk marimas.

Nanti takutnya ada yang protes ke saya, “Emangnya kamu udah bisa bikin karya kaya gitu?! Daripada menghujat mending bikin dong yang lebih bagus!!1!11!” Tentu saya bakal K.O. Sebab jelas, saya yang garap PR bikin video masih ada watermark nya ini tentu bukan apa-apa dibanding kru penggarap iklan nasional. Makanya saya kasih sedikit apresiasi yaa. Dikiiit aja:

Kualitas videonya udah bagus, kok. Nggak kaya iklan-iklan tahun 2000-an awal, yang kualitasnya 3gp kaya video mesum jepretan hp Nokia balok. Sinematografinya juga lebih oke. Dah itu tok.

N.B: Tolong itu make up penyakit kulitnya Purbasari. Anu… gimana yaa… Nanggung banget. Malah kayak ketemplekan Tao Kae Noi.

BACA JUGA Jika Seorang Wibu Diberi Kesempatan Bikin Iklan Sirup Marjan atau tulisan Fandy Ahmad Salim lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 Mei 2020 oleh

Tags: iklam ramadan marjaniklan marjankritik

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Fandy Ahmad Salim

Fandy Ahmad Salim

Ga takut sama kecoa

ArtikelTerkait

Saya Kecewa Berat dengan Kang Emil (Pixabay.com)

Saya Kecewa Berat dengan Kang Emil

5 Januari 2023
4 Alasan Kuliah di UNS Itu Menyenangkan

Surat Terbuka untuk Rektor UNS yang Baru: Selesaikan 5 Masalah Ini Secepatnya, Pak!

16 November 2022
Wajar Kalau Kita Jadi Nggak Suka Slank karena Kedekatan Mereka dengan Penguasa

Wajar Kalau Kita Jadi Nggak Suka Slank karena Kedekatan Mereka dengan Penguasa

6 November 2022
Berlomba Mengutuk BPJS, Padahal yang Buruk Pelayanan Rumah Sakitnya

Berlomba Mengutuk BPJS, padahal yang Buruk Pelayanan Rumah Sakitnya

25 Oktober 2022
PT KAI Adalah Contoh untuk Negara dan BUMN: Tidak Ada Kufur Nikmat dari Keluhan Rakyat

PT KAI Adalah Contoh untuk Negara dan BUMN: Tidak Ada Kufur Nikmat dari Keluhan Rakyat

27 Agustus 2022
Biarkan Rafi Azzamy Bicara, dan Kalian Orang Tua Sok Sinis Sebaiknya Diam

Biarkan Rafi Azzamy Bicara, dan Kalian Orang Tua Sok Sinis Sebaiknya Diam

12 Juli 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Butuh HP Android Murah? Lirik Ponsel Zaman Old untuk Alternatif di Tengah Pandemi! Memangnya Ada Stiker Miskin Kalau Pakai HP Xiaomi dan Sepeda Motor Beat?

Butuh HP Android Murah? Lirik Ponsel Zaman Old untuk Alternatif di Tengah Pandemi!

pakai honda revo

Suka Duka Pakai Honda Revo: Sering Dikira Debt Collector

Dear Rama Sugianto, Tidak Perlu Lucu untuk Jadi Komentator Sepak Bola, bundesliga

Terima Kasih Bundesliga, Akhirnya Fans Bola Seluruh Dunia Bisa Berbuka Puasa



Terpopuler Sepekan

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Terminal Mojok
Kuliner

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Asli

oleh Tiara Uci
25 Januari 2023

Tobat, klean.

Baca selengkapnya
Dilema Agen Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

Dilema Pangkalan Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

26 Januari 2023
Solo di Mata Orang Jogja: Solo Dipandang Rendah, tapi Lebih Menjanjikan

Solo (Layak) Mulai Melesat, Jogja Perlahan (dan Pasti) Ditinggal Wisatawan

26 Januari 2023
Pariwisata Semarang Siap Melesat Seperti Solo, Meninggalkan Jogja (Unsplash)

Wisata Semarang Siap Melesat Seperti Solo, Meninggalkan Jogja

27 Januari 2023
iklan marjan

Kritik buat Iklan Ramadan Marjan yang Makin Nggak Ngena

16 Mei 2020

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .