Saya sering mendapat pertanyaan dari beberapa kawan perihal kelahiran kucingnya. Mereka mengaku kebingungan harus melakukan dan menyiapkan apa saat kucingnya akan melahirkan. Saya memang bukan dukun beranak atau bidan spesialis kucing, namun sepanjang hidup ini kayaknya sudah sekitar sepuluhan kali saya membantu persalinan emak kucing. Jadi, tiap kali ada kucing akan melahirkan, saya sudah tidak heboh.
Sebagian orang yang tidak terlalu suka dengan kucing mungkin menganggapnya berlebihan ya. Orang-orang ini biasanya menjadikan para kucing liar sebagai patokan atau role model bahwa kucing melahirkan itu yah sendiri aja bisa, nggak perlu dibantu segala. Mungkin mereka tidak paham, apa yang dilakukan kucing liar itu karena keadaan, bukan pilihan. Kalau mereka bisa milih, tentu mereka lebih milih melahirkan di tempat yang nyaman dan aman. Jadi saat dia merasakan kontraksi sebelum melahirkan, mereka tak perlu waswas ada kucing jantan mengintai anaknya.
Asal tahu saja, tidak hanya manusia yang suka mengalami kesulitan saat melakukan persalinan, emak kucing juga kerap mengalami hal semacam itu. Para kucing ini juga sering mengalami keguguran atau bahkan kematian saat melahirkan anaknya. Apalagi mereka biasanya melahirkan anak setahun dua kali. Tentu semakin tua umur si emak kucing, daya tahan dan kekuatannya semakin melemah.
Pengalaman membantu kucing melahirkan
Biasanya, sebelum melahirkan si kucing ini akan memberi sinyal untuk memberi tahu kita bahwa mereka akan melahirkan. Mereka akan mengeong-ngeong nggak jelas dan berjalan ke sana-kemari mencari tempat aman untuk melahirkan. Jika kita memiliki kedekatan dengan kucing kita, biasanya saat akan melahirkan, si kucing akan mencari kita. Mereka kemudian bakal ndusel-ndusel dan nempel terus, seolah ingin memberi tahu kita bahwa mereka merasa nyeri dan butuh pertolongan.
Jika hal ini sudah terjadi, hal pertama yang harus kita siapkan adalah kotak atau kardus yang sudah dialasi dengan kain. Biasanya jarak dia bersikap heboh dengan prosesi melahirkannya sendiri antara setengah sampai satu jam. Setelah boksnya siap, tempatkan emak kucing di dalam kardus tersebut, lalu elus-elus tubuhnya dengan perlahan. Khususnya pada perutnya, elus-elus terus. Biasanya si ibu kucing akan lebih rileks saat kita ada di sampingnya dan mengelus-elus perutnya seperti itu.
Banyak orang merasa jijik atau mual dengan bau amis kucing yang melahirkan ini. Jadi saya sarankan untuk memakai masker kalau memang tidak terbiasa dengan bau-bau semacam itu. Soalnya ada teman saya yang sampai tiga hari nggak bisa makan gara-gara nggak sengaja nyium bau kucing yang sedang melahirkan kayak gitu. Saya sendiri nggak pernah pakai masker, apa karena hidung saya udah kebal atau gimana, saya biasa aja dengan bau tersebut.
Oke, lanjut ya.
Setelah anak pertama lahir, si ibu kucing ini akan membersihkan anaknya sendiri. Kamu nggak perlu repot membersihkan lendir atau ari-ari si bayi kucing soalnya ibunya yang bakal membereskan semua itu. Ketika si anak pertama sudah bersih, si bayi akan langsung menyusu. Ini waktu yang tepat menyodorkan makanan dan minuman ke ibunya. Jadi jangan lupa sediakan makan dan minum untuk si ibu kucing ini biar punya tenaga saat melahirkan bayi selanjutnya. Biasanya sih a, sebelum melahirkan mereka enggan untuk makan. Namun, setelah anak pertama keluar, mereka akan kelaparan dan kepengin makan atau minum.
Jarak antara anak pertama dan anak lainnya bervariasi, ada yang satu jam dan ada yang dua jam. Nggak bisa langsung kayak manusia gitu sekali keluar. Biarkan saja si emak kucing ini istirahat sambil kita elus-elus lagi untuk persiapan kelahiran berikutnya.
Ingat, jangan sentuh si bayi kucing jika hubungan kita dengan si emak kucing kurang kuat. Kalau kita kurang dekat dengan si emak kucing, ada baiknya kita menggunakan sarung tangan saat memegang anak kucing tersebut. Soalnya banyak kejadian emak kucing jadi enggan menyusui anaknya karena bau kita menempel pada anaknya tersebut. Mungkin si emak kucing nyangka itu bukan anaknya karena baunya beda. Tapi kalau bonding kita kuat dan si emak kucing sudah hafal bau kita, silakan aja pegang-pegang si anak kucing.
Sesederhana itu sih. Yang penting sabar saat menunggui kucing melahirkan. Alhamdulillah, sejauh ini pasien-pasien saya selalu melahirkan dengan selamat. Baik si emak kucing ataupun bayinya juga sehat semua.
BACA Mari Berterima Kasih pada Kucing-Kucing yang Sudah Menemani Kita Karantina Diri di Rumah dan tulisan Reni Soengkunie lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.