Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Pasar Cilik Pesanggrahan, Pasar Kecil yang Hangat di Tengah Dinginnya Kota Batu

Iqbal AR oleh Iqbal AR
20 April 2024
A A
Pasar Cilik Pesanggrahan, Pasar Kecil yang Hangat di Tengah Dinginnya Kota Batu

Pasar Cilik Pesanggrahan, Pasar Kecil yang Hangat di Tengah Dinginnya Kota Batu (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Di tengah dinginnya Kota Batu, ada satu pasar yang terasa “hangat” di hati saya. Namanya Pasar Cilik Pesanggrahan Kota Batu.

Kalau orang Batu disuruh membahas soal pasar, pasti yang pertama terlintas adalah Pasar Induk Kota Batu. Pasar Induk Kota Batu memang sedang jadi pembicaraan akhir-akhir ini. Beberapa bulan lalu, pasar ini baru saja resmi berubah wajah dari pasar tradisional yang bisa dibilang agak kotor, menjadi pasar modern yang lebih rapi dan tentu saja lebih bersih, meskipun urusan parkir lagi-lagi jadi masalah.

Akan tetapi sebagai orang Batu, saya nggak akan membahas soal pasar induk yang baru ini. Sudah banyak yang bahas. Saya juga tidak banyak punya kenangan di sana, meskipun saya cukup sering mengantar ibu pergi ke pasar induk. Saya lebih tertarik membahas satu pasar di Kota Batu, sebuah pasar kecil yang punya tempat sendiri di hati saya. Pasar itu adalah Pasar Cilik Pesanggrahan Kota Batu atau yang kerap disebut dengan Pasar Cilik saja.

“Kenapa Pasar Cilik Pesanggrahan? Kamu kan bukan orang Pesanggrahan?”

Jadi begini ceritanya. Dulu, ketika saya masih duduk di kelas 3 sampai awal kelas 5 SD, saya dan orang tua saya lebih sering tinggal di rumah kakek nenek (orang tua ibu). Rumah kakek nenek saya terletak di Desa Pesanggrahan, Kota Batu, tepatnya di depan Balai Kota Among Tani (dulu Balai Kota Among Tani belum ada). Kami tinggal di sana untuk menjaga kakek saya yang waktu itu sedang sakit.

Satu tahun lebih saya tinggal di rumah itu, sebuah rumah loji (peninggalan Belanda) yang jadi rumah dinas kakek yang merupakan pensiunan tentara. Sepanjang saya tinggal di rumah kakek saya, satu hal yang nyaris selalu saya lakukan tiap pekan adalah ikut ibu atau nenek berbelanja ke pasar. Tujuannya sudah pasti Pasar Cilik yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah. Kami selalu jalan kaki ke sana.

Pasar Cilik Pesanggrahan Kota Batu memang cilik seperti namanya

Seperti namanya, Pasar Cilik ini memang kecil. Pasar ini hanya mengambil sepertiga bagian barat Jalan Sajid yang ada di Desa Pesanggrahan. Pasarnya kecil, jalanannya juga kecil: hanya muat dua mobil berpapasan. Meskipun kecil, pasar ini sudah cukup untuk memenuhi semua kebutuhan rumah tangga warga Desa Pesanggrahan, termasuk kebutuhan keluarga saya.

Hari Minggu pagi sudah pasti menjadi hari wajib pergi ke pasar. Dan saya selalu ikut ibu, nenek, atau tante saya (adik ibu) pergi belanja ke Pasar Cilik. Sebagai anak kecil, saya tentu tidak punya tujuan pasti pergi ke pasar. Saya hanya ikut-ikut orang tua. Syukur-syukur kalau pulang membawa kudapan atau mainan, meskipun jarang sekali saya dibelikan mainan.

Baca Juga:

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

3 Fakta Menarik tentang Kota Batu yang Jarang Dibicarakan Orang, Salah Satunya Pernah Terkenal dengan Perkebunan Kina

Hal yang paling saya ingat dari memori tentang Pasar Cilik Pesanggrahan Kota Batu ini adalah jamu dan kue pancong. Iya, dua hal itu wajib hukumnya untuk dibeli ketika pergi ke Pasar Cilik.

Tentang jamu, saya ingat betul bagaimana senangnya saya ketika membeli jamu. Penjual jamu di sana adalah seorang ibu-ibu (saya lupa namanya siapa) dengan gendongan jamu yang khas itu, yang mangkal di depan penjual tempe langganan keluarga saya.

Sebagai anak kecil, tentu saja jamu favorit saya adalah beras kencur. Tapi saya belinya bukan diminum di tempat. Saya selalu minta di bungkus plastik, lalu plastiknya ditarik, dibentuk sedemikian rupa hingga seakan mempunyai tangan dan kaki. Kalian tahu, kan, maksud saya? Itu sudah membuat saya senang, dan saya bisa minum jamu itu sembari berjalan pulang.

Soal kue pancong juga sama. Di ujung timur Pasar Cilik Pesanggrahan Kota Batu, ada penjual kue pancong yang sudah jadi langganan keluarga saya. Kalau hari-hari biasa, penjual kue pancong ini biasanya keliling di sekitar Desa Pesanggrahan. Kalau hari Minggu, penjual kue pancong sudah pasti akan mangkal di Pasar Cilik dan tak pernah luput dari sasaran saya dan keluarga.

Kue pancong panas dengan taburan gula di atasnya adalah kudapan terbaik. Meminjam kata Cing Abdel, kue pancong di Pasar Cilik itu no debat!

Harus berpisah

Setelah sekitar satu setengah tahun tinggal di rumah kakek-nenek saya, qodarullah kakek saya wafat karena sakit. Wafatnya kakek membuat nenek terpaksa pindah rumah.

Beberapa bulan setelah kakek wafat, nenek dan keluarga tante saya pindah dari rumah dinas di Desa Pesanggrahan ke rumah pribadi yang memang sudah disiapkan sebelumnya di Desa Temas, Kota Batu. Saya dan orang tua saya pun kembali ke rumah saya di Desa Tulungrejo. Kami “berpisah” meninggalkan Desa Pesanggrahan.

Pergi dari Desa Pesanggrahan berarti kami juga harus berpisah dengan Pasar Cilik. Setelah pindah, saya tidak pernah lagi pergi ke Pasar Cilik Pesanggrahan Kota Batu. Semua kenangan, tentang jamu, kue pancong, serta hiruk pikuknya sudah saya tinggalkan. Sudah tidak ada lagi jamu beras kencur dalam plastik, dan sudah tidak ada lagi kue pancong panas dengan taburan gula di Minggu pagi.

Mengorek kenangan di Pasar Cilik

Beberapa bulan lalu, di suatu siang, saya sedang mengantar ibu untuk kontrol kesehatan di Rumah Sakit Dr. Etty Asharto, yang hanya berjarak 100 meter. Sembari menunggu ibu, saya menyempatkan untuk jalan-jalan sejenak ke Pasar Cilik, sekadar untuk mengingat lagi memori masa kecil saya yang ada di sana.

Karena saya datang siang, pasarnya jelas sudah sepi. Tapi ternyata Pasar Cilik Pesanggrahan Kota Batu itu tidak banyak berubah. Pasarnya masih cilik, tentu saja. Ruas sebelah utara masih didominasi stan penjual yang dibangun dari kayu dan terlihat lebih bagus. Sementara ruas sebelah selatan masih didominasi beberapa ruko yang di depannya ada beberapa lapak penjual.

Saya tidak menemukan ibu-ibu penjual jamu dan penjual kue pancong. Mungkin jualan mereka sudah habis karena hari sudah siang. Atau mungkin mereka sudah tidak berjualan lagi. Entahlah.

Itulah sisa kenangan saya di Pasar Cilik Pesanggrahan, sebuah jantung dan penghidupan bagi masyarakat Desa Pesanggrahan Kota Batu, yang mana keluarga saya pernah bergantung kepada pasar ini. Pasar ini memang cilik, sesuai namanya, tapi saya bisa merasakan kehangatan di sana. Apa lagi jika memutar ingatan saya bertahun-tahun lalu ketika hari Minggu pagi pergi ke pasar ini.

Mungkin nanti, kalau sempat, saya akan kembali ke pasar ini di Minggu pagi. Saya akan mengajak ibu, berbelanja sedikit, dan tentu saja membeli jamu beras kencur dan kue pancong, kalau masih ada.

Penulis: Iqbal AR
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Orang Batu Nggak Suka Disamakan dengan Orang Malang. Keduanya Memang Serupa, tapi Tak Sama!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 April 2024 oleh

Tags: Batujawa timurKota BatupasarPasar Cilik Pesanggrahan Kota Batupasar tradisional
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

Warung Kopi Legendaris di Ponorogo yang Perlu Didatangi

Warung Kopi Legendaris di Ponorogo yang Sayang untuk Dilewatkan, Wajib Mampir!

20 Juli 2023
3 Alasan Licin Banyuwangi Jadi Tempat yang Tepat untuk Menghabiskan Hari Tua

3 Alasan Licin Banyuwangi Jadi Tempat yang Tepat untuk Menghabiskan Hari Tua

26 Oktober 2023
Lapangan Kodam V Brawijaya, Lapangan Militer yang Disulap Jadi Pasar Malam di Surabaya

Lapangan Kodam V Brawijaya, Lapangan Militer yang Disulap Jadi Pasar Malam di Surabaya

5 Februari 2024
6 Kecap Legendaris dari Jawa Timur Perpaduan Kekuatan Bangsa Romawi dan Kecerdasan Orang Tionghoa Terminal Mojok

6 Kecap Legendaris dari Jawa Timur: Perpaduan Kekuatan Bangsa Romawi dan Kecerdasan Orang Tionghoa

7 September 2022
Jember dan Banyuwangi Patah Hati 21 Tahun karena Pemerintah (Unsplash)

Jalur Selatan Jember: Mega Proyek JLS Mangkrak 21 Tahun yang Memupus Impian Indah Bersama Banyuwangi

18 September 2023
Jember Selatan seperti “Anak Tiri” Kabupaten Jember (Unsplash)

Penderitaan Orang Jember Selatan yang seperti Menjadi “Anak Tiri” Kabupaten Jember karena Perbedaan Bahasa dan Budaya

9 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.