• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Sinetron

Preman Pensiun Episode 17, Musim 1: Kang Bahar Fix Pensiun!

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
11 Juni 2020
A A
sinopsis preman pensiun episode 1 musim 1 mojok.co preman pensiun episode 2 preman pensiun episode 3 episode 4 episode 5 episode 8 episode 10 episode 19 kang bahar

sinopsis preman pensiun episode 1 musim 1 mojok.co preman pensiun episode 2 preman pensiun episode 3 episode 4 episode 5 episode 8 episode 10 episode 19

Share on FacebookShare on Twitter

Preman Pensiun episode 17 dimulai dengan dialog antara Imas dan Amin.

“Imas mau ke mana?” tanya Amin sambil berlari kecil menghampiri Imas.
“Ke pasar,” jawab Imas dengan ketus.
“Mau Aa’ Amin antar?” tawar Amin dengan semringah.
“Emangnya Aa’ Amin dibolehin pergi sama Bapak?”
“Kalau Imas mau dianterin sama Aa’ Amin, nanti Aa’ Amin izin dulu sama Bapak.”
“Imas mau dianter pake apa gitu?”
“Pake angkot.”
“Heeehhh, kalau pake angkot, mending Imas sendiri. Kirain pake mobil Bapak.”
“Aa’ Amin nggak berani.”
“Aaah, ya udah.” Imas berlalu meninggalkan Amin.

Adegan berpindah ke pasar, di sana terlihat Komar dan anak buahnya, Iwan, sedang memperhatikan Dikdik yang datang mengantarkan Imas ke pasar. Melihat kedekatan Imas dengan Dikdik, Komar tidak terima dan langsung lapor ke Kang Mus, tapi Kang Mus malah terkesan cuek dan menganggap kedekatan Dikdik dan Imas wajar sehingga tidak perlu dipermasalahkan.

Adegan berlanjut ke kediaman Kang Bahar. Kinasih dan Kirani telah tiba bersama dengan anak-anaknya. Semenjak istri Kang Bahar meninggal, anak-anaknya berusaha sesering mungkin datang ke rumah untuk menghibur Kang Bahar.

Di teras Rumah, Kinasih dan Kirani berbicara tentang kekhawatiran mereka terhadap nasib ayah mereka di rumah. Kinanti yang sudah mulai sibuk bekerja terpaksa sering meninggalkan Kang Bahar di rumah sendirian. Meskipun sebenarnya di rumah ada Imas dan Amin, tapi mereka berdua hanyalah pekerja di kediaman Kang Bahar. Sementara itu, di ruang tamu terlihat Kang Bahar sedang asyik bermain dengan cucu-cucunya. Kehadiran cucunya di rumah setidaknya membuat rumahnya menjadi ramai.

Adegan berpindah ke Komar yang sedang buang air kecil di sebuah gang. Di saat sedang nikmat-nikmatnya, tiba-tiba Kang Mus menelepon dan menyuruhnya segera datang di warung tempat biasa mereka kumpul. Ketika Komar sampai di lokasi, sudah ada Gobang yang menemani Kang Mus.

Rupanya Kang Mus hendak mengajak berdiskusi soal manuver licik Jamal yang semakin hari semakin berbahaya. Kang Mus bingung karena belum dapat kesempatan memberitahukan pergerakan Jamal kepada Kang Bahar. Soalnya Kang Bahar masih berkabung karena ditinggal istri dan malah pengin pensiun dari bisnis pengamanan.

Di kesempatan kali ini, Komar usul agar Kang Mus segera bertindak meski belum ada perintah dari Kang Bahar. Gobang selaku koordinator wilyah terminal pun mengatakan akan terus membantu Kang Mus dan siap menunggu perintah lanjutan untuk mengantisipasi bahaya dari manuver licik Jamal.

Adegan beralih di tempat lain, terlihat 3 sekawan pencopet Junaedi, Saep, dan Ubed sedang duduk dengan wajah sama-sama murung. Junaedi murung karena tidak kunjung mendapat kabar dari Mike. Saep bersedih karena Resty tidak bisa dihubungi. Sementara Ubed merana karena belum mendapat kepastian kabar dari Eva.

Tiba-tiba hape mereka bertiga berdering secara bergantian. Mereka secara berurutan ditelepon oleh wanita mereka masing-masing. Mike, Resty, dan Eva mengabarkan kepada masing-masing alasan ia akhir-akhir ini sulit dihubungi.

Padahal, tanpa sepengetahuan mereka, Mike, Resty, dan Eva adalah orang yang sama. Seorang wanita yang ternyata penipu karena sedang terlilit utang puluhan juta rupiah.

Di sebuah kafe, si penipu dengan nama Mike, Resty, dan Eva itu sedang diinterogasi orang yang mengutanginya. Rupa-rupanya wanita itu telah menghilang selama seminggu sehingga ia harus dicari menggunakan bantuan penagih utang.

Setelah diinterogasi, wanita itu pergi menggunakan angkot sambil menangis tersedu-sedu. Di dalam angkot, secara kebetulan ada Komar yang melihatnya. Komar yang notabenya laki-laki mata keranjang langsung terpikat penipu ini. Setelah sama-sama turun dari angkot, Komar berusaha menghibur wanita penipu ini agar berhenti menangis dan membawanya ke tempat nongkrongnya di dekat Pasar.

Saat mengetahui profesi yang sedang dijalani Komar, wanita penipu ini mengajak Komar makan siang bersama. Wanita ini berusaha mendapat empati Komar dengan mengarang cerita bohong tentang kengenesan keluarganya dan statusnya sebagai tulang punggung keluarga. Wanita ini juga membujuk Komar menerimanya bekerja di bagian keuangan dalam bisnis keamanan pasarnya. Karena terpesona, Komar menerima wanita penipu itu begitu saja.

Adegan kembali ke kediaman Kang Bahar. Terlihat Kang Bahar sedang menerima telepon dari seseorang. Ternyata orang tersebut bernama Sobar. Sobar mengucapkan terima kasih atas kinerja anak buah Kang Bahar yang dengan cepat melacak keberadaan orang yang berutang kepadanya. Sobar ini juga memberi tahu bahwa komisi atas jasa tersebut sudah diberikan kepada anak buah Kang Bahar.

Mendengar hal itu, Kang Bahar merasa kebingungan. Kang Bahar hanya menjawab seperlunya saja. Setelah Sobar menutup teleponnya, Kang Bahar langsung menghubungi Kang Mus. Dalam teleponnya, Kang Bahar berkata kepada Kang Mus begini:

“Sobar barusan telepon Akang, dia bilang, dia pake jasa orang kita, dia tidak sebut namanya orangnya. Tapi akang juga tidak mau tahu siapa dia. Cari orang kita itu, bilang sama dia, bilang sama semua orang, boleh cari uang, tapi jangan jual nama Akang.”
“Saya tahu siapa orangnya, Kang,” sahut Kang Mus.
“Saya tidak mau tahu siapa orangnya, cari, cari sampai ketemu! Akang tetap diam di rumah, Akang sudah pensiun,” jawab Kang Bahar.

Preman Pensiun episode 17 ditutup dengan pertemuan Jamal dengan dua anak buahnya. Dikdik dan Ujang, di markas besar. Saat Jamal dan Kang Mus beradu tatap, Kang Mus berkata:

“Salam dari Kang Bahar, jangan jual namanya!”

Setelah itu Kang Mus langsung menghantam dengan keras perut Jamal hingga tersungkur kesakitan. Kemudian Kang Mus melanjutkan perkataannya:

“Kita kerja untuk Kang Bahar, jangan berpikir untuk berbohong, curang, atau tidak setia. Kalau tidak bisa, tidak siap, tidak sanggup, kita boleh pergi!” Kang Mus lalu berlalu meninggalkan Jamal yang masih meringis kesakitan.

Pada Preman Pensiun episode 17 ini, diceritakan bagaimana Kang Mus mulai sedikit kebingungan menghadapi kelicikan Jamal. Ditambah dengan keputusan Kang Bahar yang bertekad pensiun semakin membuatnya menanggung tanggung jawab yang besar. Di sisi lain, kecerobohan Komar yang dengan mudah memperkerjakan seorang penipu tentunya akan berakibat fatal di kemudian hari.

Baca sinopsis semua episode Preman Pensiun musim 1 di sini.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 Januari 2022 oleh

Tags: preman pensiunPreman Pensiun Musim 1review sinetron

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Pekerja Teks Komersial. Kosong adalah isi, isi adalah kosong.

ArtikelTerkait

Dear Aris Nugraha, Jangan Sampai Preman Pensiun Jadi Kayak Ikatan Cinta

Dear Aris Nugraha, Jangan Sampai Preman Pensiun Jadi Kayak Ikatan Cinta

19 Januari 2023
Preman Pensiun: Sinetron yang Berpotensi Jadi Peaky Blinders versi Indonesia sigma male

Preman Pensiun: Sinetron yang Berpotensi Jadi Peaky Blinders versi Indonesia

21 November 2022
Kiat Menjadi Pria Idaman kayak Abdullah Rendy di 'Ikatan Cinta' mojok.co/terminal

Kiat Menjadi Pria Idaman kayak Abdullah Rendy di ‘Ikatan Cinta’

5 Maret 2021
Dengan Ilmu Dramaturgi, Mas Al dan Mbak Andin Sukses Bikin Emak-emak Syukuran terminal mojok.co

Dengan Ilmu Dramaturgi, Mas Al dan Mbak Andin Sukses Bikin Emak-emak Syukuran

26 Februari 2021
kang pipit preman pensiun mojok

In Memoriam Ica Naga: Mengenang Kang Pipit, Mengenang Kebahagiaan

5 Februari 2021
5 Lokasi Shooting Sinetron Indonesia yang Monoton dan Tidak Kreatif terminal mojok.co

5 Lokasi Shooting Sinetron Indonesia yang Monoton

10 Januari 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
tren bersepeda di tengah pandemi wabah corona tren olahraga mojok.co

4 Alasan Orang Tiba-tiba Suka Bersepeda Belakangan Ini

sinopsis preman pensiun episode 1 musim 1 mojok.co preman pensiun episode 2 preman pensiun episode 3 episode 4 episode 5 episode 8 episode 10 episode 19 kang bahar

Preman Pensiun Episode 18, Musim 1: Rosita dan Jamal Merongrong Bisnis Kang Bahar

sinopsis preman pensiun episode 1 musim 1 mojok.co preman pensiun episode 2 preman pensiun episode 3 episode 4 episode 5 episode 8 episode 10 episode 19 kang bahar

Preman Pensiun Episode 19, Musim 1: Ubed Digebukin karena Cinta



Terpopuler Sepekan

3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa
Pendidikan

3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

oleh Elyatul Muawanah
20 Maret 2023

Sebagus-bagusnya tempat kursus bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare, pasti tetap ada kekurangannya.

Baca selengkapnya
Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

23 Maret 2023
Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

19 Maret 2023
5 Keunikan Purbalingga yang Tidak Dimiliki Daerah Lain (Unsplash.com)

Keluh Kesah Menjadi Warga Kabupaten Purbalingga

22 Maret 2023
All New Livina, Kembaran Xpander yang Nggak Mirip-Mirip Amat

All New Livina, Kembaran Xpander yang Nggak Mirip-Mirip Amat

23 Maret 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!