Sekarang ini menginap di sebuah hotel merupakan sesuatu yang sudah lazim di masyarakat kita. Nyatanya keberadaan sebuah hotel sangat membantu kita saat berpergian ke luar kota ataupun luar negeri sebagai tempat istirahat sementara. Selain semakin banyaknya jumlah hotel yang tersebar di penjuru dunia, kini memesan kamar juga tak lagi ribet seperti dulu. Tinggal tet tet tet di handphone, maka semuanya kelar. Kamar telah ter-booking.
Menginap di hotel pada kenyataannya bisa menggambarkan kepribadian seseorang bahkan bisa juga menunjukkan karakter atau identitas sebuah bangsa jika orang tersebut menginap di hotel luar negeri. Jika kelakuan kita baik, maka kesan petugas hotel pun akan baik pada tamu-tamu berikutnya yang berasal dari tempat asal kita. Sebaliknya, jika kelakukan kita kurang sopan atau kurang mengenakan, maka semua itu juga akan berimbas pada tamu selanjutnya yang tak mesti juga berkelakuan serupa. Namun apesnya karena kelakuan seorang oknum, mereka sudah mendapatkan label jelek terlebih dahulu.
Saya setuju dengan tagline “tamu adalah raja”, tapi bukan berarti juga si tamu ini berhak bertindak sesuka hati tanpa memanusiakan manusia. Para staf hotel ini juga manusia biasa, jadi mbokya kalau bisa jangan terlalu mempersulit pekerjaan orang lain hanya karena mentang-mentang kita punya duit. Saya memang belum pernah bekerja di hotel, tapi saya sering sekali mendengarkan curhatan teman-teman saya yang kerja di sana. Kebetulan samping rumah saya ada sebuah hotel bergaya resort, sehingga saya kenal beberapa karyawan yang bekerja di sana. Dari obrolan sepele itulah, kadang saya suka mendengar cerita tentang para tamu-tamu yang berkelakuan norak saat menginap di hotel.
Ada baiknya kalau kita memperhatikan hal-hal apa saja yang sebaiknya tidak kita lakukan saat menginap di hotel. Jangan sampai nantinya kelakukan kita bakalan menjadi bahan tertawaan para staf.
#1 Mengambil barang milik hotel
Kita tentu tahu bahwa di beberapa hotel memang menyediakan barang-barang yang bisa kita gunakan. Tapi bukan berarti semua barang yang disediakan tersebut bisa kita bawa pulang semua. Sekitar bulan Maret 2019 lalu, ada video yang cukup viral. Dalam video yang berdurasi pendek itu, tampak sebuah adegan di mana rombongan tamu berkewarganegaraan India terciduk karena hendak membawa pulang barang-barang milik sebuah hotel di Bali.
Saat digeledah isi tasnya, tampak ada gantungan baju, speaker, handuk, hairdryer, dan lain-lain. Tentu kejadian seperti ini sangat memalukan sekali. Terlebih terjadi di negara orang. Kelak akan ada kesan buruk jika ada tamu yang berkewarganegaraan serupa yang menginap di sana di kemudian harinya.
Kadang saya juga heran, kenapa banyak orang suka sekali membawa pulang sandal hotel. Buat apa coba? Toh, kita tahu sendiri gimana bentuk dan rupa sandal hotel tersebut. Mau dipakai buat jalan-jalan juga nggak banget kan, ya?
#2 Merokok di kamar
Di setiap hotel biasanya sudah disediakan smoking room untuk para tamu yang merokok. Tapi pada kenyataannya, masih saja para staf menemui para tamu yang ngeyel merokok di dalam kamar. Kelihatannya memang sepele, tapi pada kenyataannya bau asap rokok itu sangat susah dihilangkan. Apalagi jika asapnya menempel pada bahan-bahan kain.
Alhasil gara-gara ulah oknum ini, para staf harus bekerja ekstra untuk mensterilkan kamar dari bau asap rokok dan semua itu tentu butuh waktu yang tak sebentar.
Di beberapa hotel, setiap kamar biasanya sudah dilengkapi dengan smoke detector, sehingga alarm akan berbunyi jika mendapati asap tebal. Jadi, bagi para perokok, mohon kesadaran dirinya untuk tidak merepotkan orang lain. Merokoklah di tempat yang sudah disediakan.
#3 Mengambil makan pagi banyak-banyak, tapi tidak dihabiskan
Saat breakfast atau makan pagi, kejadian menyisakan makan ini sangat kerap terjadi. Entah karena piring yang disediakan dalam ukuran lebih besar atau karena para tamu lapar mata, yang pasti pada akhirnya akan ada banyak makanan yang terbuang di tong sampah.
Makan dalam jumlah banyak memang tak masalah, jika kita memang kuat untuk menghabiskannya. Tapi jika dirasa kita tak bisa menghabiskan makanan dalam jumlah banyak, maka ambilah sedikit saja. Toh, nanti jika kurang kita bisa nambah lagi. Daripada membuang makanan, tentu akan mubazir.
#4 Ngobrol keras-keras
Saat menginap bersama teman atau kerabat kadang tanpa sadar kerap kali kita bercanda dan tertawa secara lepas sehingga mengeluarkan suara keras dan berisik. Jika kita menyewa vila pribadi tentu tak masalah, tapi jika kita hanya menyewa kamar hotel tentu ini tidak akan baik-baik saja. Orang yang menginap rata-rata ingin beristirahat dan dengan suara keras serta gaduh ini, sudah pasti akan mengganggu istirahat tamu lain.
#5 Komplain saat akan check out
Sebagai tamu tentu kita berhak untuk komplain jika ada fasilitas yang tidak memadai seperti yang ditawarkan di brosur iklannya. Hendaklah kita komplain setelah check in. Jangan sampai kita komplain saat kita hendak check out. Marah-marah karena fasilitas yang kurang ini, kurang itu. Rusak ini, rusak itu. Dan ujung-ujungnya minta diskon. Hmmm…
Segitu saja beberapa hal yang jangan kita lakukan agar tidak terlihat norak saat menginap di hotel. Mungkin sedikit tambahan, kita juga harus paham waktu untuk check in serta check out. Selain itu, jangan sekali-kali bertanya pada staf apakah hotel tersebut boleh dihuni untuk pasangan non-pasutri atau tidak. Karena jika kalian menanyakan hal tersebut ke sebuah hotel konvensional, kalian bakalan jadi bahan tertawaan seluruh staf.
Di mana pun itu, penting untuk menjunjung etika dan sopan santun. Seperti tagline-nya, “Anda sopan, saya segan”.
BACA JUGA Mengungsi ke Hotel saat Listrik Padam adalah Kemewahan yang Sulit Kita Lakukan atau tulisan Reni Soengkunie lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.